Minggu, 08 September 2013

(Artikel Sastra) : "Puisi dan Ilustrasi"

Artikel Sastra









Puisi dan Ilustrasi




Ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik drawing, lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan hubungan subjek dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk.

Tujuan ilustrasi adalah untuk menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan, puisi, atau informasi tertulis lainnya. Diharapkan dengan bantuan visual, tulisan tersebut lebih mudah dicerna.

Sumber : Wikipedia Indonesia


Gambar atau ilustrasi di atas merupakan postingan dari komunitas Info For Us yang melengkapi sebuah puisi yang ditulis demikian :


karena aku lapar aku benci kekuasaan
yang melebarkan jurang
antara aku dan orang-orang kenyang


- Asep Sambodja Indonesia Sastra

(Dari koleksi Info For Us by Sonny H. Sayangbati - 07 April 2012)


Bagaimana Anda melihat ini ? Tentu saja gambar ilustrasi akan lebih menguatkan atau memperjelas maksud dari sebuah puisi, bahkan menambah daya keindahan tersendiri, ini bukanlah hal yang baru dalam suatu kebudayaan dan puisi, tentu Anda bertanya atas dasar apa ?

Banyak penilaian tersendiri yang diajukan oleh beberapa pendapat tokoh sastra dan pemerhati masalah puisi di Indonesia, ada yang memiliki pendapat bahwa 'sebaiknya puisi tidak dilengkapi ilustrasi, karena sebuah puisi kekuatannya adalah sebuah kata-kata, dan penggunaan ilustrasi akan mengurangi makna puisi.'

Pendapat demikian memang beralasan dan memiliki argumennya sendiri, saya pribadi tidak menentang pendapat ini, namun seperti halnya sebuah makanan yang serba variasi dan menggiurkan, bukannya 'haram' apabila kita memberikan sedikit variasi misalnya menambah hiasan dalam sebuah kudapan lezat.

Namun demikian saya akan sedikit mengulas bahwa asal usul penggunaan ilustrasi bukanlah hal baru dalam suatu jenis tulisan termasuk puisi, ada beberapa bukti bahwa sebuah ilustrasi telah lama dipergunakan oleh manusia dalam menulis sesuatu dalam bentuk yang sederhana dan tidak seperti sekarang ini

Serat Damarwulan pada kerajaan majapahit dahulu sekitar tahun sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. sudah menggunakan ilustrasi dalam sebuah puisnya :


Serat Damarwulan ini memiliki keunikan tersendiri. Serat yang berbentuk puisi dan ditulis menggunakan aksara pegon ini pada jaman dahulu digunakan untuk bahan macapat, yaitu untuk nembang. Ilustrasi yang tergambar pada serat tersebut yaitu berupa wayang krucil yang menggambarkan berbagai tokoh dari serat Damarwulan itu sendiri, seperti Ratu Kenconowungu, Menakjingga, Damarwulan, dan berbagai tokoh lainnya. Selain itu gambar ilustrasi ini juga menggambarkan dan menjelaskan isi cerita dari serat Damarwulan.


Sumber : http://muhammad-h-fib11.web.unair.ac.id/artikel_detail-71285-Tugas%20Kuliah-kodikologo%20serat%20damarwulan.html kodikologo serat damarwulandiposting oleh muhammad-h-fib11

pada 19 January 2013 

SERAT DAMARWULAN:
ASPEK KODIKOLOGIS DAN SOSIONASKAH DENGAN DOMINASI ILUSTRASI WAYANG KRUCIL


Lebih lanjut dijelaskan dalam perincian tulisan Serat Damarwulan dalam penggunaan ilustrasi disebutkan :



2.3  Iluminasi dan Ilustrasi


Iluminasi merupakan hiasan bingkai yang biasanya terdapat pada halaman awal dan mungkin juga pada halaman akhir sedangkan ilustrasi merupakan hiasan yang mendukung teks (Mulyadi, 1994). Dalam Serat Damarwulan keduanya sangat andil dalam dominasi tulisan, sehingga ketika membaca serat ini pembaca akan merasakan sensasi refleksi tersendiri.Pada tiap gambar ilustrasi wayang pasti disertakan keterangan dalam aksara Jawa, yakni menggunakan huruf carakan. Meski begitu terkadang juga terdapat tambahan keterangan dalam aksara latin. Dengan demikian pembaca akan merasa seolah menonton film, mendengarkan dongeng, dan menyaksikan secara nyatakarena teks yang diceritakan dalam naskah diilustrasikan langsung oleh wujud wayang-wayang yang penuh paduan contras warna yang detil dengan segala aksesori lengkap dan jelas memperkuat persepsi pembaca terkait gambaran cerita. Gambar karakter wayang yang sedang berperang atau berdiskusi dengan disertai beberapa keterangan nama wayang semakin membuat ilustrasi semakin kuat. Warna yang muncul pada wayang diantaranya merah, merah marun, kuning, biru muda, biru tua, hijau, hitam, ungu, dan abu-abu.


Sumber : Sumber : http://muhammad-h-fib11.web.unair.ac.id/artikel_detail-71285-Tugas%20Kuliah-kodikologo%20serat%20damarwulan.html kodikologo serat damarwulandiposting oleh muhammad-h-fib11


Dalam referensi-referensi  selanjutnya yang lebih tua dari Serat Damarwulan juga menggunakan ilustrasi dalam penggunaannya untuk memperkuat sebuah tulisan dalam bentuk yang lebis sederhana dan unik, misalnya :


Konsep ilustrasi bisa ditinjau kembali ke masa silam melalui lukisan dinding prasejarah dan konsep tulisan hierioglif.

Masa keemasan ilustrasi Amerika Serikat berlangsung pada tahun 1880, setelah perang dunia I. Hal ini terjadi seiring dengan populernya surat kabar, majalah, dan buku berilustrasi yang memungkinkan adanya eksperimen teknik oleh senimannya. Pada saat inilah banyak ilustrator yang menjadi kaya dan terkenal. Tema yang banyak muncul adalah aspirasi bangsa Amerika saat itu.

Di Eropa, seniman pada masa keemasan dipengaruhi oleh kelompok Pre-Raphaelite dan gerakan-gerakan yang berorientasi kepada desain seperti Arts and Crafts Movement, Art Nouveau, dan Les Nabis. Contohnya Walter Crane, Edmund Dulac, Aubrey Beardsley, Arthur Rackham dan Kay Nielsen.

Pada masa kini, ilustrasi semakin berkembang dengan penggunaan banyak software pembantu sepertiAdobeIllustrator, Photoshop, CorelDraw, dan CAD. Namun ilustrasi tradisional yang dibuat dengan tangan tetap memiliki nilai yang tinggi.

Di Indonesia, sejarah tradisi ilustrasi dapat merujuk kepada lukisan gua yang terdapat di Kabupaten Maros, provinsi Sulawesi Selatan dan di pulau Papua. Jejak ilustrasi yang berumur hampir 5000 tahun itu menggambarkan tumpukan jari tangan berwarna merah terakota. Selain lukisan gua, wayang beber dalam hiburan tradisional Jawa dan Bali dilihat sebagai ilustrasi yang merepresentasikan alur cerita kisah Mahabarata, tradisi yang kira-kira muncul bersamaan dengan berdirinya kerajaan Sriwijaya yang menganut agama Hindu di Pulau Sumatera bagian Selatan.


Sumber : Wikipedia Indonesia


Banyak bukti bahwa penggunaan ilustrasi umumnya dalam sebuah tulisan apa pun baik sastra maupun puisi memiliki asal usul yang jauh melampaui zamannya, dan saat ini penggunaan ilustrasi dalam sebuah puisi cukup populer dan memiliki keunikannya tersendiri.

Jika manusia gua sudah sejak lama menggunakan ilustrasi dalam meninggalkan sebuah jejak peristiwa, apalagi kita manusia modern seperti sekarang ini, apalagi beberapa jaring sosial dan tekhnologi memungkinkan untuk itu dilakukan dalam sebuah karya puisi, mengapa tidak ?





Jakarta, 23 Juli 2013
Sonny H. Sayangbati




_______________

Dari berbagai sumber serta referensi yang sudah disebutkan di atas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar