Suatu kali ku temukan
Bunga ditepi jalan
Siapa yang menanamnya
Tak seorangpun mengira
Bunga ditepi jalan
Alangkah indahnya
Oh..kasihan
Kan kupetik S'belum layu
Disekitar belukar
Dan rumput gersang
Seorangpun tak kan mau
Memperhatikan
Biarlah kan kuambil
Penghias rumahku
Bunga Di Tepi Jalan, Koes Plus
1.
Engkaulah gadis Sulamit,
bunga liar yang tumbuh!
2.
Engkau yang kehitam-hitaman,
sungguh aku ingin memilikimu
3.
Engkau kesukaan raja agung,
oh juitaku, kemarilah!
4.
Tiada yang menabur biji,
Lihatlah! Sulamit berdendang
5
Sungguh engkau gembala tersenyum,
sang Juita memilihmu
6.
Seperti bunga lili,
Sulamit kesukaan makhluk-makhluk bumi
Jakarta, 10/8/2013
© Originally written by Sonny H. Sayangbati
_______________
Catatan Tentang Gadis Sulamit
Gadis
Sulamit (Sulam) hidup sewaktu zaman raja Sulaiman (Salomo) dikenal
karena : kesalehan, kesetiaannya pada sang gembala di padang daripada
hidup bersama sang raja Israel di Yerusalem, gadis berkulit hitam dan
manis.
Dalam catatan Kidung Agung disebutkan
bahwa gadis Sulamit disebut sebagai: 'Bagaikan pohon apel di antara
pohon-pohon di hutan, demikianlah kekasihku di antara anak-anak lelaki.
Naungannya sangat kudambakan, di sanalah aku duduk, dan buahnya manis
bagi langit-langitku'.
'Aku memang gadis yang
hitam, namun molek ... Janganlah memandang aku karena aku
kehitam-hitaman, oleh karena matahari telah menerpa aku. Putra-putra
ibuku marah kepadaku; mereka menetapkan aku sebagai pengurus kebun-kebun
anggur'.
'gadis Sulamit yang saleh dengan serius
memohon kepada rekan-rekannya ’agar tidak membangkitkan dan
menggerakkan cinta sebelum diingininya’. 'Aku menyuruh kamu bersumpah,
hai, putri-putri Yerusalem, demi kijang-kijang betina atau demi
rusa-rusa betina di padang, agar kamu tidak berupaya membangunkan atau
membangkitkan cinta dalam diriku sebelum dikehendakinya.'
'Gadis Sulamit nan manis juita,
Kebajikan rohanimu berlimpah.
Tuturmu menyenangkan,
kau memikatku.
Kau Sulamit sayang mempesonaku.
....
”Kaum sisa” Sulamit tahan godaan,
Untuk mempelai jaga kesucian.
Para teman put’rimu, yang menyertaimu,
Ikut bergembira, ’kan pahalamu
(Sumber : Watchtower Library versi bahasa Indonesia)
# Puisi di atas menggunakan metode puisi @ Lifespirit 2, 7 (dua baris dan tujuh kata).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar