Minggu, 01 September 2013

Puisi




Engkaulah Jiwaku Sendiri



Suatu hari yang cerah dan terilham Majnun merenung tentang kehidupannya, di bawah pohon korma dia duduk beralaskan sepotong kain dan udara padang pasir yang panas, dia berteduh mengharapkan angin sepoi-sepoi bertiup melambaikan daun-daun pohon korma, sehingga pikirannya teduh dan tenang.

Sedalam-dalamnya Majnun merenung tentang kekasih abadinya dalam kalbu dia bertanya pada kata hatinya: 'Oh Laila, aku tahu kamu jauh di sana dan aku dengar seorang pria yang baik mencintaimu, tergetar hatiku oleh pria yang mencintaimu, namun hatiku tak tergerak sedikitpun untuk mencemburuimu, aku berikan senyumku.'

Majnun terus merenung: 'Laila kasihku, keterpisahan yang jauh membuatmu kesepian, engkau menghibur dirimu sendiri seolah-olah pria itu adalah aku sendiri, entahlah Laila aku berpikir seperti itu, hatiku yang sebelah dalam mengatakan itu padaku dalam mimpi, bukankah seorang pria Majnun hidupnya karena mimpi.'

Tak masalah seorang pria bermimpi dan berkhayal, itulah satu-satunya hiburan dan yang membuat hati pria kuat serta tabah, tak seperti wanita yang mewujudkan cintanya dalam diri pria lain. Aku tak menyalahkanmu Laila, engkau hanya melihat dunia sebelah mata, sebab sebelahnya lagi akulah yang memikirkan, engkau tak kuat menanggungnya.

Sabarlah kasihku Laila, aku memang bermimpi hidup bersamamu bukan dalam dunia  yang payah seperti ini, malah aku berpikir bahwa kekasihku hidup dengan seorang pria yang irip denganku, sampai akhirnya dia tahu dalam dunia lain bahwa hanya Majnun yang dia inginkan, aku maklum dan mengerti jiwaku sendiri.

Engkau Laila adalah jiwaku sendiri, ke mana pun engkau melangkahkan kaki atau mengedipkan mata, itu adalah aku sendiri, semua jiwaku ada dalam pikirmu, gerak-gerikmu, setiap keputusanmu, setiap rindu yang datang bertandang, sekali lagi aku mengerti, mengerti, mengerti, engkaulah jiwaku sendiri yang bicara dalam mimpi semalam.




Jakarta, 1/9/2013
Sonny H. Sayangbati


Tidak ada komentar:

Posting Komentar