Sabtu, 07 September 2013

Puisi






Modern





Daun-daun berguguran di tanah permai
sungai-sungai mengering di negeri curah hujan
Padi dan biji-bijian layu di negeri ripah loh jinawi

Hutan belantara beton ditanam di kota-kota
janganlah heran menuai manusia kotak-kotak
robot dengan kemampuan manajemen canggih

Tanpa perasaan
semua dihitung dengan kalkulator
hitung untung tak mau impas

Siapa menabur angin menuai badai
siapa memakan ubi-ubian akan menuai kentut
bau busuk di mana-mana

Aromanya menyebar sampai ke tulang dan darah
siapa mampu menghentikan
sastrawan sibuk dengan kritik sastranya

Menelisik yang paling dalam
Penyair sekarang jarang yang dipenjara
paling-paling ditulis sebagai DOH

Oh negeriku yang beragam macam
disudut-sudut negeri orang masih terbelakang
dinegeri yang melimpah dan kaya

Orang pintar berkata: manajemen, manajemen
semua belajar ilmu hitung menghitung
akhirnya jadi pandai dalam hitung menghitung

Generasi sekarang mengatakan bapak-bapak kita
mengajar anak serba berkecukupan, karena itu kita hidup
jangan sekali-kali menjadi sastrawan, hidup dari menjual kata-kata dan buku?

Oh stereotype, sarkasme, satir entahlah bicara yang kejam
panggilan hati dihitung dari budaya materialisme
mengejar yang tak terkejar

Benarlah kata pepatah, hidup seperti air mengalir
jadilah air nak kata bapak kepada anak-anaknya
pahamilah itu, kelak engkau akan punya anak






Jakarta, 7/9/2013
Sonny H. Sayangbati




______________

DOH : Daftar Orang Hilang



Tidak ada komentar:

Posting Komentar