Sumber Tulisan : RBTH Indonesia [Russia Beyond The Headlines]
http://indonesia.rbth.com/discover_russia/2014/03/28/bangsa_cossack_sang_penakluk_dari_alaska_sampai_paris_23487.html
____________________
28 Maret 2014
Bangsa Cossack adalah bangsa yang dulu menemukan Siberia dan Alaska,
melindungi perbatasan Rusia, pernah memberontak melawan Kekaisaran
Rusia, namun kemudian mengabdi kepada para Tsar dengan loyal. Bangsa
Cossack sangat ditakuti oleh orang-orang Eropa. Bangsa ini pernah
menaklukan Paris, mengalahkan Turki Ottoman, serta dikagumi
panglima-panglima Napoleon atas kemampuan bertempur mereka. RBTH akan
mengulas bangsa Cossack pada masa prarevolusi yang jelas merupakan
bagian unik dalam sejarah Rusia.
Para Don Cossack di akhir abad ke-19. Kredit: RIA Novosti
Kata kazak (yang umum ditulis 'cossack') berasal dari keluarga bahasa
Turki yang artinya “orang bebas, petualang, pengembara”. Akar kata ini
dapat ditemukan dalam nama bangsa Kazakh modern.
Penindasan feodal, kelaparan, kekeringan, penyakit, penganiayaan oleh Old Believers (kelompok Ortodoks Rusia), serta berbagai kemalangan lain memaksa masyarakat yang aktif dan bersemangat dari seluruh Rus mencari wilayah lain untuk ditempati. Mereka mencari ‘tanah tak bertuan' untuk kehidupan yang lebih baik, menyusuri pesisir padang rumput Eropa Timur yang keras di bagian bawah Sungai Dnieper, Don, Terek, Volga dan Ural. Di tepi sungai-sungai besar itulah masyarakat Cossack yang mandiri terbentuk.
Sejak dulu, bangsa Cossack berbicara dalam berbagai dialek bahasa
Rusia yang dapat dipahami oleh orang Rusia, kecuali untuk beberapa kata
tertentu. Meski bangsa tersebut tidak pernah memiliki identitas nasional
yang kuat seperti bahasa, mereka memiliki identitas kelas dan
kepercayaan (Ortodoks) yang cukup berkembang.
Tak dapat dipungkiri bahwa sifat bawaan orang Cossack memang
keras karena dibesarkan sebagai prajurit sejak bayi. Mereka kasar dan
sering kali kejam dalam berurusan dengan penduduk setempat. Namun mereka
dapat membangun fondasi hidup bersama yang damai antara warga Rusia dan
penduduk asli yang tanahnya mereka duduki, tidak seperti bangsa Eropa
yang memusnahkan penduduk asli secara besar-besaran ketika melakukan
ekspansi ke wilayah lain.
Setelah Pemberontakan Pugachev surut, otoritas kekaisaran memutuskan bahwa demi kebaikan mereka sendiri konflik dengan bangsa Cossack harus dihindari. Kelas prajurit hebat Cossack pun lahir. Kewajiban utama mereka adalah menjaga perbatasan Kekaisaran dan melakukan kampanye militer. Mereka mendapat hak-hak istimewa tertentu dari Tsar atas jasa mereka berupa tanah yang luas, status bebas pajak dan hak untuk memiliki pemerintahan internal. Para Don Cossack bahkan diberi wilayah otonom sendiri yakni Provinsi Tentara Don Cossack. Berkat kesepakatan ini, pemerintah yang berhati-hati untuk tidak berkonflik dengan bangsa Cossack bisa mendapat dukungan tanpa syarat dari mereka. Sejak saat itu, bangsa Cossack menjadi salah satu yang paling loyal kepada Tsar. Mereka mengorganisir diri dengan sangat baik, memiliki senjata, sangat terampil bertempur dan selalu siap untuk menumpahkan darah “demi Tsar dan Ortodoks”.
Tak ada yang bisa menyebutkan kapan tepatnya bangsa
Cossack lahir, namun diyakini riwayat Cossack dimulai pada abad ke-15
ketika nama tersebut mulai sering muncul dalam dokumen sejarah.
Penindasan feodal, kelaparan, kekeringan, penyakit, penganiayaan oleh Old Believers (kelompok Ortodoks Rusia), serta berbagai kemalangan lain memaksa masyarakat yang aktif dan bersemangat dari seluruh Rus mencari wilayah lain untuk ditempati. Mereka mencari ‘tanah tak bertuan' untuk kehidupan yang lebih baik, menyusuri pesisir padang rumput Eropa Timur yang keras di bagian bawah Sungai Dnieper, Don, Terek, Volga dan Ural. Di tepi sungai-sungai besar itulah masyarakat Cossack yang mandiri terbentuk.
Mereka pernah bertempur dengan semua tetangganya:
Kadipaten Agung Muscovy (Grand Duchy of Muscovy), Kerajaan Krimea,
Turki, serta Persemakmuran Polandia-Lithuania. Jika diperlukan, mereka
akan membentuk aliansi sementara dengan musuhnya. Dengan banyaknya jalur
dagang yang mereka kuasai, bangsa Cossack menarik bayaran dari semua
orang yang ingin melalui wilayah mereka, bahkan terkadang dengan cara
merampok.
Dari mana asal bangsa Cossack? Menurut para peneliti,
bangsa Cossack jelas memiliki unsur Rusia dan Slav Timur. Dengan
pengaruh unsur Turki dan Kaukasia, banyak keturunan Cossack yang
berambut hitam dan bermata gelap.
Saat ini, bangsa Cossack telah menganggap diri mereka orang Rusia,
dengan darah Rusia khusus. Para ahli menyebutnya 'subetnisitas'.
Identitas Ortodoks bangsa Cossack membuat mereka
jatuh ke dalam kekuasaan Muscovy yang baru bangkit, lalu kemudian berada
di bawah kuasa Kekaisaran Rusia dengan hukum penaklukan atau feodal.
Wilayah Cossack diatur dengan hukum internal mereka sendiri, semacam
demokrasi Cossack. Mereka hanya mau memilih komandan dari wilayah mereka
sendiri saat perang. Saat masa damai, semua orang Cossack dianggap
setara.
Namun demikian, bangsa Cossack terus berada di bawah
tekanan Tsar selama abad ke-17 dan ke-18. Tsar menggunakan segala cara
untuk melawan ‘pemberontak’. Wajar jika kemudian upaya-upaya itu
ditanggapi dengan perlawanan sengit. Para pemimpin Cossack yang disebut
Ataman memimpin berbagai pemberontakan terhadap Moskow, mendorong ribuan
petani untuk membuat kekacauan. Stepan Razin memimpin sebuah
pemberontakan besar terhadap Tsar Alexis pada 1670-1671. Hal tersebut
diikuti pembangkangan Kondraty Bulavin terhadap Peter yang Agung dan
perlawanan Yamelyan Pugachev terhadap Katarina yang Agung. Zaporizhian
Sich dibubarkan oleh sang Kaisar karena penduduknya keras kepala,
sehingga bangsa Cossack harus pindah ke wilayah Kuban. Tetapi sejumlah
orang Cossack memilih pindah ke wilayah Ottoman dan membentuk Danubian
Sich yang loyal kepada Sultan Ottoman, sementara yang lain pindah ke
Vojvodina, tempat mereka mengabdi kepada Keluarga Kerajaan Habsburg di
perbatasan Austria dan Turki.
Lukisan
yang menggambarkan Zaporizhian Cossack yang sedang menulis surat kepada
Sultan Turki karya seniman terkenal Rusia Ilya Repin. Untuk menggambar
lukisan ini Repin pergi ke Kuban dan belajar dari orang-orang Cossack
yang masih hidup. Sumber: PressPicture
Penakluk Tangguh
Meski hubungan antara Kekaisaran Rusia dan bangsa
Cossack penuh ketegangan, pada masa damai Kekaisaran Rusia tetap
memanfaatkan orang-orang Cossack untuk membantu memperluas wilayahnya.
Orang Cossack berperan besar dalam menaklukan wilayah Pegunungan Ural,
Siberia dan Timur Jauh Rusia menjadi bagian dari Federasi Rusia. Banyak
kota yang didirikan oleh bangsa Cossack di wilayah-wilayah tersebut,
termasuk yang sekarang menjadi ibukota Irkutsk, Khabarovsk, Omsk, Tomsk,
Republik Sakha, Blagoveshchensk, Petropavlovsk-Kamchatsky, Orenburg,
Krasnoyarsk, Krasnodar, Grozny, serta masih banyak lagi.
Orang-orang Cossack berpetualang hingga mencapai
Samudra Pasifik, perairan maha luas tersebut bahkan tidak dapat menahan
mereka. Pada 1648, Semyon Dezhnyov menemukan sudut lain Amerika dan
memperluas wilayah Rusia hingga Alaska.
Penaklukan banyak wilayah Eurasia yang sekarang
menjadi bagian integral Federasi Rusia sebagian merupakan rencana
strategis dan instruksi langsung dari Tsar, namun sebagian juga
merupakan akibat keinginan dasar bangsa Cossack untuk hidup secara
merdeka dan bebas jauh dari Tsar dan pemerintahan. Di wilayah-wilayah
itulah cadangan minyak, gas, emas, dan mineral lain terkonsentrasi dan
kini menjadi kekayaan alam Rusia.
Prajurit Hebat yang Loyal
Tidak ada satu pun suku atau penduduk asli yang dihancurkan selama kolonisasi Rusia yang dilakukan oleh bangsa Cossack.
Setelah Pemberontakan Pugachev surut, otoritas kekaisaran memutuskan bahwa demi kebaikan mereka sendiri konflik dengan bangsa Cossack harus dihindari. Kelas prajurit hebat Cossack pun lahir. Kewajiban utama mereka adalah menjaga perbatasan Kekaisaran dan melakukan kampanye militer. Mereka mendapat hak-hak istimewa tertentu dari Tsar atas jasa mereka berupa tanah yang luas, status bebas pajak dan hak untuk memiliki pemerintahan internal. Para Don Cossack bahkan diberi wilayah otonom sendiri yakni Provinsi Tentara Don Cossack. Berkat kesepakatan ini, pemerintah yang berhati-hati untuk tidak berkonflik dengan bangsa Cossack bisa mendapat dukungan tanpa syarat dari mereka. Sejak saat itu, bangsa Cossack menjadi salah satu yang paling loyal kepada Tsar. Mereka mengorganisir diri dengan sangat baik, memiliki senjata, sangat terampil bertempur dan selalu siap untuk menumpahkan darah “demi Tsar dan Ortodoks”.
Brigade Cossack. Balkan, 1877-1878. Sumber: Press Photo/arsip bioskop dan foto dokumentasi Rusia
Sesuai tradisi, setiap Don Cossack muda menerima kuda, tombak, pedang, senapan, belati, dua pistol dan dua setel seragam musim dingin dan musim panas dari keluarganya.
Abad ke-19 adalah zaman keemasan bangsa Cossack. Para Don Cossack di bawah kepemimpinan Matvei Platov bersama tentara Rusia yang digdaya mengalahkan Napoleon dan merebut Paris. Dengan melakukan hal tersebut, mereka memberi Eropa dan dunia sebuah citra baru penunggang kuda yang tak terkalahkan dan kata bistro pun masuk ke dalam bahasa internasional. Bangsa Cossack tak hanya berhasil menekan pemberontakan di wilayah Rusia (Polandia), mereka juga menyelamatkan Kekaisaran Habsburg dari pemberontak Hungaria pada 1848. Di sini mereka bertempur melawan warga Austria, orang-orang Serbia yang tetap loyal kepada Wina. Pada 1878, tentara Cossack dan Rusia mengalahkan Turki Ottoman yang akhirnya menghantarkan Bulgaria, Serbia dan Rumania ke pintu kemerdekaan. Orang Cossack membantu meredakan pemberontakan lokal dan bertempur gagah berani di garis depan dalam Perang Rusia-Jepang dan Perang Dunia I. Semua itu terjadi sebelum bermulanya perang saudara berdarah yang begitu menyedihkan pada 1918. Tetapi sejarah bangsa Cossack pada abad ke-20 merupakan kisah yang berbeda.
Fakta Menarik
- Tsar Pavel I yang bersekutu dengan Napoleon, mengirim tentara Cossack untuk menaklukkan India. Akan tetapi, kematian sang Tsar mengakhiri misi ini.
- Kuda Cossack dikenal dengan daya tahan yang tangguh dan kecantikannya yang mengagumkan.
- Anda dapat melihat Don Cossack di lukisan-lukisan tua, ia memakai seragam biru dengan garis celana merah dan taji.
- Orang Cossack Terek dan Kuban mengambil banyak budaya dari tetangganya di Kaukasus, termasuk gaya busana, cara menari, senjata, dan sebagainya.
- Syekh Persia memiliki brigade Cossack yang meniru Tentara Cossack Rusia. Brigade tersebut dipimpin oleh seorang perwira Rusia.
- Desa Parizh (nama Rusia untuk Paris) di Kawasan Chelyabinsk, Pegunungan Ural diberi nama demikian untuk menghormati masyarakat Cossack Ural yang turut serta menyerang Paris pada 1814.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar