Jumat, 13 Juni 2014

(Tokoh-Tokoh Dunia Sastra) - Jean Paul Sartre ? Pelopor Filsafat Eksistensialisme


Jean-Paul Sartre



Jean-Paul Sartre lahir pada tahun 1905 di Paris, Perancis.

Sartre paling dikenal untuk teori filosofisnya mengenai eksistensialisme dan hubungannya pada perjuangan sosial dan politik.

Namun, karya Jean-Paul Sartre tidak hanya terkonsentrasi pada filsafat. Dia juga menulis novel, drama, dan pamflet politik.

Dia dianggap sebagai salah satu pemimpin budaya yang paling menonjol pasca-perang budaya Perancis.

Pada tahun 1924, Jean-Paul Sartre mulai belajar filsafat di École Normale Supérieure di Paris.

Pada tahun 1931, dia menjadi Profesor Filsafat dan mengajar di Le Havre. Pada tahun 1932, Sartre pindah ke Berlin untuk mempelajari filsafat Edmund Husserl dan Martin Heidegger.

Selain di Le Havre, dia juga mengajar di Lycée Pasteur di Paris pada tahun 1937-1939. Sejak akhir Perang Dunia II hingga kematiannya, Sartre mencari nafkah sebagai penulis independen.

Filosofinya mengenai eksistensialisme adalah pusat tulisannya dan inti dari identitasnya.

Mengajar sambil menggambar seperti yang dia pelajari dari Husserl dan Heidegger, Sartre berhasil mempopulerkan teori eksistensialisme.

Meskipun popularitas tulisannya mencapai puncaknya pada tahun empat puluhan, tulisan, novel, dan drama miliknya dianggap menjadi karya sastra klasik modern.

Jean-Paul Sartre mengambil pandangan ateisme dan menyatakan hilangnya Tuhan bukanlah sesuatu yang harus ditangisi.


Manusia dikutuk pada kebebasan, kebebasan dari semua otoritas. Manusia mungkin berusaha menghindari, menyangkal, dan mendistorsi kebebasan ini, tetapi hanya ketika dia memiliki keberanian untuk menghadapinya bahwa dia menjadi manusia moral.

Setelah kebebasan ini diakui, manusia harus berkomitmen untuk melaksanakan peran di dunia. Upaya manusia untuk berkomitmen pada kebebasan akan sia-sia tanpa solidaritas orang lain.

Jean-Paul Sartre menyajikan teori ini kepada dunia pada tahun 1948 melalui buku Qu’est-ce que la Littérature? (Apakah Sastra ?).

Dalam buku ini, Sartre menjelaskan bahwa sastra tidak hanya peduli dengan cerita, karakter, dan situasi, tetapi harus difokuskan pada kebebasan dan komitmen penulis untuk kebebasan.

Karya awal Sartre terutama bertema penelitian psikologis dan tidak terlalu sukses pada saat itu.

Novelnya pertama, The Nausée (Nausea), pada tahun 1938 dan koleksi cerita pendek, Le Mur (Intimacy), yang diterbitkan pada tahun yang sama, akhirnya membuat nama Jean-Paul Sartre diakui.

Buku-buku tersebut menggunakan istilah dramatis untuk mengungkapkan tema tentang keterasingan, komitmen, dan menemukan keselamatan melalui seni.

Pada tahun 1943, Jean-Paul Sartre menulis karya filosofinya yang paling penting, L’ Etre et le Neant (Being dan Nothingness), yang berisi formula dan konsep besar tentang menjadi (being).

Sebagian besar pemikiran eksistensialis modern sedikit banyak mendasarkan pada konsep dan teori Jean-Paul Sartre yang digambarkan dalam buku ini.

Sartre meninggal pada tahun 1980 pada usia 75 tahun. Pemakamannya dihadiri oleh banyak orang dengan hasil pemikiran yang memiliki pengaruh di seluruh dunia.[]




___________________

Sumber : http://www.amazine.co/28236/siapakah-jean-paul-sartre-pelopor-filsafat-eksistensialisme/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar