KADAL agama melompat dari
permukaan horizontal ke dinding vertikal dengan mudahnya. Tetapi, kalau
permukaannya licin, si kadal tidak bisa berpijak dengan baik, namun ia
tetap berhasil mendarat di dinding. Bagaimana mungkin? Rahasianya ada
pada ekornya.
Pikirkan: Sewaktu melompat
dari permukaan yang kasar—yang memberikan pijakan yang stabil—kadal
agama pertama-tama menyeimbangkan tubuhnya, dan ekornya tetap mengarah
ke bawah. Ini membantu mereka melompat pada sudut yang tepat. Namun, di
permukaan yang licin, mereka cenderung tergelincir dan melompat pada
sudut yang salah. Tetapi, sewaktu di udara, mereka memperbaiki sudut
tubuh mereka dengan mengayunkan ekor ke atas. Proses ini rumit. ”Kadal
harus secara tangkas menyesuaikan sudut ekornya dengan benar supaya
tubuhnya tetap tegak,” kata sebuah laporan yang dirilis University of
California, Berkeley. Semakin licin permukaannya, semakin tinggi kadal
ini mesti menaikkan ekornya agar bisa mendarat dengan aman.
Ekor kadal agama bisa membantu
para insinyur merancang kendaraan robotik yang gesit yang bisa digunakan
untuk mencari korban selamat dari gempa bumi atau bencana lainnya.
”Robot tidak segesit binatang,” kata periset Thomas Libby, ”jadi kalau
robot bisa dibuat lebih stabil, itu suatu kemajuan.”
Bagaimana menurut Anda? Apakah ekor kadal agama muncul karena evolusi? Atau, apakah ini dirancang?
[Gambar di hlm. 16]
[Keterangan]
© Ariadne Van Zandbergen
____________________
Sumber : http://wol.jw.org/id/wol/d/r25/lp-in/102013050
Sumber : http://wol.jw.org/id/wol/d/r25/lp-in/102013050
Tidak ada komentar:
Posting Komentar