Chairil Anwar, siapa pun pasti mengenal sastrawan yang satu ini.
Sajak-sajaknya seperti “Aku”, “Diponegoro”, dan “Kerawang-Bekasi” sudah
dibaca sejak di bangku sekolah dasar. Sayangnya, dia mati muda, dalam
usia 26 tahun, tepatnya pada tanggal 28 April 1949. Kita hanya bisa
mengenalinya melalui karya-karyanya. Pada kesempatan kali ini Spoila
berhasil mengumpulkan fakta-fakta seru tentang Chairil Anwar yang layak
kamu tahu. Check it out!
- Penggemar Pingpong dan Bulu tangkis yang Tidak Mau Kalah
Chairil suka bermain pingpong dan bulu tangkis di halaman kantor
organisasi pemuda Bumiputra. Saat sedang bermain, Chairil selalu
berteriak-teriak dan bersorak-sorak, pokoknya heboh sendiri. Dalam
setiap permainan, dia selalu ingin menang dan pokoknya harus dia yang
menang. Intinya, tidak pernah mau kalah.
- Ditolak Panji Pustaka.
Pada masa penjajahan Jepang, Chairil suka datang menemui H.B. Jassin
yang saat itu menjadi anggota redaksi majalah Panji Pustaka. Tujuan
Chairil menemui Jassin tentu saja karena ingin mengirim sajak. Namun
sayang, ketika Jassin menawarkan sajak-sajak itu, Panji Pustaka
menolaknya. Alasan mereka, sajak-sajak Chairil sangat individualistis.
- Aku Ini Bintang Jalang
Suatu kali, H.B. Jassin menjadi pembicara dalam sebuah diskusi. Ia
membawakan sajak-sajak Asmara Hadi yang menurutnya cukup baik. Ketika
itu, Jassin beranggapan karya yang baik adalah karya yang mengobarkan
semangat perang, bukan melemahkan semangat. Tiba-tiba Chairil muncul, ia
tidak setuju dengan pernyataan Jassin. Menurut Chairil, karya Asmara
Hadi bukan sajak, melainkan hanya teriakan-teriakan.
“Kalau mau tahu sajak yang bagus, ini misalnya,” kata Chairil sambil
menulis di papan tulis: AKU INI BINATANG JALANG, DARI KUMPULANNYA YANG
TERBUANG.
Rosihan Anwar bangkit dan memberikan kritik terhadap kalimat yang
ditulis Chairil itu, “Apa Saudara ini jago-jagoan begitu, bisa celaka
sendiri nanti digebuki orang. Aku ini binatang jalang! Memalukan saudara
itu binatang jalang!” Terjadilah diskusi. Chairil diberi kesempatan
menjadi pembicara yang kedua.
- Sang Plagiat
Meskipun pernah ditolak oleh Panji Pustaka, Chairil tidak menyerah.
Dia kembali menyerahkan sajak-sajaknya kepada Jassin, dan kali ini
Jassin memuatnya di Panji Pustaka. Namun, beberapa waktu kemudian,
akhirnya Jassin tahu bahwa sajak “Datang Dara Hilang Dara” itu bukanlah
sajak karangan Chairil, melainkan sajak Hsu Chih Mo.
Tentu saja Jassin kecewa berat. Dia langsung menulis sebuah karangan
tentang plagiarisme, apa pengaruhnya, dan apa yang dimaksud dengan
orisinalitas. Jassin menulis itu memang untuk khalayak umum, tapi
sebenarnya itu adalah bentuk sindiran kepada Chairil.
- Chairil Ditonjok Jassin
Rupanya, tulisan Jassin soal plagiarisme berhasil membuat Chairil
tersindir. Pada saat Jassin bersiap-siap untuk pementasan drama berjudul
“Api” di belakang panggung, Chairil menghampiri Jassin dan berkata,
“Ah, cuma itu saja yang kamu bisa!”
Hati Jassin panas dibilang seperti itu. Dia langsung menonjok Chairil
sampai penyair itu terjatuh. Usmar Ismail dan Rosihan Anwar yang saat
itu sedang berada di sana, segera membawa Chairil keluar gedung
pertunjukan.
Saat Jassin naik pentas, Chairil berteriak-teriak, “Itu, itu Jassin yang memukul saya tadi!”
- Berlatih Angkat Besi
Setelah tragedi di atas, Chairil akhirnya mulai sering berlatih
angkat besi di Taman Siswa. “Gue pukul si Jassin itu!” ujarnya. Namun,
saat mereka bertemu, Chairil tidak terlihat marah dan Jassin pun
demikian.
- Berkenalan dengan Karya-Karya Sastra Dunia
Chairil adalah keponakannya Sutan Syahrir, mantan Perdana Menteri RI pertama. Pamannya itu memiliki banyak buku, termasuk buku-buku sastra mutakhir. Di rumah pamannya itulah Chairil berkenalan dengan karya-karya sastra dunia. [Dezhavoe/Spoila]
____________________
Sumber : http://spoilaaa.wordpress.com/2014/11/21/7-fakta-seru-tentang-chairil-anwar/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar