Seni percakapan sudah hilang karena orang lebih suka menggunakan surat elektronik, teks dan tweet untuk berkomunikasi.
Banyak komentator sosial yang mengatakan bahwa seni percakapan sudah hilang karena orang lebih suka menggunakan surat elektronik, teks dan tweet untuk berkomunikasi. Namun BBC melaporkan banyak pendukung tradisi lisan berusaha menghidupkan kembali seni percakapan.Bisakah kita berbicara? Itu adalah undangan untuk bergosip.
Tapi
hal itu bukan lagi pertanyaan retorik. "Bisakah kita berbicara?" telah
menjadi salah satu isu paling mendesak secara sosial, budaya bahkan
filosofi bagi beberapa komentator sosial.
Orang seperti pakar psikologi Sherry Turkle memperingatkan bahaya hilangnya kekuatan lisan seperti yang dulu diketahui.
Mereka menunjukkan menjamurnya interaksi digital, melalui surat elektronik, teks, tweet dan aplikasi lain yang menggantikan percakapan.
Beberapa
perusahaan telepon seluler melaporkan bahwa banyak pelanggan tidak lagi
menggunakan fasilitas "menit gratis" tapi kini mereka lebih banyak
meminta fasilitas mengirim teks dan jasa online.
Dengan kata lain,
kita telah tiba di posisi luar biasa dimana kita memiliki lebih banyak
percakapan digital dibandingkan percakapan "asli.
"Saya bertanya
apa yang terjadi dengan percakapan," kata Profesor Turkle dari
Massachusetts Institute of Technology, yang selama ini menyelidki
bagaimana ponsel pintar membuat masyarakat menjadi bisu.
"Dan
mereka mengatakan, yang salah dengan percakapan adalah karena hal itu
terjadi secara langsung dan Anda tidak bisa mengontrol apa yang ingin
Anda katakan."
___________________
Simber : http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/07/apakah-seni-percakapan-kita-sudah-hilang
(Sumber: bbc.co.uk/indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar