Bacalah buku-buku yang terbaik terlebih dahulu, kalau tidak maka anda tidak akan punya waku untuk membacanya.-- Thoreau
Membaca
buku yang anda sukai amatlah menyenangkan, seperti halnya kita pergi
tamasya ke tempat-tempat yang kita sukai dengan pemandangan yang masih
asri dan menyegarkan, misalnya pergi ke daerah pegunungan yang memiliki
udara segar dan melihat-lihat pohon-pohon yang serba hijau dengan aliran
sungai yang jernih, atau bagi yang suka dengan pemandangan pantai atau
pulau terpencil di tengah laut, juga bisa menimbulkan efek menyenangkan
dan menenangkan pikiran dengan suasana udara laut yang menyegarkan serta
pemandangan indah atau mendengarkan alunan ombak yang menghantam
pantai.
Mengapa membaca buku yang kita sukai bisa
disamakan dengan orang yang pergi bersantai ke suatu tempat yang
menyenangkan ? Tentu saja ini amat mengherankan beberapa orang. Akan
tetapi di sini kita sedang mencari perasaan rileks, yaitu sumber pikiran
kita yang perlu disegarkan, yaitu otak kita.
Tentu saja
membaca buku seperti halnya rekreasi yang menyenangkan, bukanlah sesuatu
pekerjaaan yang sia-sia, atau asal menyenangkan saja, tentu saja tidak,
menyenangkan adalah unsur utama yang membangkitkan minat atau
bergairah, ini juga penting sekali. Ketertarikan akan sesuatu hal
sebagai permulaan dari rekreasi sehat baca buku.
Mendengar (membaca) adalah perkara mudah. Mengerti yang didengar, setingkat lebih sulit. Menyetujui atau menolak yang didengar, lebih lagi memerlukan kebijakan pikir yang tidak sederhana. ~ Dhenok Kristianti/penyair (sumber status FB)
Menurut penyair
Dhenok Kristianti dalam tulisan singkatnya seperti dikutip di atas,
membaca buku memerlukan upaya yang melibatkan pikiran dan hati yang
paling dalam, bisa jadi Anda sedang berkonflik di dalamnya. Dalam taraf
tertentu seringkali perasaan berkonflik dalam diri pembaca buku, ini
juga hal yang paling dicari oleh pembaca, merupakan bagian dari perasaan
yang menggairahkan atau menyenangkan. Seperti Anda dibuat penasaran,
ingin segera menamatkan buku tersebut.
Tentu saja zaman
modern saat ini banyak tersedia berbagai macam buku-buku dengan pilihan
topik dari berbagai macam ilmu pengetahuan dari berbagai macam disiplin
ilmu. Arus informasi bukan saja datang dari buku cetak, media cetak atau
media elektronik, tapi juga dari sumber-sumber media sosial (jejaring
sosial), e-book dan internet melalui laptop, tablet dan telepon genggam.
Yang
lebih seru lagi informasi bacaan mudah di dapat dan tak terbatas segala
macam usia boleh membacanya, mulai dari kisah horor, romantisme, silat,
gosip, ilmu sihir dan sampai-sampai hal-hal pribadi sudah pindah ke
halaman buku. Kebebasan membaca membuat buku apa saja bisa diperoleh
dengan cepat dan tak terbatas dan sulit dikontrol oleh pihak-pihak yang
memang memiliki otoritas untuk itu.
BANYAK orang membaca sekadar untuk kesenangan. Jika bahannya bermanfaat, membaca dapat menjadi sumber rekreasi yang sehat. ~ Watchtower Library
”Ada buku yang untuk dicicipi, ada yang untuk ditelan, dan ada sedikit yang untuk dikunyah dan dicerna.” ~ Francis Bacon (Watchtower Library)
Memilih
buku bacaan yang benar-benar bermanfaat bagi kehidupan Anda memang
diperlukan suatu upaya terus menerus, dan bahkan upaya ini amat penting
bagi kehidupan Anda sendiri. Bukankah bacaan sepanjang hidup Anda turut
menentukan 'hidup dan mati saudara sendiri'. Dan hendaknya jika Anda
adalah orang tua yang memiliki anak-anak, adalah bijaksana orang tua
memberitahukan dengan kasih sayang apa itu buku bacaan yang layak dibaca
dan sebagai sumber kehidupan dirinya kelak, dan ini pun juga diwariskan
dari generasi ke generasi sehingga memiliki suatu generasi yang
bermartabat.
Buku Tentang Sastra
Baru-baru
ini Menbuddikdasmen Anies Baswedan mengatakan kepada pers: "agar Sastra
menjadi hal yang diperhitungkan dalam proses Pendidikan di Indonesia",
simaklah berita dari Kompasiana ini :
"Saat ini pendidikan Sastra seolah disepelekan sehingga tidak banyak SMA yang mempunyai jurusan Sastra. Perhatian Pemerintah terdadap sastra yang dirasa sangat kurang dibanding bidang lain selama ini, menjadikan Sastra sebagai sesuatu yang tersisih dan tersingkirkan dari perhatian masyrakat. Bukan itu saja, para lulusan SMA pun jarang yang memilih jurusan Sastra, kalaulah mereka akhirnya masuk di Fakultas Sastra itu karena alternatif terakhir dan bukan menjadi suatu kebanggaan. Mencintai Sastra dan juga mencintai bidang kepenulisan sebenarnya bisa mengisi kekosongan jiwa, dan untuk mengapresiasikan apa yang menjadi pemikirannya. Rasanya perlu juga untuk anak-anak sekolah mulai belajar mencintai bidang kepenulisan dan Kesusasteraan. Untuk nantinya bisa menulis di bidang apapun bukan hanya menulis di bidang Sastra. Pada dasarnya kita harus bisa menguasai Bahasa dan Sastra itu sendiri, baru di kembangkan di bidang lain. Yang penting untuk mempertajam intuisi dan pemikiran mereka agar bisa dituangkan dalam bentuk tulisan yang bisa dipahami dan ditangkap orang lain."
Salah
satu yang terbaik, pilihan yang bijaksana adalah membaca buku-buku
tentang sastra, bahkan mulai sejak dini anak diajarkan untuk mencintai
hal ini, misalnya waktu kecil sebelum tidur malam, orang tua kita
membacakan suatu cerita penghantar tidur, entah itu buku tentang dongeng
atau buku-buku yang dirancang untuk pendidikan anak-anak kecil.
Sebenarnya kebiasaan ini sangat baik, karena mulai memperkenalkan anak
mulai belajar membaca dan menyimak isi cerita dari buku sastra sedini
mungkin.
Bacaan tentang sastra bisa sebagai buku selingan
disamping buku utama dalam belajar, misalnya saja Anda seorang ahli
matematika, atau berprofesi sebagai seorang dokter profesional atau bisa
jadi Anda bekerja sebagai wiraswasta, bacaan sastra bisa mengisi
sisi-sisi dalam kehidupan Anda. Pada prinsipnya bacaan sastra ini
menghibur, mendidik, dan menyajikan sisi kehidupan manusia yang paling
beradab.
"Berjalan melewati rak-rak buku adalah berjalan di antara bintang-bintang"
My Milky Way
Jika
kita melihat tulisan-tulisan kudus yang diperkenalkan pada masa
penulisan buku taurat sekitar 1513 SM (Sebelum Masehi) di situ banyak
ditulis bergaya prosa dan puisi kuno bangsa Ibrani yang mengandung
hal-hal bersifat rohani atau spiritual. Jadi sastra merupakan karya yang
cukup lama diperkenalkan sebagai salah satu cara terbaik dalam
menyampaikan suatu maksud atau pesan bermoral yang disampaikan kepada
seluruh umat manusia.
Jaga Blengko, Nopember 2014
Sonny H. Sayangbati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar