Selasa, 02 Desember 2014

(Artikel Sastra) - Membaca Buku yang Baik






Bacalah buku-buku yang terbaik terlebih dahulu, kalau tidak maka anda tidak akan punya waku untuk membacanya.-- Thoreau





Membaca buku yang anda sukai amatlah menyenangkan, seperti halnya kita pergi tamasya ke tempat-tempat yang kita sukai dengan pemandangan yang masih asri dan menyegarkan, misalnya pergi ke daerah pegunungan yang memiliki udara segar dan melihat-lihat pohon-pohon yang serba hijau dengan aliran sungai yang jernih, atau bagi yang suka dengan pemandangan pantai atau pulau terpencil di tengah laut, juga bisa menimbulkan efek menyenangkan dan menenangkan pikiran dengan suasana udara laut yang menyegarkan serta pemandangan indah atau mendengarkan alunan ombak yang menghantam pantai.

Mengapa membaca buku yang kita sukai bisa disamakan dengan orang yang pergi bersantai ke suatu tempat yang menyenangkan ? Tentu saja ini amat mengherankan beberapa orang. Akan tetapi di sini kita sedang mencari perasaan rileks, yaitu sumber pikiran kita yang perlu disegarkan, yaitu otak kita.

Tentu saja membaca buku seperti halnya rekreasi yang menyenangkan, bukanlah sesuatu pekerjaaan yang sia-sia, atau asal menyenangkan saja, tentu saja tidak, menyenangkan adalah unsur utama yang membangkitkan minat atau bergairah, ini juga penting sekali. Ketertarikan akan sesuatu hal sebagai permulaan dari rekreasi sehat baca buku.


Mendengar (membaca) adalah perkara mudah. Mengerti yang didengar, setingkat lebih sulit. Menyetujui atau menolak yang didengar, lebih lagi memerlukan kebijakan pikir yang tidak sederhana. ~ Dhenok Kristianti/penyair (sumber status FB)


Menurut penyair Dhenok Kristianti dalam tulisan singkatnya seperti dikutip di atas, membaca buku memerlukan upaya yang melibatkan pikiran dan hati yang paling dalam, bisa jadi Anda sedang berkonflik di dalamnya. Dalam taraf tertentu seringkali perasaan berkonflik dalam diri pembaca buku, ini juga hal yang paling dicari oleh pembaca, merupakan bagian dari perasaan yang menggairahkan atau menyenangkan. Seperti Anda dibuat penasaran, ingin segera menamatkan buku tersebut.

Tentu saja zaman modern saat ini banyak tersedia berbagai macam buku-buku dengan pilihan topik dari berbagai macam ilmu pengetahuan dari berbagai macam disiplin ilmu. Arus informasi bukan saja datang dari buku cetak, media cetak atau media elektronik, tapi juga dari sumber-sumber media sosial (jejaring sosial), e-book dan internet melalui laptop, tablet dan telepon genggam.

Yang lebih seru lagi informasi bacaan mudah di dapat dan tak terbatas segala macam usia boleh membacanya, mulai dari kisah horor, romantisme, silat, gosip, ilmu sihir dan sampai-sampai hal-hal pribadi sudah pindah ke halaman buku. Kebebasan membaca membuat buku apa saja bisa diperoleh dengan cepat dan tak terbatas dan sulit dikontrol oleh pihak-pihak yang memang memiliki otoritas untuk itu.


BANYAK orang membaca sekadar untuk kesenangan. Jika bahannya bermanfaat, membaca dapat menjadi sumber rekreasi yang sehat. ~ Watchtower Library


”Ada buku yang untuk dicicipi, ada yang untuk ditelan, dan ada sedikit yang untuk dikunyah dan dicerna.” ~ Francis Bacon (Watchtower Library)



Memilih buku bacaan yang benar-benar bermanfaat bagi kehidupan Anda memang diperlukan suatu upaya terus menerus, dan bahkan upaya ini amat penting bagi kehidupan Anda sendiri. Bukankah bacaan sepanjang hidup Anda turut menentukan 'hidup dan mati saudara sendiri'. Dan hendaknya jika Anda adalah orang tua yang memiliki anak-anak, adalah bijaksana orang tua memberitahukan dengan kasih sayang apa itu buku bacaan yang layak dibaca dan sebagai sumber kehidupan dirinya kelak, dan ini pun juga diwariskan dari generasi ke generasi sehingga memiliki suatu generasi yang bermartabat.


Buku Tentang Sastra


Baru-baru ini Menbuddikdasmen Anies Baswedan mengatakan kepada pers: "agar Sastra menjadi hal yang diperhitungkan dalam proses Pendidikan di Indonesia", simaklah berita dari Kompasiana ini :


"Saat ini pendidikan Sastra seolah disepelekan sehingga tidak banyak SMA yang mempunyai jurusan Sastra. Perhatian Pemerintah terdadap sastra yang dirasa sangat kurang dibanding bidang lain selama ini, menjadikan Sastra sebagai sesuatu yang tersisih dan tersingkirkan dari perhatian masyrakat. Bukan itu saja, para lulusan SMA pun jarang yang memilih jurusan Sastra, kalaulah mereka akhirnya masuk di Fakultas Sastra  itu karena alternatif terakhir  dan bukan menjadi suatu kebanggaan.  Mencintai Sastra dan juga mencintai bidang kepenulisan sebenarnya bisa mengisi kekosongan jiwa, dan untuk mengapresiasikan apa yang menjadi pemikirannya.  Rasanya perlu juga untuk anak-anak sekolah mulai belajar mencintai bidang kepenulisan dan Kesusasteraan. Untuk  nantinya bisa menulis di bidang apapun bukan hanya menulis di bidang Sastra. Pada dasarnya kita harus bisa menguasai Bahasa dan Sastra itu sendiri, baru di kembangkan di bidang lain. Yang penting untuk mempertajam intuisi dan pemikiran mereka agar bisa dituangkan dalam bentuk tulisan yang bisa dipahami dan ditangkap orang lain."


Salah satu yang terbaik, pilihan yang bijaksana adalah membaca buku-buku tentang sastra, bahkan mulai sejak dini anak diajarkan untuk mencintai hal ini, misalnya waktu kecil sebelum tidur malam, orang tua kita membacakan suatu cerita penghantar tidur, entah itu buku tentang dongeng atau buku-buku yang dirancang untuk pendidikan anak-anak kecil. Sebenarnya kebiasaan ini sangat baik, karena mulai memperkenalkan anak mulai belajar membaca dan menyimak isi cerita dari buku sastra sedini mungkin.

Bacaan tentang sastra bisa sebagai buku selingan disamping buku utama dalam belajar, misalnya saja Anda seorang ahli matematika, atau berprofesi sebagai seorang dokter profesional atau bisa jadi Anda bekerja sebagai wiraswasta, bacaan sastra bisa mengisi sisi-sisi dalam kehidupan Anda. Pada prinsipnya bacaan sastra ini menghibur, mendidik, dan menyajikan sisi kehidupan manusia yang paling beradab.



"Berjalan melewati rak-rak buku adalah berjalan di antara bintang-bintang"


My Milky Way



Jika kita melihat tulisan-tulisan kudus yang diperkenalkan pada masa penulisan buku taurat sekitar 1513 SM (Sebelum Masehi) di situ banyak ditulis bergaya prosa dan puisi kuno bangsa Ibrani yang mengandung hal-hal bersifat rohani atau spiritual. Jadi sastra merupakan karya yang cukup lama diperkenalkan sebagai salah satu cara terbaik dalam menyampaikan suatu maksud atau pesan bermoral yang disampaikan kepada seluruh umat manusia. 





Jaga Blengko, Nopember 2014 
Sonny H. Sayangbati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar