Tugu Haiku Issa
di Kawasan Kuroda-ku, Tokyo
Hasil Jepretan Seorang Kawan
di Kawasan Kuroda-ku, Tokyo
Hasil Jepretan Seorang Kawan
Saat mendengar kata haiku, apa yang terlintas di benak anda? Atau bisa jadi anda tidak pernah mendengar kata ini. Haiku menjadi salah satu kosa kata Jepang yang populer di seluruh dunia, seperti halnya ninja, manga, samurai dan karaoke. Haiku tidak hanya menjadi milik sastra Jepang, namun juga menjadi milik sastra dunia. Jadi apa sebenarnya haiku?
Haiku adalah salah satu jenis puisi Jepang yang dianggap sebagai puisi pendek dan berasal dari permainan haikai no renga
yaitu permainan puisi berantai, semacam berbalas pantun di Indonesia
yang populer pada abad ke-14. Sebelum dan saat zaman Edo (sekitar abad
ke-17), istilah haikai maupun hokku, yang berarti bait pertama, lebih banyak digunakan. Baru pada zaman Meiji (sekitar abad ke-19), istilah haiku (berarti bait dari haikai) menjadi populer setelah dilakukan pembaharuan oleh Masaoka Shiki. Haiku memiliki aturan yang mengikatnya yaitu aturan teikei yang mengharuskan setiap haiku terdiri atas 17 silabel (5,7,5) disertai dengan penggunaan kigo. Kigo adalah kata yang menunjukkan musim kapan haiku tersebut dibuat.
Buku Kumpulan Haiku Issa yang
Sering Saya Baca
Sering Saya Baca
「雪とけて村いっぱいの子どもかな」(小林一茶1763-1827)
Yu-ki-to-ke-te / mu-ra-i-p-pa-i-no / ko-do-mo-ka-na (Kobayashi Issa 1763-1827)
(5 silabel / 7 silabel / 5 silabel)
'Salju mencair/ desa pun penuh dengan/ anak-anak'
Kigo dalam haiku di atas terdapat pada kata 雪とけて(yuki tokete)
yang berarti 'salju mencair'. Salju yang mencair menunjukkan suasana
awal musim semi. Issa menggambarkan keceriaan awal musim semi di desa
yang penuh dengan keramaian anak-anak menyambut musim semi setelah
berakhirnya musim dingin yang beku.
Masyarakat Jepang sangat terbuka terhadap pengaruh dari luar,
tetapi juga selalu berpegang erat pada tradisi bangsanya sendiri
sehingga di Jepang bentuk puisi Barat menjadi populer, namun
bentuk-bentuk puisi Jepang lama seperti haiku tetap digemari
dan ditulis orang. Menurut Mandah (1992: 19) bentuk kesusastraan
tradisional Jepang tetap hidup karena jenis kesusastraan tradisional
semacam haiku dianggap sebagai bentuk yang paling cocok mengekspresikan emosi dan gerak hati orang Jepang.
Haiku Karya Basho yang Saya Temukan
di Bungkus Senbei
di Bungkus Senbei
Saat pertama kali mengenal dan mempelajari haiku, saya
terkagum-kagum karena hanya dengan 17 silabel (suku kata), orang Jepang
bisa mengekspresikan emosi yang dirasakannya. Sejak saat itu saya
semakin jatuh cinta dengan Jepang dan berusaha mempelajari haiku. Penyair haiku favorit saya adalah Kobayashi Issa, karena haiku karyanya sangat naif dan penuh semangat. Saya sering membaca haiku
Issa di kala senggang untuk membangkitkan semangat dalam diri saya.
Jika ada kesempatan, saya ingin sekali berkunjung ke Shinano, Pref.
Nagano untuk mengunjungi musium Issa (Issa Kinenkan).
Sebagai penutup saya akan melampirkan haiku yang saya buat:
「十月やデンパサールにも雨が降り」
'Bulan Oktober, hujan mulai membasahi Denpasar'
____________________
Sumber : http://www.denpasar.id.emb-japan.go.jp/indonesia/konnichiwa%2012/konnichiwa12_44.html
Maaf pak kalau mau cari bukunya dimana ya soalnya saya lagi cari buku Issa Haikushuu' untuk bahan skripsi. Terima Kasih
BalasHapus