Sabtu, 31 Agustus 2013

Puisi




Anggur yang Manis



Sebab dalam doa, kita tahu, kita hanya debu”


― Goenawan Mohamad





Apakah engkau melihat pokok anggur ?
Dari satu pokok ada dahan, ranting dan daun,
jangan lupa ada akar dan buah yang manis,
apakah ini cukup menyenangkan bagimu ?

Tentu hal ini belumlah cukup
Coba sekali lagi kamu lihat tanah yang kamu pijak dan berdiri,
saat ini, adakah biji-biji anggur engkau tanam di tanah yang baik ?
Jika pun baik, adakah ia berbuah dengan lebatnya ?

Jika pun berbuah, adakah ia terasa manis dan menyegarkan jiwamu ?
Itulah pokok anggur yang benar !
Jika engkau adalah biji anggur biasa dan engkau merasa biasa-biasa saja,
maukah engkau memohonkannya kepada pemilik pokok anggur ?

Mintalah dengan rendah hati dan mohonkanlah,
sebab Ia pemilikmu, Pokok Anggur yang Benar.
Ingat engkau adalah abu dan debu, tanah merah coklat.
Buatlah Tuanmu menyenangkan, agar Ia minum anggur yang manis.






Jakarta, 31/8/2013
© Originally written by Sonny H. Sayangbati




_______________

Catatan :

Buah anggur, pokok anggur atau minuman anggur sering dipakai istilah ini dalam kesusasteraan Timur Tengah (Ibrani, Arab, dan Persia), karena mereka adalah satu rumpun dan penganut agama samawi (monoteime).

Ide mengenai 'anggur dan pernak-perniknya' ini pertama kali diungkapkan atau sebuah metafora (majas) yang ada dalam kesusasteraan Ibrani kuno.

Di daerah khususnya tanah Palestina, Yordania, Libanon, Syria dan Israel sekarang sangat subur di daerah-daerah tertentu dan tanaman anggur sangat populer dan telah diolah menjadi sebuah minuman manis atau sejenis sirop dan beberapa diolah menjadi minuman alkohol yang jika diminum berlebihan akan memabukkan, selain itu buahnya juga menjadi santapan penduduk setempat.

Jadi tidaklah heran ungkapan 'anggur' ini mengacu kepada kehidupan sehari-hari yang ada di dilingkungan mereka, dan memang biasanya seperti itu.

Para penyair Sufi dan religius seringkali menggunakan kata anggur dalam puisi-puisinya, sebagai ungkapan rohani. Apakah ungkapan-ungkapan tersebut sebagai teori intertekstual atau inspirasi atau plagiat, memang sangat menarik untuk dikaji secara mendalam. (Lihat Tulisan Artikel : "Penyair adalah Plagiat").-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar