Puisi 2 Koma 7 Sebuah Fenomena
Tentang Payung
Jika dukamu adalah hujan
Payung itu aku
Mencintaimu
Kubiarkan mataku menggali kubur
Dengan huruf huruf
Sumber : Koleksi Puisi-Puisi Imron Tohari [@ Lifespirit) Imron Tohari (Catatan Pribadi) Facebook]
Menurut kamus populer (ensiklopedia) kata 'fenomena' (1) di ambil dari bahasa Yunani 'phainomenon' yang
artinya apa yang terlihat, menurut arti kata turunannya (adjektif)
berarti : 'sesuatu yang luar biasa'. Di mana luar biasanya puisi 2 koma 7
ini ?
Saya pribadi mengagumi puisi ini, baik secara
filosofi, estetika dan lain sebagainya, khususnya dari dua sudut
pandang. Puisi ini mengagumkan, sejak pertama saya mengenalnya,
bahasanya padat sekali dan kata-kata harus dibangun dengan teknik
'bahasa tinggi', bahasa filosofis, memiliki metafora yang unik, dibangun
dengan susunan kata-kata yang indah, coba perhatikan dengan saksama
puisi-puisi di atas tersebut.
Antara judul dan tubuh
puisi, berkesinambungan dan serasi sekali, itulah sebabnya tidak mudah
untuk menulis puisi jenis ini, namun mudah bagi seseorang yang mencintai
dan mendalami puisi ini. Tentu saja secara teknik kita harus
menguasainya terlebih dahulu.
Dalam hal ini secara tehnik
atau teknis penulisan saya tidak membicarakan ini, dan sebaiknya Anda
dianjurkan untuk memperhatikan dan mempelajari puisi 2 koma tujuh ini
secara lebih mendalam [https://www.facebook.com/groups/puisiduakomatujuh/].
Diluncurkannya Buku Puisi 2 Koma 7 Baru-Baru Ini
Buku
di atas akan segera terbit dalam waktu dekat dengan sampul cover depan
seperti tertera dalam gambar di atas. Dan ini merupakan sejarah bagi
puisi 2 koma 7 yang akan ikut serta dalam meramaikan khasanah
perpuisiian di tanah air, dan ini merupakan karya dari penemu,
penggagas, anggota dan simpatisan yang bergelut dalam fenomena puisi 2
koma 7 ini. Secara pribadi saya menyambut hal ini dengan hangat dan
gegap gempita. Saya menulis bukan berdasarkan atas pesanan atau ingin
sesuatu yang sensasi biasa. Semata-mata karena saya menyukai dan
mengagumi, walaupun memang saya kenal penemu dan penggagasnya serta
sahabat-sahabat simpatisan puisi 2 koma tujuh ini.
Sejak
saya mengenal puisi 2 koma 7 ini sekitar bulan Desember 2012 di group
puisi Bengkel Puisi Swadaya Mandiri asuhan penyair Prof. Dimas Arikha
Mihardja (Nama Pena), saya mencoba menulis beberapa puisi jenis ini dan
berhasil diapresiasi oleh creator dan admin group tersebut, dan inilah
puisi yang pertama saya buat di group tersebut :
Nostalgia
jika kali ciliwung meluap,
kuingat rumahku, tenggelam
Sonny H. Sayangbati
24-12-2012 / 06.47 pm-wib)
Puisi
ini akan selalu saya kenang dan memang puisi ini sebuah nostalgia yang
merupakan kenangan saya seumur hidup berdasarkan kisah nyata, sewaktu
sungai Ciliwung meluap maka rumah-rumah di bantaran kali Ciliwung akan
tenggelam, sebuah kisah dalam puisi.
Boleh di kata banyak
juga mungkin para penyair membuat sesuatu kerangka baru dalam pembuatan
puisi, seperti halnya puisi-puisi lama dan kontemporer : soneta, haiku,
mbeling, stanza dan lain sebagainya dan ada yang jenis baru di laman
media sosial facebook seperti puisi 517 di Ekspresi Seni yang
diperkenalkan oleh Syafrein Effendi Usman.
Puisi 2 koma 7
menurut saya lebih fenomena atau luar biasa, dan mungkin prediksi ke
depan puisi model ini akan lebih banyak lagi penikmatnya, walaupun
kelihatannya sederhana namun memiliki daya pikat tersendiri. Sama halnya
puisi Haiku sangat terkenal dan disukai dibanyak kalangan
penyair-penyair di Malaysia saat ini.
Kita harapkan puisi 2
koma 7 ini menjadi setidak-tidaknya tuan di negeri sendiri, dan bisa
jadi sama halnya dengan seni-seni tradisional lainnya di Indonesia yang
populer di negara-negara lain.
Puisi 2 koma 7 memang baru
dikenal dikalangan terbatas saja, khususnya dalam dunia sastracyber atau
cybersastra, namun jangan dikira penggemarnya dari kalangan penyair
biasa, penyair-penyair akademik maupun penyair-penyair yang memang
memiliki bakat tradisional dari lahir juga banyak yang menyukainya.
Tantangan Ke Depan Bagi Puisi 2 Koma 7
Secara
tradisi puisi memang dibangun dalam komunitas seni atau hidup secara
mandiri di kelompoknya yaitu sanggar. Jika dahulu para anggota dalam
sanggar saling bertemu muka dan bercengkerama, bergaul dengan hangat dan
membuat acara atau pagelaran ataupun sayembara puisi, kini ada fenomena
baru yaitu sanggar cybersastra atau group puisi di facebook, di mana
para anggotanya memiliki jaringan yang luas dan tersebar lintas batas
dan dari berbagai macam kelompok strata sosial bergau dan saling
memberikan gagasan serta karya-karya mereka dalam group.
Fungsi
sanggar yang tradisional memang tidak tergantikan keakrabannya, dari
segi kehangatan tentu berbeda antara sanggar dengan komunitas
cybersastra semisal group puisi di Facebook, namun dari segi kualitas
serta daya jangkau memang ini sebuah fenomena tersendiri.
Tidaklah
heran puisi 2 koma 7 tumbuh subur karena hal ini, kemudahan jangkauan,
fasilitas yang mudah dan cepat, banyaknya informasi, serta apresiasi
yang cepat ditanggapi membuat puisi 2 koma 7 ini tumbuh pesat sekali,
sekitar 1.300 orang yang terdaftar dalam group ini yang tersebar dalam
jangkauan daerah yang luas sampai ke luar negeri.
Membuat
buku adalah salah satu cara untuk melestarikan sebuah karya menuju ke
abadiaan. Ini adalah sebuah rekam peristiwa yang tercatat. Hal ini akan
lebih mudah lagi jangkauannya dalam menyebarkan atau mempopulerkan karya
puisi atau gagasan baru, seperti halnya Remy Sylado dalam
memperkenalkan puisi Mbelingnya di majalah Aktuil serta buku-buku
puisinya 'Mbeling'.
Dengan beredarnya puisi 2 koma 7 ini
tentu akan direspon oleh para pembaca dari berbagai kalangan, dan
interaksi tentu akan terjadi dan kita idak tahu bagaimana interaksi ini
disambut dikalangan masyarakat puisi di Indonesia, baik yang bersikap
menerima dengan aktif, biasa-biasa saja atau kalangan sastra yang
kritis. Ini merupakan ujian bagi puisi 2 koma 7, kita semua mengharapkan
umpan balik itu, apa pun hasilnya.
Pertumbuhan dan
perkembangan puisi 2 koma 7 ke depan bukan semata-mata tergntung dari
para kritikus sastra semata, menurut hemat saya tergantung dari
orang-orang yang memiliki dan mencintai serta meghargainya sebagai
sebuah karya yang indah.
Kritikus sastra hanya sebagai
medan uji atau secara akademik teori saja, namun yang penting adalah
prakteknya, atau hasil mujarabnya bagaimana sebuah gagasan itu dicintai
dan dinikmati.
Oleh sebab itu mari kita lihat bersama,
bagaimana sebuah karya indah puisi 2 koma 7 ini direspon oleh masyarakat
perpuisian di Indonesia, apakah ia memuisi atau tidak, Anda lah yang
tahu dan memilihnya.
JATUH CINTA
Kulihat kupu-kupu di tanganmu
Oh, kau memuisi
(lifespirit, 1 Januari 2013)
KELUHAN CINTA
Menatap selimut kesepian
Bersisian kabut adakah rindu?
(lifespirit, 29 Januari 2013)
Sebenarnya Hatiku yang Telah Kau Genggam
(Puisi No. 1)
Kau ada dalam gerabah,
setiap sentuhan tanganku
(Puisi No. 3)
Remaslah jari-jariku, genggamlah!
Milikmulah aku ini selamanya
Jakarta, 14/8/2013
© Originally written by Sonny H. Sayangbati
Jakarta, 30 Agustus 2013
Sonny H. Sayangbati
________________
Daftar Pustaka
- Wikipedia Indonesia
- Koleksi Puisi-Puisi @ Lifespirit Imron Tohari (Creator Puisi 2 Koma 7)
- Koleksi Puisi-Puisi Sonny H. Sayangbati
- Serta dari sumber-sumber lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar