Jumat, 30 Agustus 2013

(Artikel Sastra) : "Puisi 2 Koma 7 Sebuah Fenomena"

Artikel Sastra



Puisi 2 Koma 7 Sebuah Fenomena



Tentang Payung


Jika dukamu adalah hujan
Payung itu aku


Mencintaimu


Kubiarkan mataku menggali kubur
Dengan huruf huruf



Sumber : Koleksi Puisi-Puisi Imron Tohari [@ Lifespirit) Imron Tohari (Catatan Pribadi) Facebook]



Menurut kamus populer (ensiklopedia) kata 'fenomena' (1) di ambil dari bahasa Yunani 'phainomenon' yang artinya apa yang terlihat, menurut arti kata turunannya (adjektif) berarti : 'sesuatu yang luar biasa'. Di mana luar biasanya puisi 2 koma 7 ini ?

Saya pribadi mengagumi puisi ini, baik secara filosofi, estetika dan lain sebagainya, khususnya dari dua sudut pandang. Puisi ini mengagumkan, sejak pertama saya mengenalnya, bahasanya padat sekali dan kata-kata harus dibangun dengan teknik 'bahasa tinggi', bahasa filosofis, memiliki metafora yang unik, dibangun dengan susunan kata-kata yang indah, coba perhatikan dengan saksama puisi-puisi di atas tersebut.

Antara judul dan tubuh puisi, berkesinambungan dan serasi sekali, itulah sebabnya tidak mudah untuk menulis puisi jenis ini, namun mudah bagi seseorang yang mencintai dan mendalami puisi ini. Tentu saja secara teknik kita harus menguasainya terlebih dahulu.

Dalam hal ini secara tehnik atau teknis penulisan saya tidak membicarakan ini, dan sebaiknya Anda dianjurkan untuk memperhatikan dan mempelajari puisi 2 koma tujuh ini secara lebih mendalam [https://www.facebook.com/groups/puisiduakomatujuh/].


Diluncurkannya Buku Puisi 2 Koma 7 Baru-Baru Ini


Buku di atas akan segera terbit dalam waktu dekat dengan sampul cover depan seperti tertera dalam gambar di atas. Dan ini merupakan sejarah bagi puisi 2 koma 7 yang akan ikut serta dalam meramaikan khasanah perpuisiian di tanah air, dan ini merupakan karya dari penemu, penggagas, anggota dan simpatisan yang bergelut dalam fenomena puisi 2 koma 7 ini. Secara pribadi saya menyambut hal ini dengan hangat dan gegap gempita. Saya menulis bukan berdasarkan atas pesanan atau ingin sesuatu yang sensasi biasa. Semata-mata karena saya menyukai dan mengagumi, walaupun memang saya kenal penemu dan penggagasnya serta sahabat-sahabat simpatisan puisi 2 koma tujuh ini.

Sejak saya mengenal puisi 2 koma 7 ini sekitar bulan Desember 2012 di group puisi Bengkel Puisi Swadaya Mandiri asuhan penyair Prof. Dimas Arikha Mihardja (Nama Pena), saya mencoba menulis beberapa puisi jenis ini dan berhasil diapresiasi oleh creator dan admin group tersebut, dan inilah puisi yang pertama saya buat di group tersebut :


Nostalgia



jika kali ciliwung meluap,
kuingat rumahku, tenggelam


Sonny H. Sayangbati
24-12-2012 / 06.47 pm-wib)


Puisi ini akan selalu saya kenang dan memang puisi ini sebuah nostalgia yang merupakan kenangan saya seumur hidup berdasarkan kisah nyata, sewaktu sungai Ciliwung meluap maka rumah-rumah di bantaran kali Ciliwung akan tenggelam, sebuah kisah dalam puisi.

Boleh di kata banyak juga mungkin para penyair membuat sesuatu kerangka baru dalam pembuatan puisi, seperti halnya puisi-puisi lama dan kontemporer : soneta, haiku, mbeling, stanza dan lain sebagainya dan ada yang jenis baru di laman media sosial facebook seperti puisi 517 di Ekspresi Seni yang diperkenalkan oleh Syafrein Effendi Usman.

Puisi 2 koma 7 menurut saya lebih fenomena atau luar biasa, dan mungkin prediksi ke depan puisi model ini akan lebih banyak lagi penikmatnya, walaupun kelihatannya sederhana namun memiliki daya pikat tersendiri. Sama halnya puisi Haiku sangat terkenal dan disukai dibanyak kalangan penyair-penyair di Malaysia saat ini.

Kita harapkan puisi 2 koma 7 ini menjadi setidak-tidaknya tuan di negeri sendiri, dan bisa jadi sama halnya dengan seni-seni tradisional lainnya di Indonesia yang populer di negara-negara lain.

Puisi 2 koma 7 memang baru dikenal dikalangan terbatas saja, khususnya dalam dunia sastracyber atau cybersastra, namun jangan dikira penggemarnya dari kalangan penyair biasa, penyair-penyair akademik maupun penyair-penyair yang memang memiliki bakat tradisional dari lahir juga banyak yang menyukainya.


Tantangan Ke Depan Bagi Puisi 2 Koma 7


Secara tradisi puisi memang dibangun dalam komunitas seni atau hidup secara mandiri di kelompoknya yaitu sanggar. Jika dahulu para anggota dalam sanggar saling bertemu muka dan bercengkerama, bergaul dengan hangat dan membuat acara atau pagelaran ataupun sayembara puisi, kini ada fenomena baru yaitu sanggar cybersastra atau group puisi di facebook, di mana para anggotanya memiliki jaringan yang luas dan tersebar lintas batas dan dari berbagai macam kelompok strata sosial bergau dan saling memberikan gagasan serta karya-karya mereka dalam group.

Fungsi sanggar yang tradisional memang tidak tergantikan keakrabannya, dari segi kehangatan tentu berbeda antara sanggar dengan komunitas cybersastra semisal group puisi di Facebook, namun dari segi kualitas serta daya jangkau memang ini sebuah fenomena tersendiri.

Tidaklah heran puisi 2 koma 7 tumbuh subur karena hal ini, kemudahan jangkauan, fasilitas yang mudah dan cepat, banyaknya informasi, serta apresiasi yang cepat ditanggapi membuat puisi 2 koma 7 ini tumbuh pesat sekali, sekitar 1.300 orang yang terdaftar dalam group ini yang tersebar dalam jangkauan daerah yang luas sampai ke luar negeri.

Membuat buku adalah salah satu cara untuk melestarikan sebuah karya menuju ke abadiaan. Ini adalah sebuah rekam peristiwa yang tercatat. Hal ini akan lebih mudah lagi jangkauannya dalam menyebarkan atau mempopulerkan karya puisi atau gagasan baru, seperti halnya Remy Sylado dalam memperkenalkan puisi Mbelingnya di majalah Aktuil serta buku-buku puisinya 'Mbeling'.

Dengan beredarnya puisi 2 koma 7 ini tentu akan direspon oleh para pembaca dari berbagai kalangan, dan interaksi tentu akan terjadi dan kita idak tahu bagaimana interaksi ini disambut dikalangan masyarakat puisi di Indonesia, baik yang bersikap menerima dengan aktif, biasa-biasa saja atau kalangan sastra yang kritis. Ini merupakan ujian bagi puisi 2 koma 7, kita semua mengharapkan umpan balik itu, apa pun hasilnya.

Pertumbuhan dan perkembangan puisi 2 koma 7 ke depan bukan semata-mata tergntung dari para kritikus sastra semata, menurut hemat saya tergantung dari orang-orang yang memiliki dan mencintai serta meghargainya sebagai sebuah karya yang indah.

Kritikus sastra hanya sebagai medan uji atau secara akademik teori saja, namun yang penting adalah prakteknya, atau hasil mujarabnya bagaimana sebuah gagasan itu dicintai dan dinikmati.

Oleh sebab itu mari kita lihat bersama, bagaimana sebuah karya indah puisi 2 koma 7 ini direspon oleh masyarakat perpuisian di Indonesia, apakah ia memuisi atau tidak, Anda lah yang tahu dan memilihnya.


JATUH CINTA


Kulihat kupu-kupu di tanganmu
 Oh, kau memuisi

(lifespirit, 1 Januari 2013)



KELUHAN CINTA


Menatap selimut kesepian
Bersisian kabut adakah rindu?


(lifespirit, 29 Januari 2013)



Sebenarnya Hatiku yang Telah Kau Genggam

(Puisi No. 1)

Kau ada dalam gerabah,
setiap sentuhan tanganku


(Puisi No. 3)

Remaslah jari-jariku, genggamlah!
Milikmulah aku ini selamanya



Jakarta, 14/8/2013
© Originally written by Sonny H. Sayangbati






Jakarta, 30 Agustus 2013
Sonny H. Sayangbati




________________

Daftar Pustaka

- Wikipedia Indonesia
- Koleksi Puisi-Puisi @ Lifespirit Imron Tohari (Creator Puisi 2 Koma 7)
- Koleksi Puisi-Puisi Sonny H. Sayangbati
- Serta dari sumber-sumber lain





Tidak ada komentar:

Posting Komentar