Dua Puisi di Jurnal Sastra Santarang
Edisi Bulan Agustus 2013
1. Sebiji Benih
Bunga yang kutanam
dan kusirami
setiap hari
akhirnya tumbuh
menghias
halaman rindu
di rumahku selamanya
27 Mei 2013
2. Kenangan
Setiap hari minggu aku selalu membuka pintu almari itu, merapikan isinya dan membuka kotak laci di tengah almari untuk memeriksanya di situ, selalu saja aku melihatnya dengan tetesan air mata, semua isinya masih seperti dulu, rapih dan bau kanper serta gantungan baju yang berjajar.
Saat hari libur aku mencuci pakaian dan merapikan rumah agar terjaga dan teratur penuh kehangatan, seperti biasanya, aku menganggap rumah selalu seperti dahulu penuh kehangatan dan canda tawa riang, di sudut ruangan tempat televisi itu berada, dia selalu menonton kesukaannya Premier League.
Seperti orang Inggris layaknya, yang lebih mencintai bola daripada kekasihnya, baginya aku ini hanya selimut malam yang dipakai jika hawa dingin menyerang tubuh, dahulu penuh kehangatan lebih dari selimut, dan dia benar-benar melarikan diri dengan si gadis blonde begundal itu, pergi ke London.
Tinggal aku sendiri, di rumahku, menjadi ratu tanpa raja, seperti bidak catur yang bebas melangkah membela sang raja, tak terasa air mata ini menetes dalam keheningan malam, menatap rembulan yang sembab tanpa sinar, aku luluh, hatiku hancur sia-sia, ah . . . aku ingin menulis puisi, puisiku adalah kesedihan, kerajaan air mata.
21 Mei 2013
© Originally written by Sonny H. Sayangbati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar