Jumat, 06 September 2013

(Artikel Sastra) : "Tour De Possie"

Artikel Sastra





Tour De Poésie



Je t'aime pour toujours et à jamais : Aku mencintaimu selalu dan selamanya


Je veux être l'air que tu respires, je veux être le ciel que tu contemples, je veux être les lèvres que tu embrasses, et par dessus tout, je veux être la raison qui fait battre ton cœur.

(Aku ingin menjadi udara yang kamu hirup, aku ingin menjadi langit yang kamu pandangi, aku ingin menjadi bibir yang kamu cium, dan itu semua, aku ingin menjadi alasan yang membuat jantungmu berdebar-debar.)




Tour De France, mungkin Anda sering mendengar istilah ini di media massa, yaitu suatu perlombaan balap sepeda paling bergengsi di dunia, dengan jarak terpanjang yang pernah ditempuh adalah 5.745 kilometer dan selalu berakhir di jalur yang terkenal Champs-Élysées di Paris, Perancis.

Meminjam istilah tersebut di atas Tour De France menjadi Tour De Poésie (Poésie : Puisi) mari kita sedikit tur puisi-puisi dan penyair asal Perancis ini. Perancis merupakan salah satu bahasa paling romantis di dunia, jika Anda mendengar bahasa Perancis seperti Anda sedang kena penyakit flu, sepertinya suara dikeluarkan dari hidung.


Je t' aime,
Je t' adore,
J'aime, que la vie est belle,
Mon coeur est a moi,
J' etends ta voix dans tous les bruits du monde


I love you,
I adore you,
I'm in love, life is wonderful
My heart is yours,
Your heart is mine,
I hear your voice in every sound


(www.wattpad.com)


Penyair Sully Prudhomme adalah salah satunya, dia menerima hadiah Nobel pada tahun 1901, Penyair Leconte de Lisle merupakan guru puisinya. Pada zamanya sastra klasik (Parnassia)merupakan mode saat itu, namun bagi Sully Prudhomme dia menulis puisi di luar kebisaan pada waktu itu, dan dia memilih gayanya sendiri, dikatakan bahwa ia menulis puisi : 'lebih memilih menggambarkan perasaan dalamnya sendiri.' Dan dia juga turut membuat terobosan baru sastra klasik' dan sebagai penganjur : 'membiarkan pembaca menafsirkannya (puisi).' (Wikipedia Indonesia).

Di benua Eropa sastra Inggris lebih maju dari pada sastra Perancis, dan sastra Inggris lebih dikenal luas dari sastra Perancis, padahal sastra Perancis juga tidak kalah hebatnya dengan sastra Inggris. Salah satu penyair Perancis ini, René-Guy Cadou menulis puisi dengan indahnya :



"Cherche ta vie"
Une lampe naquit sous la mer
Un oiseau chanta
Alors dans un village reculé  
Une petite fille se mit à écrire  
Pour elle seule Le plus beau poème
Elle n’avait pas appris l’orthographe  
Elle dessinait dans le sable  
Des locomotives  
Et des wagons pleins de soleil  
Elle affrontait les arbres gauchement  
Avec des majuscules enlacées et des coeurs  
Elle ne disait rien de l’amour  
Pour ne pas mentir  
Et quand le soir decendait en elle  
Par ses joues  
Elle appelait son chien doucement
Et disait 
Et maintenant cherche ta vie “ 
(Sumber : http://ailesdetoile.blogspot.com)


Puisi René-Guy Cadou pada dasarnya menceritakan hal-hal : "apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh pengarang melalui nuansa-nuansa yang tergambar dalam puisinya. Melalui tokoh gadis kecil itu, penulis beranggapan bahwa hidup dengan bebas itu sangatlah berharga dan sayang untuk dilewatkan. Hidup hanya sekali karena itu harus dimanfaatkan sebaik mungkin mendapatkan pelajaran baru di dunia yang belum pernah ditemui sebelumnya. Bagi mereka yang terkekang, hal ini merupakan impian karena itu kita tidak boleh menyia-nyiakannya. Ini adalah hidup kita. Kita bebas untuk melakukan apapun yang berguna bagi kehidupan kita. Kita berhak atas kebahagiaan menikmati dunia dan kehidupan." (http://ailesdetoile.blogspot.com)

Arthur Rimbaud, salah seorang penyair yang berpengaruh di Perancis, pernah menjadi tentara KNIL di Hindia Belanda yang sekarang dikenal sebagai Indonesia, dan tinggal di kota Semarang (ada piagam marmer yang menyatakan bahwa Rimbaud pernah tinggal di kota ini.) Arthur Rimbaud juga dikenal di Eropa sebagai memiliki pengaruhnya besar pada sastra, musik, dan seni modern. Karya-karyanya adalah : Poésies, Le bateau ivre (1871), Une Saison en Enfer (1873), Illuminations (1874), Lettres (Wikipedia Indonesia)

Dan tentunya masih banyak lagi yang lain para pujangga dari Perancis yang tercatat dan dikenang, Perancis merupakan negara yang sangat bersahabat bagi para pendatang dari negara lain seperti hal Amerika Serikat, tentu saja perpaduan berbagai macam budaya yang bertemu di situ akan menghasilkan berbagai macam karya sastra yang beragam.

Kita yang hidup di Indonesia sangat sedikit menjumpai buku-buku terjemahan puisi dari para pujangga Perancis ini, dan berikut ini ada beberapa puisi yang aslinya ditulis dalam bahasa Perancis :


"PESTA LAPAR" DAN SAJAK-SAJAK PERANCIS LAINTERJEMAHAN WING KARJO

1. Arthur Rimbaud

PESTA LAPAR

Laparku Anne, Anne
Lari di atas keledaimu:

Jika aku lapar, hanyalah
Lapar bumi dan lapar batu
Ding! ding! ding! ding!
Santapan kita angin
Batu dan arang, besi.

Hai lapar, balik kau! Lapar,
makanlah
rumput padang suara!
Hiruplah racun pesta gila
Dari daun semak!

Makanlah batu leburan tangan si miskin
Pintu gerbang gereja tua
Puntung hari kiamat
Roti lembah kelabu!

Laparku sobekan angin malam
Udara bergema:
Itulah perutku,
guruh itu
O Malang

Tanam-tanaman di bumi lahir kembali:
Mencari buah magang
Kupetik dari lubang jejak
Sayur dan bunga viola.

Laparku Anne, Anne,
Lari di atas keledaimu



SI MISKIN MELAMUN


Mungkin kelak bagiku satu Malam menanti
Dengan tenang aku bisa minum-minum

Di satu Kota tua
Lantas aku kan mati lebih puas
Sebab aku sabar.

Andai sakitku hilang
Andai di kantung ada uang
Arah mana kan kujelang
Negeri anggur atau Utara?
Ah! Melamun, bikin malu!

Sebab kehilangan melulu!
Dan jika aku kembali
Jadi kelana yang dulu
Tidak bakal lagi terbuka
Pondok hijau itu bagiku



2. Paul Verlaine


KANTUK HITAM


Kantuk hitam dan berat
Menimpa hidupku:Tidur,
segala harapTidur,
segala hasrat!

Tak lagi kusibak apa pun
Aku kehilangan ingatan
Yang baik dan yang buruk
O kisah yang menyedihkan!

Aku bagai ayunan
Yang dibimbing tangan
Dalam gua kelam:
Diam, diam....



3. Guillaume Apollinaire


JEMBATAN MIRABEAU


Di bawah jembatan Mirabeau mengalir Seine
Dan kasih kita
Mestikah kembali terkenang
Kegembiraan selalu datang sehabis derita
Meski malam datang, jam berdentang
Hari-hari pergi, aku tinggal diam

Tangan dalam tangan,
tinggalllah kita berhadapan
Sedangkan di bawah
Jembatan lengan kita, mengalir
Alun pandangan abadi begitu lesu

Meski malam datang, jam berdentang
Hari-hari pergu,
aku tinggal diam

Cinta pergi bagai air ngalir ini
Cinta pergi
Betapa hidup lamban
Dan alangkah kejamnya
Harapan

Meski malam datang,
jam berdentang
Hari-hari pergi,
aku tinggal diam

Hari-hari lewat pekan-pekanpun berlalu
Baik masa lampau
Maupun kasih tak lagi kembali
Di bawah jembatan Mirabeau
menmengalir Seina

Meski malam datang,
jam berdentang
Hari-hari pergi,
aku tinggal diam.



Sumber : (Dari antologi Sajak-sajak Modern Perancis Dalam Dua Bahasa. Jakarta: Pustaka Jaya, 1975).
http://kampung-puisi.blogspot.com


Perancis sebagai negara tempat lahirnya Renaissance (lahir kembali) atau pergerakkan di Eropa untuk kembali mempelajari ilmu pengetahuan Yunani dan Romawi Kuno yang ilmiah dan rasional sangatlah diperhitungkan karyakarya sastra mereka khususnya pencinta puisi-puisi dan para pujangganya.


Tu es le soleil qui illumine ma vie. Au matin, me lever sans toi c'est se lever dans un monde où il fait toujours nuit. Tu es mon bonheur.Terjemahan : Kamu adalah matahari yang menyinari hidupku. Di pagi hari, bangun tanpa kamu bagai terbangun dalam sebuah dunia yang dimana selalu malam. Kamu adalah kebahagiaanku.


Sumber : http://my.opera.com





Jakarta, 25 Juli 2013
Sonny H. Sayangbati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar