Seri Kuliah Umum Pemikiran di Seputar Sastra
Keramaian
sastra mestinya juga keramaian kritik sastra. Adu kritik itu kadang
demikian tajam sehingga mencuat ke permukaan sebagai perang ideologi.
Kita tahu dari sejarah bahwa telaah di seputar sastra tidak berhenti
pada kritik karya. Telaah itu selalu menyentuh pemikiran kebudayaan di
luarnya. Kuliah umum kali ini adalah rangkaian kajian kritis atas
telaah sastra maupun konteksnya. Mempelajari pemikiran di seputar sastra
adalah mempelajari sebagian penting dari sejarah pemikiran di
Indonesia. Program ini sangat dianjurkan untuk peminat, kritikus dan
guru sastra.
Jadwal Seri Kuliah Umum “Pemikiran di Seputar Sastra”:
Modernisme Takdir, Jassin dan Teeuw
Sabtu, 28 September 2013, 16:00 WIB
Pembicara: Arif Bagus Prasetyo, Hasif Amini, Zen Hae
Sutan
Takdir Alisjahbana, H.B. Jassin, dan A. Teeuw adalah tiga raksasa dari
era yang melahirkan para pembaptis. Sastra Indonesia modern yang baru
bertumbuh di dasawarsa-dasawarsa awal abad ke-20 menuntut adanya sosok
atau institusi penahbis seperti Jassin dan Teeuw. Sedangkan Takdir
menyumbang visi yang sangat jelas bagi arah kebudayaan Indonesia dan
bagaimana karya-karya sastra yang melimpah saat itu mesti bergerak ke
arah “kesusastraan baru”.
Sabtu, 05 Oktober 2013, 16:00 WIB
Pembicara: Sony Karsono
Polemik
adalah salah satu model kritik sastra bersama. Beberapa peristiwa
penting perlu dicatat dalam tema identitas dan ontologi: Polemik
Kebudayaan (1930-an) yang memperdebatkan orientasi kebudayaan Indonesia,
Surat Kepercayaan Gelanggang vs. Mukadimah Lekra (1950-an), Lekra vs.
Manifes Kebudayaan (1960-an), Kritik Sastra Aliran Rawamangun vs.
Ganzheit (1970-an), wacana Sastra Kontekstual (1980-an), juga
Revitalisasi Sastra Pedalaman (1990-an) yang menentang arogansi Jakarta.
Sabtu, 19 Oktober 2013, 16:00 WIB
Pembicara: Ahmad Yulden Erwin
Memasuki
era Orde Baru, politik praktis nyaris lenyap dari kehidupan
sehari-hari. Pada saat yang sama telaah sastra di kalangan akademis
bertumbuh pesat. Karya sastra dilihat sebagai obyek kajian ilmiah,
dibedah dengan pisau teori, dilepaskan dari konteks bahkan sosok
pengarangnya. Di lain pihak, berkembang juga psikologi sastra dan
sosiologi sastra.
Pascamodernisme, Cultural Studies dan Feminisme
Sabtu, 26 Oktober 2013, 16:00 WIB
Pembicara: Ikhaputri Widiantini, Wicaksono Adi
Di kalangan akademis, sastra menjadi obyek pisau bedah teori-teori pascamodernis, cultural studies,
dan feminisme. Di sini kita melihat pergeseran. Karya tetap dibedah
dengan teori, tapi pada saat yang sama ia adalah dokumen sosial maupun
ideologi. Pendekatan struktural di tema-tema ini membongkar struktur
ideologis di balik sebuah karya. Kajian mengenai estetika nyaris hilang.
Kuliah umum bersifat
rangkaian, demi mendapatkan gambaran yang utuh kami sarankan anda
mengikuti seluruh rangkaian. Terbuka untuk umum dan tempat terbatas.
Pendaftaran paling lambat
27 September 2013 melalui daftar@salihara.org atau hubungi 021-789-1202, 0817-077-1913, 0857-193-111-50, 021-9974-5934.
Untuk keterangan lebih lanjut mengenai rangkaian kuliah umum ini, sila hubungi nomor telepon di atas atau info@salihara.org. Buku program Salihara Juli-September 2013 dan buku program Bienal
Sastra Salihara 2013 dapat diunduh di www.salihara.org.
Sampai bertemu di Komunitas Salihara!
Komunitas Salihara
Jl. Salihara 16, Pasar Minggu
Jakarta Selatan 12520
Tel: 021-789-1202
www.salihara.org.
Twitter: @salihara
Facebook: salihara
_______________
Sumber : http://salihara.org/event/2013/09/23/seri-kuliah-umum-pemikiran-di-seputar-sastra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar