T e b u s a n
Nilai
sebuah tebusan yang dibayarkan hendaknya setara, sesuai dengan harga
yang dibayarkan, sehingga memiliki nilai keadilan, seringkali nilai
sebuah tebusan yang dibayar memiliki nilai lebih dari yang
dibayarkan, ini lebih baik.
Para
filsuf sekarang sering berkata tentang dosa, dan mereka mengambil
istilah ini dari para pendahulu mereka yang berpikir dan terilham.
Suatu kaum memiliki dosa, suatu negara memiliki dosa, suatu rezim
berkuasa mewarisi dosa, suatu kelompok pernah berbuat dosa.
Dosa
telah menyebar ke mana-mana melalui satu orang dosa diwariskan,
sebuah gagasan yang tadinya ditentang sekarang ini diolah kembali
oleh ahli pikir filsafat, dosa itu nyata bukan saja mewakili
perorangan tapi ia pun mewakili berbagai macam kebudayaan.
Kebudayaan
mengayau kepala orang, kebudayaan memakai sepatu sempit untuk wanita,
kebudayaan memakai kalung dileher seorang wanita, kebudayaan mistis,
kebudayaan bertelanjang badan tanpa sehelai kain, kebudyaan memenggal
kepala kerbau dan menanam di bangunan, menjadi adat istiadat turun
temurun dan lain sebagainya.
Awalnya
kebudayaan memiliki kisah, suatu pola pikir nenek moyang sebagai
sesuatu yang wajib dipelihara dan diwariskan dari generasi ke
generasi.
Berbagai
cara manusia dalam mencapai ketenangan batin dan pencarian seumur
hidup akan kedamaian seringkali bersunggingan dengan sebuah kata
'dosa', tanpa disadari, seolah-olah ada suatu pemaksaan, suatu roh
yang berkuasa dan mengendalikan kegelapan menjadi terang.
Jika
kita menyadari, bahwa kita manusia biasa memerlukan sebuah tebusan
dari apa yang kita tidak ketahui yang melahirkan dosa, tebusan itu
penting, karena ia menutup dosa dengan sempurna, sehingga kita
sebagai manusia layak untuk hidup baru, tidak lagi di bawah
bayang-bayang kekelaman atau kegelapan yang membelenggu diri kita.
31
Oktober 2013
rosenakal.blogspot.com/2013/10/harga-sebuah-kebebasan.html
BalasHapusSalam #mawarnakal :D