Capailah bulan. Jika gagal, engkau masih mendarat di antara bintang-bintang.
Les Brown [Quote Indonesia]
I.
Bulan
selalu bulat, berpendar dalam kegelapan malam, ia adalah kekasihku yang
selalu hadir setiap malam. Kerinduan selalu ada bersama romantisme,
yaitu saat kegelapan menguasai manusia. Seperti casanova ia hadir
menggiurkan bak madu hutan yang murni, manis tanpa tercampur pemanis
buatan aspartam.
Walau punguk selalu menatap pendar bulan
yang putih pucat, bulan pun membalas sorot mata punguk yang penuh
kerinduan akan kekasih, nampak berbekas bayangan punguk yang tergambar
dalam sosok bulan.
Tiada rindu yang begitu hebat mendera
sepasang kekasih, sepanjang dunia diciptakan, seperti rindu burung
punguk terhadap kekasih tetapnya sang rembulan.
Walau jarak dan waktu terbentang
lebar dan luas seperti cakrawala
aku tak gentar
rinduku lebih kuat dari matahari
Engkau tahu itu
selama berabad-abad berlalu
dalam hitungan mundur
aku ada dan engkau ada
menjadi seperti legenda
cerita malam hari
di saat anak gadis dan lelaki
tidur dalam peraduan malam
di saat aku dan rembulan hadir
Sungguh
aku memuja dirimu, tiada bandingan yang seperti dirimu wahai rembulan,
engkau sungguh cantik dan jelita, engkaulah gadis bergaun putih panjang,
berdiri teguh dengan anggun.
Sepanjang malam sebelum
kantukku tiba aku bernyanyi dengan iringan musik yang lembut, berdansa
denganmu, berputar dan mendekapmu dalam kemesraan yang kupunya :
(1)
Fly Me To The Moon,
Let me play among the stars
Let me see what spring is like On a,
Jupiter and Mars In other words,
hold my hand In other words,
baby,
kiss me
Setiap
hari aku bangun dari tidur, aku akan membuka jendela rumah, hawa segar
mengguyur pori-pori kulitku, aku melihat sinar yang menyilaukan dan
terasa hangat, aku tak bisa memandangnya dengan syahdu seperti aku
memandang kekasihku. Aku ingin cepat berlalu hari demi hari, hanya demi
menunggu waktu kegelapan tiba, sebab dalam gelapnya hari, kerinduan itu
akan selalu hadir di hatiku, di saat engkau menampakkan wujudmu yang
sempurna.
(2)
Wulan Merindu
Sunyi sepi malam
Tanpa sinar bulan
Sesepi diriku
Sendiri dalam penantian
Tak tahan rasanya
Gelora dijiwa
Ingin segera bertemu
Duhai kekasihku
Duhai pujaanku
Aku rindu kepadamu
Sekian lamanya
Ku memendam rasa
Tak tertahan lagi
Rasa gundah di dalam dada
Teringat dirimu
Terbayang kau slalu
Setiap malam-malamku
Datanglah sayangku
Hadirlah kasiku
Wulan ini merindu
Betapa indahnya
Dunia terasa
Bila kau ada di sisiku
Alangkah syahdunya
Seakan terasa
Bagaikan ku di alam syurga
Bawalah diriku oh sayang
Ku ingin selalu bersamamu
Tak sanggup lagi diri ini
Berpisah denganmu kasih
Cintaku sayangku kasihku
Ku serahkan hanya kepadamu
Semoga Tuhan merestui
Bahagia selamanya
Berdua kita selamanya
Bahagia selamanya
II.
Dalam
hitungan tarikh bulan selalu purnama di saat hari menunjukkan kalender
lunar 14 atau 15, saat itu aku berdandan ala pangeran, berjubah rapih
dengan tuxedo layaknya orang berpesta, karena aku tahu rembulanku
menghias dirinya dengan pesona yang anggun, tak luput mataku melihat
seluruh tubuhnya, sebab aku mencintai tubuhnya setiap inchi.
Laut
menjadi pasang, sungai-sungai menumpahkan rindunya yang dalam, semua
makhluk terjaga, gunung-gunung menampakkan kegagahannya tanpa selubung
awan, semua menyambut dengan perasaan kasih sambil merenung 'betapa
dalam Dia mempertemukan semua makhluk berpasangan', sambil bernyanyi
dengan melodi yang paling mesra.
(3)
"Kau tenggelamkan rembulan
di teluk matamu
dan malam seperti rindu
tanpa surut dan selimut.
Di pelabuhan (rindu)
malam taburkan cahaya
ombak seakan gantungan-gantungan lampu
berayun-ayun dimainkan bayu.
Perahu-perahu merapat di dermaga.
Seperti katakata gegap di dada
Di atas pantai kubangun rumah dan ranjang
bergoyang dalam gelombang pasang
dengan tonggak-tonggak swane
seperti cinta kutegakkan di kedalaman samudera
menumbuhkan butir-butir mutiara."
Perjalanan
rindu yang panjang menuju dermaga adalah saat di mana seluruh
kekuatanku menujumu, takkan lelah, akan kutempuh jalan-jalan yang
panjang, malam akan selalu ada di pelupuk mataku, karena saat itu yang
kunanti.
Jakarta, 06 Agustus 2013
© Originally written by Sonny H. Sayangbati
________________
Catatan :
1. Sebuah nukilan lagu Fly To The Moon, Ciptaan : Bart Howard (1954)
2. Sebuah Lagu Wulan Merindu yang dipopulerkan oleh Cici Paramida.
3. Judul Puisi aslinya : 'Bulan Tenggelam Di Pelabuhan Jayapura', Ciptaan : Huda M. Elmatsani (sumber : http://tipsmotivasikehidupan.blogspot.com)
Puisi ini diterbitkan di Vokal Institute ( http://www.vokalinstitute.com/index.php/20-angkringan/sajak/109-puisi-sonny-h-sayangbati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar