Kamis, 19 Juni 2014

(Cerita Penjuru Dunia) - Sejarah Krayon, dari Jaman Primitif hingga Crayola


krayon berwarna



Dunia begitu penuh warna. Tapi bagaimana kita mengekspresikannya?

Krayon (crayon) terbuat dari lilin berpigmen yang biasa digunakan untuk mengekspresikan warna dalam berbagai gambar.

Menggambar dan mewarnai dengan krayon merupakan pengalaman menyenangkan untuk anak-anak dan orang dewasa.

Jaman Kuno


Sejarah krayon bervariasi, mengingat banyak negara memiliki versi penemuan mereka sendiri.

Sejarah krayon bisa dilacak ke jaman prasejarah saat manusia mencampur lilin lebah alami dengan pigmen warna untuk membuat krayon primitif.

Pasta lilin lebah dan pigmen warna pertama kali dilelehkan untuk kemudian digunakan pada media batu atau kayu.

Mereka juga mengukir gambar pada lilin cair yang belum mengeras untuk membuat lukisan encaustic yang menonjol di antara orang Mesir, Romawi, dan Yunani kuno.

Minyak biji rami dan resin damar juga digunakan sebagai pengganti lilin lebah.

Di wilayah kut-kut, Asia Tenggara, juga ditemukan penggunaan krayon primitif dalam seni.

Seni ini melibatkan berbagai teknik seperti sgraffito di mana berbagai lapisan warna diterapkan pada permukaan basah.

Kemudian menggunakan krayon, sisi figur digores untuk menandai garis batas gambar.

Di temapt lain, teknik lilin Punisia adalah metode populer pewarnaan yang dilakukan dengan merebus lilin lebah dalam air garam dan disaring untuk menghilangkan kotoran.

Natrium bikarbonat lantas ditambahkan ke larutan untuk mengubah konsistensi menjadi seperti sabun.

Pasta ini kemudian dibilas dengan air hangat dan dibiarkan kering. Pigmen warna dan agen lain seperti minyak dan kuning telur ditambahkan ke pasta untuk menghasilkan substansi seperti cat.

Bentuk seni seperti ini berkembang pesat di jaman Romawi kuno.

Krayon Modern


Pada akhir abad ke-18, Eropa memiliki krayon yang merupakan campuran arang dan minyak.

Warna yang dihasilkan sebagian besar adalah hitam karena efek arang. Pada saat itu, krayon dibuat berbentuk silinder panjang sehingga bisa dengan mudah dipegang tangan.

Berbagai pigmen warna kemudian ditambahkan untuk mengganti arang.

Di kemudian hari, disadari bahwa lilin merupakan pengganti yang lebih baik untuk minyak karena melekat pada medium gambar dengan lebih sempurna.

Crayola Crayon


Pada akhir abad ke-19, Peekskill Chemical Company, NY (didirikan oleh Joseph W. Binney) dijalankan oleh Edwin Binney (anaknya).

Sebagian besar produk perusahaan berupa karbon hitam untuk ban mobil dan oksida besi merah yang kemudian digunakan sebagai pigmen warna.

Pada tahun 1885, Edwin dan keponakannya C. Harold Smith mendirikan perusahaan Binney & Smith yang berkecimpung di daerah baru seperti membuat semir sepatu dan tinta cetak.

Pada tahun 1900, mereka mulai membuat pensil sabak untuk kebutuhan sekolah. Ini adalah awal dari perjalanan mereka ke dunia seni!

Pada tahun 1902, Alice Binney, seorang guru sekolah, menyarankan kepada suaminya Edwin bahwa membuat krayon murah lebih baik daripada mengimpor pensil warna yang berharga mahal.

Pensil juga mengandung karbon hitam yang beracun untuk anak-anak. Ide ini bersambut, Binney bereksperimen mengganti arang dengan lilin parafin.

Berbagai pigmen warna juga diperkenalkan untuk menciptakan warna krayon berbeda.

Semua ini menjadi pendorong lahirnya produsen krayon terkenal, Crayola, di tahun 1903.

Alice mengusulkan nama Crayola dengan menggabungkan kata Prancis ‘craie’ (yang berarti kapur) dan ‘ola’ (yang berarti berminyak).

Crayola ditawarkan dengan berbagai ukuran dan memiliki setidaknya 30 warna berbeda.

Pada tahun 1920, Crayola memperkenalkan Perma Pressed, krayon yang ditujukan khusus untuk seniman.

Crayola tak terbentung dengan mengeluarkan krayon 64 warna yang dilengkapi dengan rautan dan populer di kalangan anak-anak.

Pada tahun 1958, Crayola mengambil alih perusahaan lain yang berhubungan dengan seni, seperti Cosmic Crayon Company, Inggris, dan Canada Crayon Company.

Pada tahun 2003, mereka merayakan ulang tahun ke-100 dan memiliki 120 warna indah pada krayon mereka.

Crayola terus menawarkan ide-ide inovatif seperti krayon yang bisa dicuci, krayon yang bisa dipuntir, krayon beraroma, krayon perak, krayon berwarna batu permata, krayon berubah warna dan krayon berkilau (glittery crayon).[]




____________________

Sumber : http://www.amazine.co/39067/sejarah-krayon-dari-jaman-primitif-hingga-crayola/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar