Jumat, 13 Juni 2014

(Tokoh-Tokoh Dunia Sastra) - Charles Dickens: Kisah Penulis Besar Era Vitoria Dan Karyanya


Charles Dickens





Charles Dickens (1812-1870) merupakan penulis paling terkenal dari Era Victoria.

Tidak seperti ketenaran yang diperolehnya, masa kecil Dickens dipenuhi kesulitan.

Dia mendapatkan pendidikan pada masa kecilnya, hanya saja ayahnya, John, tidak bisa mengelola uang dengan baik.

Ketika Dickens berusia 12 tahun, ayahnya dipenjara di Marshalsea karena utang.

Charles Dickens muda lantas bekerja di pabrik botol. Pengalaman ini meninggalkan bekas getir yang cukup mempengaruhinya.

Dia merefleksikan pengalaman tersebut dalam novel semi-otobiografi, David Copperfield, serta dalam Little Dorrit yang berkaitan terutama dengan Marshalsea.

Ketika ayahnya berhasil membayar utang, Charles Dickens lantas melanjutkan studinya.

Dia belajar hukum dan menjadi reporter hukum untuk Doctors Commons atau lembaga pengawas yang mensahkan surat wasiat dan juga membela hak-hak pelaut dan berkaitan dengan Gereja Inggris.
Pandangannya tentang Doctors Commons banyak mempengaruhi dua karya Dickens yaitu Copperfield dan Bleak House.

Pada tahun 1830-an, Charles Dickens mulai menulis opini dan cerita pendek serta menjadi kontributor beberapa majalah.

Dia selanjutnya mendirikan sendiri majalahnya yaitu “Household Words” dan “All the Year Round” pada tahun 1850-an.

Majalah tersebut antara lain memuat karya Wilkie Collins dan Elizabeth Gaskell, serta banyak kontribusi esai dan sketsa oleh Dickens.

Novel pertama Charles Dickens, Sketches, diterbitkan oleh Boz pada tahun 1836. Karya Dickens selanjutnya, Pickwick Papers, mengikuti diterbitkan pada tahun 1837.

Pickwick dianggap mewakili humor Charles Dickens dan diterima baik oleh publik pada saat itu.

Picwick dinilai oleh banyak kritikus sebagai bacaaan bernuansa humor yang baik, tapi menjadi biasa-biasa saja dibandingkan dengan karya Dickens selanjutnya.

Pada tahun 1836, Charles Dickens menikah dengan Catherine Hogarth untuk selanjutnya memiliki 10 anak.

Sang novelis ternyata juga jatuh cinta dengan adik Catherine, Mary, yang meninggal pada usia 17 tahun.

Mary dianggap sebagai model untuk karakter wanita setia dan baik di sebagian besar novel-novel Dickens.

Dalam David Copperfield, Catherine dianggap mewakili Dora, wanita muda yang tidak cocok untuk David, sementara Mary mewakili Agnes, wanita setia yang menikah dengan David ketika Dora meninggal.

Novel ini mewakili sebagian angan-angan Charles Dickens yang akhirnya berpisah dari Catherine pada tahun 1858.

Novel awal Charles Dickens lainnya meliputi Oliver Twist (1837), Nicholas Nickleby (1838), The Old Curiosity Shop (1841) dan Barnaby Rudge (1841).

Pada tahun 1843, Charles Dickens menerbitkan karyanya yang mungkin paling dikenal, The Christmas Carol, yang sebenarnya merupakan cerita pendek jika dibandingkan dengan novelnya yang lain.

Selain itu, David Copperfield diterbitkan pada tahun 1849. Bleak House, The Tale of Two Cities, Great Expectations, dan Our Mutual Friends diterbitkan kemudian yang mewakili kedewasaannya.
Mutual Friend dianggap oleh banyak orang sebagai karya terbaik Dickens yang berisi lebih dari 50 karakter.

Novel ini berkomentar tentang strata sosial, orang kaya baru, praktik meminjamkan uang, perlakuan pada Yahudi, dan sejumlah topik lain.

Sebagian yang lain menganggap Bleak House, yang juga kaya karakter, sebagai karya terbaik Dickens.

Novel ini berisi kritik pedas pada Doctors Commons dan ketidakacuhan sebagian besar orang terhadap kehidupan masyarakat miskin.

The Tale of Two Cities banyak berisi tentang Revolusi Perancis. Charles Dickens menyampaikan kekhawatirannya atas ketidakpedulian Inggris pada rakyat miskin selama Revolusi Industri yang mungkin akan memicu pemberontakan seperti yang terjadi di Perancis.

Dalam sudut pandang ini dia terbukti sebagian benar mengingat banyak kerusuhan terjadi di Inggris, meskipun tentara mampu menghentikannya, namun dengan meminta banyak korban tewas.

Charles Dickens dikenal menjadi kritikus pada masanya, sehingga karya-karyanya dipercaya turut berpengaruh dalam berbagai gerakan reformasi.

Karya Dickens juga dikagumi di Amerika Serikat, meskipun banyak novelnya merupakan bajakan, sehingga amat mengecewakannya.

Dia melakukan tur ke AS sebagai pengajar sambil mengerjakan karya nonfiksinya, American Notes, yang merupakan sikap kritis terhadap Amerika.

Charles Dickens terus menulis dan mengajar sampai sesaat sebelum kematiannya pada tahun 1870.

Novel terakhirnya, The Mystery of Edwin Drood, belum selesai dikerjakan. Rekan sejaman dan kritikus banyak yang mengagumi karakter dan plot kompleks dari karya Dickens.

Dostoevsky diketahui banyak mempelajari Dickens dan mencoba untuk menirunya.

Sementara diakui sebagai penulis novel berbobot, Dickens juga dikenal sebagai pencetus inspirasi untuk keadilan sosial pada jamannya.[]




___________________

Sumber : http://www.amazine.co/28124/charles-dickens-kisah-penulis-besar-era-victoria-karyanya/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar