Dalam kehidupan masyarakat pedesaan di Indonesia, bambu memegang
peranan sangat penting. Bahan bambu dikenal oleh masyarakat memiliki
sifat-sifat yang baik untuk dimanfaatkan, antara lain batangnya kuat,
ulet, lurus, rata, keras, mudah dibelah, mudah dibentuk dan mudah
dikerjakan serta ringan sehingga mudah diangkut. Selain itu bambu juga
relatif murah dibandingkan dengan bahan bangunan lain karena banyak
ditemukan di sekitar pemukiman pedesaan. Bambu menjadi tanaman serbaguna
bagi masyarakat pedesaan.
Bambu dalam bentuk bulat dipakai untuk berbagai macam konstruksi
seperti rumah, gudang, jembatan, tangga, pipa saluran air, tempat air,
serta alat-alat rumah tangga. Dalam bentuk belahan dapat dibuat bilik,
dinding atau lantai, reng, pagar, kerajinan dan sebagainya. Beberapa
jenis bambu akhir-akhir ini mulai banyak digunakan sebagai bahan
penghara industri supit, alat ibadah, serta barang kerajinan, peralatan
dapur, topi, tas, kap lampu, alat musik, tirai dan lain-lain.
Jembatan Tjipait Sungai Tjitarum Priangan Tahun 1900 (Koleksi Sanapustaka Kraton Kasunanan Surakarta)
Pada masa kolonial Belanda konstruksi bangunan banyak menggunakan
bambu sebagai bahan dasar selain kayu. Jembatan Tjipait yang digunakan
untuk menyebrangi sungai Tjitarum dibangun menggunakan bambu yang cukup
kuat. Jembatan ini dibangun sekitar tahun 1890-an dengan konstruksi yang
begitu menakjubkan. Jembatan ini juga dilengkapi dengan atap sirap
sebagai penahan dari tetsan air hujan, kemungkinan selain dapat
digunakan sebagai tempat berteduh bagi para penyebrang jembatan, atap
sirap ini juga sebagai pelindung jembatan agar konstruksi bambu tidak
cepat lapuk oleh air hujan.
Jembatan lain yang cukup eksotis adalah jembatan yang dibangun di
atas kali Serayu, Wonosobo. Jembatan yang dibangun sekitar tahun 1900-an
ini memiliki konstruksi dari bambu dengan desain jembatan gantung.
Jembatan ini merupakan perpaduan penggunaan bambu dan rotan sebagai
bahan bangunannya.
Jembatan Bambu di Wonosobo 1906 (Koleksi Sanapustaka Kraton Kasunanan Surakarta)
Jembatan Kraksan di Pasuruan Jawa Timur bisa dikatakan merupakan
paduan antara bambu dan rotan. Jembatan ini dibangun sekitar tahun
1900-an melengkung melewati sebuah sungai, konstruksinya hampir sama
dengan jembatan di Wonosobo yaitu jembatan gantung.
Jembatan bambu dan rotan Kraksaän, residensi Pasoeroean 1910 (Koleksi: http://www.kitlv.nl)
Jembatan bambu di Indonesia pada masa kolonial Belanda tersebut
merupakan sebuah hasil karya fenomenal masyarakat, dengan bahan baku
lokal yang begitu banyak terdapat di wilayah Indonesia ini. Hal ini
menggambarkan kepada kita bahwa kearifan lokal mampu membuat sebuah
karya yang indah, unik dan berguna bagi masyarakat.
Bisa juga dibaca di: http://phesolo.wordpress.com/2011/12/06/jembatan-bambu-eksotis-pada-masa-kolonial/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar