Indonesia mengajukan keberatan atas pencatuman puluhan ribu kata Bahasa Indonesia di Kamus Bahasa Melayu yang diterbitkan Pemerintah Brunei
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Wiendu Nuryati, mengatakan sebanyak 62.000 jumlah kosa kata bahasa Indonesia yang dicantumkan dalam Kamus Brunei Melayu Nusantara.
Sejumlah kata yang tidak ditulis asal katanya termasuk bude, yang tertulis di KBBI sebagai 'ibu gede atau kakak perempuan ibu atau ayah' dan juga gudeg, 'makanan yang dibuat dari buah nangka muda dan diberi santan'.
Wiendi
mengatakan Kementerian Pendidikan dan Budaya, sudah mengajukan
keberatan kepada Dewan Pakar dan Bahasa Brunei Darussalam karena tidak
menyebutkan asal kata itu dari bahasa Indonesia.
"Dengan mengambil
62.000 lebih tanpa pengakuan sumber tanpa ada menyebutkan acuan dan
sebagainya, tentu masalah menjadi kasus plagiarisme, kita sudah
menyatakan protes terhadap dewan bahasa dan pustaka dari Brunei perihal
ini, jelas keberatan dan meminta itu tidak boleh beredar," kata Wiendu.
Wiendu mengatakan surat resmi sudah diajukan, tim bentukan pemerintah
juga sudah mengkaji dan menyusun dokumen keberatan yang akan disampaikan
kepada pemerintah Brunei dalam pekan ini.
Wiendu mengatakan kata-kata dalam bahasa Indonesia itu diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Langkah
pemerintah untuk mengajukan keberatan atas pencatuman kata-kata bahasa
Indonesia dalam Kamus Brunei Melayu Nusantara didukung oleh pakar bahasa
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, R. Kunjana Rahardi yang
mengatakan pencantuman kata dalam kamus harus dicantumkan sumbernya.
Kunjana
mengatakan dalam kasus ini pembuktian dapat dilakukan dengan cara
merunut asal katanya. "Dalam linguistik histioris komparatif itu dapat
dipelajari bagaimana sebuah kata ada akarnya, ada sumbernya yang disebut
bahasa proto, nah nanti bisa dibuktikan apakah kata-kata yang diaku
atau yang dianggap sebagai bahasa Melayu oleh Brunei itu berasal dari
kata dalam bahasa Indonesia, entah itu dari Jawa , Sunda, Batak atau
yang lainnya," jelas Kunjana.
Kunjana mengatakan secara etika
akademik, sumber harus dicantumkan, apalagi pencatuman dalam kamus harus
secara jujur menuliskan asal kata, dan itu berlaku secara universal di
berbagai negara
(Sumber: www.bbc.co.uk/indonesia)
____________________
Sumber : http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/08/kosakata-bahasa-indonesia-masuk-kamus-brunei
Tidak ada komentar:
Posting Komentar