Senin, 06 Oktober 2014

(Serba-Serbi) - Sekitar 60 bahasa terancam punah di Meksiko. Bahasa yang (Hampir) Binas



Bahasa yang (Hampir) BinasaIlustrasi: keluarga Meksiko modern. (Thinkstockphoto)




Dari 143 ragam bahasa daerah yang ada di Meksiko, sekitar 60 bahasa saat ini terancam kelestariannya — 21 bahasa yang sangat kritis.

Misalnya Ayapaneco. Hanya tersisa dua pria tua yang dapat menggunakan bahasa ini dengan lancar. Namun bahkan keduanya tidak saling berkomunikasi.

Bahasa adat lainnya, Kiliwa, pun hanya dicakapkan oleh 36 orang.

Juga beberapa bahasa yang berada di ambang kepunahan termasuk Zapotec, Chatino, dan Seri.

Data berdasarkan pernyataan Centre of Research and Higher Studies in Social Anthropology (CIESAS), sebuah lembaga penelitian Meksiko, yang dirilis baru-baru ini.

Lourdes de León Pasquel, ahli linguistik di CIESAS mengungkapkan, banyak orang Meksiko tak lagi tertarik dengan bahasa asli daerahnya.

Salah satu alasannya, karena di seantero negeri bahasa Spanyol-lah yang dominan digunakan sebagai bahasa percakapan di sekolah maupun lingkungan pekerjaan.

"Sedang terjadi perubahan yang pesat. Sejumlah faktor, antara lain migrasi, ketidakstabilan sosial, ekonomi, mendorong orang untuk lebih mengadopsi bahasa Spanyol."

Cuma kamus online dan berbagai perangkat (smartphone atau gadget-gadget lain), mungkin, yang bisa melestarikan bahasa-bahasa tersebut, kata para ahli.

Menurut Pasquel, dia setuju teknologi komunikasi baru dapat menjembatani. "Setiap orang semestinya belajar bahasa etnis di samping menguasai bahasa Spanyol," ucap dia.

Rintangan yang sama

Peneliti antropologi linguistik Susan D Penfield terlibat dalam proyek bernama Endangered Languanges Project, untuk sumber online dari bahasa-bahasa yang hilang.

"Karena dunia ini sekarang saling terhubung. Lebih banyak orang yang terpapar pengaruh bahasa global, seperti Mandarin, Inggris, dan Spanyol," katanya.

"Lebih dari 2.000 bahasa etnis Afrika, kebanyakan telah punah," ungkapnya. "Meksiko sama rentannya dengan tempat-tempat lain di mana terkena dampak globalisasi."

Penfield yakin, di dalam semua komunitas masyarakat penutur bahasa etnis, selalu ada keinginan untuk memperlambat proses kepunahan dan menghidupkan lagi bahasa ibu mereka.

"Saya melihat beberapa keberhasilan yang luar biasa," lanjutnya, "Tapi itu suatu perjuangan cukup berat."


(Christine Dell'Amore)




_____________________

Sumber : http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/04/bahasa-yang-hampir-binasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar