Sumber Gambar : Penerbit Buku Pedasan/CGR
KABAR BUKU:
Bisa dipesan di sini ! HARGA Rp 150.000 (Di luar Ongkos Kirim)
OEROEG karya Hella S. Haasse (Penerbit Padasan, 10 Nov 2014; 322 hlm;
14x21cm; bookpaper; hardcover, bilingual, ISBN: : 978-602-17963-6-8).
"The Netherlands Greatest Author of Historical Novels." ~NRC Handelsblad
Menerbitkan kembali OEROEG karya pengarang Belanda kelahiran Batavia, Hella S. Haasse, yang di negerinya mendapat julukan "grande dame van de literatuur" merupakan bentuk penghargaan terhadap karya sastra klasik berlatar Sukabumi pada masa Hindia-Belanda, dan untuk mengenalkannya kepada khalayak yang belum pernah membaca sejak diterbitkan dalam bahasa Belanda pada 1948 maupun terjemahannya dalam banyak bahasa di dunia. Penerbitannya tahun ini dimungkinkan atas dukungan Pemerintah Kerajaan Belanda. Direncanakan peluncurannya digelar di Erasmus Huis Jakarta, 6 Februari 2015, empat hari setelah peringatan hari kelahiran Hella S. Haasse. OEROEG merupakan karya kedua dari Penerbit Padasan dalam rangka memunculkan kembali karya-karya sastra Indisch, setelah MAX HAVELAAR karya Multatuli pada 10 November 2013.
Endorsement:
Oeroeg
merupakan reaksi Hella S. Haasse atas aksi Polisionil (Agresi Militer)
Belanda di Indonesia pada 1947. Sebagai orang Belanda yang lahir,
tinggal, dan merasakan kehidupan di Hindia-Belanda, ia membingkai
kenangan dan pengalaman tempo doeloe dalam kisah persahabatan antar
bangsa pada dua masa berbeda. Novel yang pertama kali terbit pada 1948
ini bukan novel biasa.
~Achmad Sunjayadi, Koordinator Program Studi Belanda, FIB-UI
Oeroeg karya sastra Indisch klasik dunia ternama setelah Max Havelaar. Keduanya—dengan sangat baik diterbitkan oleh Penerbit Padasan—mengajak masyarakat Indonesia melihat nilai-nilai kemanusiaan dan nurani yang sama serta penggambaran Ibu Pertiwi yang kuat melalui kacamata bangsa seberang samudra yang pernah memberi nama Nederlands-Indië untuk negeri ini. Oeroeg kini memiliki kelebihan karena disertai anotasi memadai, menggunakan kata-kata dan ejaan yang sesuai jamannya, dan menjadi lebih menarik karena ditampilkan pula karya aslinya yang ditulis dalam bahasa Belanda.
~Ahmadun Yosi Herfanda, Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta 2010-2013
Kita hidup dalam kelampauan, kekinian, dan keakanan. Kita perlu menghadirkan kelampauan dalam merayakan kekinian kita, demi keakanan kita yang lebih baik dan lebih luas. Dalam konteks itu, menerbitkan kembali karya sastra Indisch merupakan langkah penting. Setelah Max Havelaar karya Multatuli (1860; 2013), kini Penerbit Padasan menerbitkan Oeroeg karya Hella S. Haasse (1948; 2014). Keduanya novel klasik yang telah diterjemahkan dalam puluhan bahasa dan menjadi bacaan wajib siswa dan mahasiswa. Kita menunggu Penerbit Padasan merilis karya sastra Indisch lainnya dari Maria Dermôut, Helga Ruebsamen, Aya Zikken, Beb Vuyk, M.H. Székely-Lulofs, F. Springer, P.A. Daum, P.C. Hooft, E. du Perron, dan Louis Couperus.
~Jamal D. Rahman, Pemimpin Redaksi Majalah Sastra Horison
Oeroeg adalah cerita orang Belanda kecil (lambang Belanda naif) sebagai
Sang Liyan yang tak pernah menyadari bahwa dia memang tidak pantas
menjadi “mandor” di Indonesia. Ditulis pada waktu Revolusi sedang
berkecamuk di Indonesia, “Belanda” yang dewasa mempertanyakan apakah
yang terjadi dan pernahkah tempo doeloe akan kembali lagi? Saat itu
mulai timbul kesadaran bahwa itu tak mungkin lagi.
~Prof. Jan van der Putten, Guru Besar Universität Hamburg, Jerman
Ketika membaca Oeroeg bertahun lalu, buku ini menceritakan persahabatan yang lama-lama pudar. Baru-baru ini membacanya kembali, saya merasakan kehadiran sejarah dalam cerita itu. Mengancam, tidak bisa dihindari, tragis. Tidak berdasarkan fakta dan rangkaian tahun, tetapi hal-hal yang dialami dan perasaan dua orang dari kebudayaan berbeda, Belanda dan Indonesia. Penulis-penulis besar bisa melakukannya, menghubungkan hal-hal pribadi dengan hal-hal yang berhubungan dengan masyarakat, sejarah kecil dengan sejarah besar. Hella S. Haasse salah seorang yang seperti itu. Itu membuat Oeroeg cocok untuk Nederland Leest. Saya menantikan pembicaraan dan diskusi yang akan dihasilkan!
~Philip Freriks, Duta Nederland Leest, Amsterdam
Oeroeg sangat layak menjadi bacaan siswa sekolah-sekolah di Indonesia, tak hanya mahasiswa jurusan Sastra Belanda. Melalui isinya, mereka (dan para guru) ditantang untuk memahami sejarah Indonesia. Di sisi yang lain, meski tidak dirunut secara jelas tahun-tahun kejadiannya, namun pembaca yang sudah faham sejarah Pergerakan menjelang kemerdekaan Indonesia dan sejarah Agresi Militer I dan II Belanda di Indonesia, bisa membayangkan waktu kejadian-kejadian dalam Oeroeg.
~Yanti Mirdayanti, Pengajar Sastra & Budaya Universität Hamburg, Jerman
______________________
Sumber : OEROEG Fan Pages CGR
Untuk pemesanan buku harap menghubungi : 08161458020 atau email : sonny14sayangbati@gmail.om
Tidak ada komentar:
Posting Komentar