Minggu, 02 Maret 2014

(Artikel Sastra) - Burung Pungguk Dan Bulan










"Bagai pungguk merindukan bulan"
Peribahasa




Tentu saja Anda mengenal peribahasa ini, ungkapan yang sering kita ucapkan jika menghadapi sesuatu yang menurut anggapan banyak orang adalah: 'tidak mungkin' atau sesuatu yang 'tidak terjadi', sesuatu yang 'sia-sia', menurut kamus populer Wikiquote disebutkan sebagai :



Bagai pungguk merindukan bulan (1)
  1. seseorang yang mencintai kekasihnya tetapi cintanya tidak berbalas
  2. merindukan kekasih yang tak mungkin didapat karena perbedaan derajat

Wikiquote


Apakah Anda setuju dengan arti dari ungkapan legendaris ini ? Sebelum menjawab pertanyaan ini ada baiknya diulas apa itu burung pungguk, apakah ia sama dengan burung hantu atau celepuk, dan mengapa burung pungguk selalu menatap cahaya bulan purnama dan sederet pertanyaan lainnya berkenaan dengan asal-usul peribahasa ini yang juga mengilhami banyak penyair untuk membuat puisi.

Burung pungguk adalah sejenis burung hantu, menurut kamus populer bahasa Melayu, burung ini memiliki nama latin Ninox scutulata (2), dan sebenarnya ada banyak jenis burung hantu yang ada didunia termasuk beberapa merupakan endemik burung hantu yang ada hanya di Indonesia. Burung ini termasuk jenis burung yang suka keluar di malam hari, mungkin itulah sebabnya peribahasa ada hubungannya dengan bulan.

Saya pernah membaca artikel tentang burung pungguk ini, dan dalam artikel itu dikatakan bahwa burung pungguk berbeda dengan burung hantu, sungguh sayang sekali saya kehilangan sumber tersebut, dan dalam ilustrasi gambar-gamber burung pungguk seperti yang tertera di atas, memang burung pungguk tersebut digambarkan mirip dengan burung hantu. Dalam kutipan di atas burung pungguk ini dalam bahasa Inggrisnya disebut sebagai Brown Boobook, saya juga heran kenapa tidak disebut 'Owl' yang juga berarti burung hantu. Saya masih merasa kalau ada perbedaannya, namun di sini bukannya ingin berdebat seru tentang burung pungguk atau burung hantu, akan tetapi lebih kepada frasa kata peribahasa tersebut.

Banyak bangsa dan kebudayaan mengenal apa itu peribahasa, dan banyak bangsa memiliki peribahasanya yang berkaitan erat dengan kebiasaan atau kepercayaan ataupun nilai-nilai yang dikandung tersebut. Sebenarnya burung pungguk kalau benar itu burung hantu, maka tradisi bangsa Melayu atau Indonesia merupakan salah satunya, menganggap bahwa burung hantu merupakan kepercayaan yang ada hubungannya dengan hal-hal gaib, atau suatu pertanda adanya (kejadian) buruk yang menimpa atau melanda seseorang (3). Di negeri barat burung hantu dilambangkan sebagai 'kebijaksanaan'.Kita tidak tahu mengapa burung itu yang dilambangkan sebagai peribahasa, tentu ada alasannya mengapa demikian, dan ada banyak referensi mengatakan cerita itu berkaitan dengan cerita-cerita dongeng yang melegenda tentang puteri bulan, di mana burung pungguk selalu merindukan kehadirannya, dan ada banyak versi tentang hal ini.


Makna Di Balik Peribahasa


Umumnya kita semua tahu bahwa peribahasa tersebut adalah seperti yang dijelaskan di atas, namun ada suatu nilai lain yang menceritakan bahwa peribahasa itu juga bisa diartikan sebagai lambang 'kesetiaan'. Bagaimana seekor burung pungguk saban malam hadir di pucuk pohon yang tertinggi yang ia bisa hinggap dan dengan setia mengharapkan dapat (melihat) sang pujaannya bersinar purnama, adalah suatu kebahagiaan dapat melihat rembulan.

Suatu upaya yang terus menerus dilakukan, bisa dikatakan simbol dari mencintai tanpa syarat. Tentunya jenis kasih sayang seperti ini (Agape) secara murni hanya ada pada Yang Maha Penyayang saja, namun bukankah manusia sebagai ciptaan Yang Maha Tinggi ini memiliki kemiripan dalam meniru kasih sayang serupa, walau kasih sayang jenis ini bisa kita lihat pada kasih seorang ibu kepada anaknya (Felicia).

Zaman sekarang nilai suatu 'kesetiaan' ini sangat sulit di dapat, ada ungkapan yang mengatakan: 'Kesetiaan itu sesuatu yang mulia, namun tidak praktis'. Kesetiaan seseorang itulah yang paling mahal dalam dirinya, nilai ini yang paling dijunjung tinggi, akan tetapi dalam berbagai pandangan bisnis, politik dan segi-segi lain kesetiaan dianggap sebagai hal yang kurang praktis. Mengapa demikian ?



Burung Pungguk (4)



Sekian lama engkau menatap bulan
begitu setianya dirimu
malam ini aku menjelma
menjadi kekasih nyatamu




2013 
Jack Phenomenon


Ada yang berpendapat bahwa nilai-nilai sekarang sudah banyak yang berubah, misalnya saja kita membicarakan kesukaan orang untuk mengganti-ganti model handphone, mobil, gaya busana dan lain sebagainya, mereka adalah korban iklan yang bertubi-tubi hadir setiap hari, hal ini bisa turut serta merubah pola pikir manusia. Ataupun manusia lebih menyukai hal yang praktis (makanan cepat saji, lift, dan Anda bisa menambahkannya sendiri). Hal ini dipicu oleh penghargaan manusia akan waktu, dan seringkali waktu dihubungkan dengan 'uang' (Time Is Money).

Produksi-produksi diciptakan dengan cepat serta efisien dan dengan skala yang besar, misalnya saja suatu pabrik besar memberlakukan kerja tiga shift, serta penumpukkan barang-barang dan konsumsi makanan pokok seperti gandum, terigu, beras dan lain sebagainya.

Sungguh disayangkan, kecepatan produksi serta penumpukkan bahan baku tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan manusia di muka bumi, malah sebaliknya manusia seolah-olah dikejar oleh waktu, diburu oleh sesuatu kebutuhan yang lain. Apa itu ? Kekayaan, kehormatan, kesuksesan dan kemuliaan manusia. Apapun itu manusia modern akan berupaya untuk hal ini. Suatu dilema. Itulah sebabnya nilai kesetiaan itu dikatakan tidak praktis.

Kembali kepada burung pungguk. Dalam kerinduan seseorang itu ada sebuah nilai-nilai 'kesetiaan', ada upaya untuk menghargai nilai 'cinta', janganlah sampai kita kehilangannya, sebab rindu, setia dan cinta merupakan suatu paket yang dinamakan 'puisi'.










Jaga Blengko, 1/3/14
Jack Phenomenon






___________________


1). Wikiquote
2). http://id.wikipedia.org/wiki/Burung_hantu
3). http://www.thecrowdvoice.com/post/ragam-mitos-makhluk-halus-dan-burung-hantu-4511030.html
4). http://sonnysayangbati.blogspot.com/2013/09/puisi-burung-punguk.html
5). Koleksi Info For Us
6). Serta sumber-sumber lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar