Sabtu, 30 Agustus 2014

(Puisi) - Sajak Perahu






ini perahu
enggan berbalik
melaut sampai surut
suatu ketika
mendarat selamanya





Jaga Blengko, 30-8-14
Jack Phenomenon
 

Kamis, 28 Agustus 2014

(Cerita Penjuru Dunia) - Bataviase Nouvelles, Pertama Terbit Pertama Diberedel



Bataviase Nouvelles (7 Agustus 1744-20 Juni 1746), koran pertama di Hindia Timur (kini Indonesia). Foto: bataviase.wordpress.com.




































270 tahun lalu, edisi perdana Bataviase Nouvelles terbit di Batavia. Inilah koran pertama di negeri yang hari ini bernama Indonesia.

OLEH: WENRI WANHAR
Dimuat: 8 Agustus 2014



JAN Pieterszoon Coen memerintahkan anak buahnya membuat lembaran berita internal. Empat halaman kertas folio ditulis tangan. Isinya berita ringkas kegiatan perdagangan serta kedatangan dan keberangkatan kapal-kapal niaga, baik di Batavia  maupun di berbagai factorijen, pos-pos perdagangan Belanda.

Gubernur Jenderal keempat Serikat Dagang Hindia Timur atau VOC (1617-1623) tersebut menamai lembaran berita itu Memorie der Nouvelles. “Memorie diedarkan di kalangan pejabat dan pegawai kompeni setelah melalui proses pemeriksaan,” ungkap F. de Haan, sejarawan kolonial penulis buku Oud Batavia.

Karena prosesnya manual, oplah “surat kabar” yang coba-coba dirintis Coen itu tentu sangat terbatas. Andai saja saat itu sudah ada mesin mungkin akan lain ceritanya, mengingat sejarah pers berpaut dengan keberadaan mesin cetak.

Mesin cetak baru masuk ke Hindia Timur pada 1668, ada juga yang menyebut 1659. Yang terakhir merujuk laporan Niehoff dalam Zae en Lantreise, dilansir dari Seabad Pers Kebangsaan 1907-2007 karya Agung Dwi Hartanto. Mulanya mesin cetak hanya untuk menggandakan laporan-laporan VOC terkait negeri jajahan. Istilahnya bookbinder.

Pada masa mesin cetak inilah Jan Erdman Jordens punya gagasan menerbitkan koran yang jauh lebih modern dibanding Memorie. Pegawai VOC yang punya bisnis kecil-kecilan itu pun menyampaikan idenya ke Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron van Imhoff.

Gayung bersambut. Pendek kisah, 7 Agustus 1744, edisi perdana Bataviase Nouvelles terbit empat halaman. Dicetak dalam layout dua kolom. Ukurannya sedikit lebih besar daripada folio.

Bataviase merujuk pada sebutan untuk orang-orang Batavia, mereka yang hidup di Batavia dan mereka yang berselera Batavia. Istilah Bataviase ini, mengingatkan kita pada istilah Parisian untuk orang-orang Paris, New Yorker untuk orang-orang New York atau Berliner untuk orang-orang Berlin. Sedangkan Nouvelles serupa dengan news. Kurang lebih artinya berita baru.

Koran pertama di negeri yang hari ini bernama Indonesia itu, “terbit seminggu sekali. Tapi Jordens punya angan menjadikannya harian,” tulis Kasijanto Sastrodinomo dalam “Media dan Monopoli Dagang, Percetakan dan Penerbitan di Indonesia Pada Masa VOC,” jurnal Wacana, Vol. 10 No. 2, Oktober 2008.

Mula-mula beritanya hanya seputar perdagangan dan tetek bengek VOC. Mulai dari berbagai ketentuan administrasi, kedatangan kapal, pengangkatan dan pemberhentian pejabat hingga pemecatan dan kematian pegawai kantor dagang itu. Sebagai koran dagang, Batavise Nouvelles memenuhi sebagian besar halamannnya dengan iklan dan berita lelang.

Kemudian tentang pesta-pesta, jamuan, obituari dan doa-doa keselamatan bagi kapal yang akan berlayar jauh menyeberang ke negeri induk. “Dalam beberapa edisi, koran itu juga menerbitkan karangan tentang sejarah awal koloni, dan sejarah gereja secara singkat. Semacam feature yang banyak ditulis dalam media sekarang,” tulis Kasijanto.

Karena mendapat sambutan hangat dari masyarakat Batavia, pada 9 Februari 1745 surat izin usaha Bataviase Nouvelles diperpanjang hingga tiga tahun ke depan. Namun, lain lubuk memang lain pula ikannya. De Heeren Zeventien (Tuan-tuan XVII, yakni 17 anggota Dewan Direktur VOC) di Amsterdam, Belanda, khawatir koran itu akan membuka informasi yang sifatnya “rahasia.” Maka, melalui sepucuk surat bertanggal 20 November 1745, De Heeren Zeventien meminta van Imhoff memberedel Bataviase Nouvelles.

Gubernur Jenderal VOC ke-27 itu pun terkejut. Jordens tak kalah kaget, mengingat selama ini berita-berita di koran itu tak pernah mengkritisi VOC. Akan tetapi, van Imhoff tak kuasa melawan perintah atasan. Sejak 20 Juni 1746, Bataviase Nouvelles tidak lagi menjadi bagian dari sarapan pagi masyarakat Batavia




____________________

Sumber : http://www.historia.co.id/artikel/modern/1439/Majalah-Historia/Bataviase_Nouvelles,_Pertama_Terbit_Pertama_Diberedel

(Kisah Perang) - Shigeru Ono, Pejuang Jepang Telah Berpulang


Rahmat Shigeru Ono (1919-2014). Berseragam tentara Jepang di Bandung, 1943. Foto: repro buku Mereka yang Terlupakan: Memoar Rahmat Shigeru Ono, Bekas Tentara Jepang yang Memihak Republik karya Eiichi Hayashi.




















Selain bergerilya, Rahmat Shigeru Ono membuat dan menerjemahkan buku rangkuman taktik perang dan buku tentang taktik khusus perang gerilya untuk tentara Indonesia.
 
 
OLEH: MF MUKTHI
 
 
 
Dimuat: 27 Agustus 2014
 


SHIGERU Ono, bekas tentara Jepang yang memihak Indonesia, meninggal dunia pada 25 Agustus lalu akibat penyakit tifus dan pembengkakan pembuluh darah. Dia menyusun buku taktik perang gerilya untuk militer Indonesia di masa revolusi.

Ketika kalah melawan Sekutu, banyak tentara Jepang bingung; kembali ke negerinya atau bertahan. Tak sedikit yang melakukan harakiri (bunuh diri untuk memulihkan kehormatan). Shigeru Ono, serdadu Tentara Ke-16 Angkatan Darat Jepang di Jawa, pun sempat tergoda namun mengurungkan niatnya.

Ono, yang lahir pada 26 September 1919 di Furano, Hokkaido, memutuskan bertahan di Indonesia. “Indonesia sudah banyak membantu Jepang. Kami ingin memberikan yang tidak bisa dilakukan oleh negara kami,” ujarnya dalam Mereka yang Terlupakan: Memoar Rahmat Shigeru Ono, Bekas Tentara Jepang yang Memihak Republik karya Eiichi Hayashi.

Ono keluar dari ketentaraan Jepang. Atas saran Kapten Sugono, komandan polisi militer Jepang di Bandung, dia mengganti pakaiannya dengan sarung dan peci, melumuri tubuhnya dengan lumpur agar kulitnya terlihat lebih gelap, dan menambahkan “Rahmat” di awal namanya: Rahmat Shigeru Ono.

Sempat melatih pemuda Indonesia, Ono kemudian menyingkir ke Yogyakarta. Dia menjalankan tugas penting dari Markas Besar Tentara untuk membuat buku rangkuman tentang taktik perang dan menerjemahkannya ke bahasa Indonesia. Atas perintah Kolonel Zulkifli Lubis, petinggi militer Indonesia yang kelak menjadi pejabat KSAD, Ono juga menyusun buku tentang taktik khusus perang gerilya.

Selain itu, bersama eks tentara Jepang dan pejuang Indonesia, Ono bergerilya dari satu tempat ke tempat lain. Salah satunya, menyerang markas KNIL di Mojokerto pada Juni 1947.

Pasca Perjanjian Renville, ada kesepakatan untuk menangkapi semua eks tentara Jepang yang masih di Indonesia. “Pada Juli 1948, untuk menghindari penangkapan, serdadu Jepang berkumpul di Wlingi, Blitar, Jawa Timur untuk membuat satu pasukan. Yang tercecer dikumpulkan,” tulis Wenri Wanhar dalam Jejak Intel Jepang: Kisah Pembelotan Tomegoro Yoshizumi.

Ke-28 eks tentara Jepang yang hadir itu lalu membentuk Pasukan Gerilya Istimewa (PGI) pada 24 Juli 1948. Arif Tomegoro Yoshizumi jadi komandan dan Ichiki Tatsuo wakilnya. Wilayah operasi mereka di Dampit, Malang Selatan, dan Wlingi, Blitar. Ono bertugas di Dampit. (Baca: Tomegoro Yoshizumi, Intel Negeri Sakura dan Ichiki Tatsuo, Kekecewaan Seorang Jepang)

Pertempuran pertama PGI adalah ketika menyerang pos tentara Belanda di Pajaran, Malang, semasa gencatan senjata. Aksi mereka berisiko mencoreng nama Indonesia di dunia internasional, namun PGI beralasan Belanda lebih sering melanggar perjanjian.

Sepeninggal Tomegoro Yoshizumi dan Ichiki Tatsuo yang gugur dalam pertempuran, PGI bergabung dalam kesatuan militer formal dan mengubah namanya menjadi Pasukan Untung Suropati 18.

Usai pengakuan kedaulatan pada akhir 1949, Ono menetap di Batu, Malang, Jawa Timur. Dia mengisi hari-harinya dengan bercocok tanam. Pada Juli 1950, Ono menikah dengan Darkasih dan dikaruniai lima anak.

“Dia dijodohkan Sukardi, orang Jepang juga, kawan papi,” ujar Erlik Ono, putri kelima Ono, kepada Historia. Sukardi bernama Jepang Sugiyama.

Ono pernah bekerja sebagai salesman lampu, pegawai perusahaan peternakan di Jakarta, dan perusahaan eksportir rotan di Kalimantan. Setelah pensiun pada 1995, dia kembali ke Batu dan mengisi waktu dengan bertani, menerima wartawan, serta mengunjungi keluarga atau kenalan yang sakit.

“Sifat kekeluargaan bapak sangat besar,” kenang Erlik.




____________________

Sumber : http://www.historia.co.id/artikel/persona/1454/Majalah-Historia/Shigeru_Ono,_Pejuang_Jepang_Telah_Berpulang

(Serba-Serbi) - Lagu Imagine (John Lenon) Versi Komik


Anda pasti pernah mendengar lagu Imagine karya John Lennon ... Ini versi komiknya ....





Imagine_colors
 


Pablo Stanley's Facebook Page




_____________________

Sumber : http://www.filmsforaction.org/articles/john-lennons-imagine-made-into-a-comic-strip/

Rabu, 27 Agustus 2014

(Puisi) - Tikus Kampung






hi tikus kecil
janganlah engkau bermain di got
atau di atap rumah
dan jangan engkau makan
makanan sisa

pergilah ke ladang atau sawah
ada banyak makanan di sana
makanlah seberapa engkau butuhkan
asalkan jangan engkau tertangkap

aku suka asalkan engkau seekor tikus kampung
di dusun udik
biarpun engkau kampungan
aku suka

ingat jangan engkau masuk kota lagi
di kota tidak baik untuk hidupmu
dan lagi engkau seperti menakutkan
dan aku jijik melihatmu

jika di kampung
kelihatan engkau sehat dan bersih
tubuhmu padat dan gemulai
asalkan sekali lagi jangan sampai engkau tertangkap

percaya diri saja
jangan gaduh
pintar-pintar engkau menjauhkan diri
dari makelar atau pemburu tikus

aku menyebutmu tikus
yang imut






Jaga Blengko, 27-8-14
Jack Phenomenon

Senin, 25 Agustus 2014

(Cerita Penjuru Dunia) - VW Kodok Bertahan di Jalanan


Bildergalerie Brasilien 60 Jahre VW



Ribuan mobil baru diproduksi di Jerman setiap hari. Konsumen senang beli produk Jerman yang dikenal berkualitas bagus. Salah satunya VW Käfer, di Indonesia VW Kodok, yang jadi mobil "tua" tapi tetap laku dan terkenal.


 
VW Beetle Cabrio 

VW Kodok Cabrio

Saat ini sekitar 50.000 VW Kodok tercatat digunakan sehari-hari di Jerman. Demikian keterangan badan lisensi kendaraan bermotor Jerman. Model yang baru juga tampak di jalan-jalan. Sementara sejarah pembuatan mobil ini dimulai tahun 1930-an, ketika NAZI berniat membuat mobil rakyat (Volkswagen) yang bisa dibeli masyarakat luas. 


 
75 Jahre Volkswagen 40. Jahrestag 1976 

Mulai Terkenal 1950-an

Walaupun mulai diproduksi tahun 1930-an, VW Kodok baru menerobos pasar di tahun 1950-an. 25 November 1976, para tokoh VW bertemu untuk memperingati ulang tahun pabrik Volkswagen di Wolfsburg, dan berfoto di samping VW Kodok proto tipe 3 dari tahun 1948. 


 
Deutschland Auto VW Käfer 

VW Kodok Tipe 1 Produksi 1953

Ferdinand Porsche sudah mulai mengembangkan VW Kodok di tahun 30-an. Tapi sejarah kesuksesan mobil ini baru dimulai tahun 1950-an. Dalam waktu singkat VW Kodok jadi lambang kualitas produk Jerman dan kemajuan ekonomi. Karena sangat bisa diandalkan dan jarang bermasalah, mobil ini jadi produk ekspor paling terkenal.


 
Deutschland Auto VW Käfer 

Tidak Mudah Rusak

Puncak pengembangan VW kodok di Jerman tercapai Agustus 1970, tepatnya dengan publikasi model 1302. 17 Februari 1972, sebuah model 1302 S dengan warna metalik biru turun ke jalan-jalan Jerman. Mobil ini mengalahkan Ford Modell T yang disebut Tin Lizzy, sebagai mobil yang paling banyak dibeli di dunia saat itu.


 
Hochzeitskäfer VW-Automuseum in Wolfsburg 

VW Kodok dari Meksiko

sejak 1964 VW Kodok diproduksi di Meksiko. 1981 mobil ke-20 juta diproduksi di sana. 2003 produksi di Meksiko dihentikan akibat tingginya pencurian dan ketatnya peraturan polusi asap kendaraan. Foto: VW yang memiliki karoseri spesial dan disebut "Hochzeitskäfer" (VW Kodok pernikahan) dipamerkan di museum VW di Wolfsburg. Mobil ini dulunya digunakan pegawai VW Meksiko pada hari pernikahan mereka.


 
Bildergalerie Brasilien 60 Jahre VW 

VW Fusca: VW Kodok Produksi Brasil

Nama resmi di Brasil: VW Fusca. Mobil ini diekspor ke Brasil mulai 1950-an. Ketika pemerintah Brasil menetapkan peraturan impor yang ketat tahun 1957, VW mulai memproduksi mobil di São Bernardo do Campo tahun 1959. Sesuai undang-undang, mobil yang diproduksi di Brasil, 54% bagiannya harus menggunakan bahan dari Brasil. Foto: VW Kodok yang terakhir diproduksi di Brasil.


 
Ägypten VW Käfer 

VW Kodok di Kairo

Penggemar VW Kodok atau VW Käfer bisa ditemukan di berbagai negara. Mereka memiliki fan club dan mengadakan acara-acara serta pertemuan secara teratur. Misalnya di Kairo, Mesir. Foto: Sederetan VW Kodok tua yang dipamerkan di Kairo.


 
Bildergalerie VW Käfer Iran 

Punya Penggemar di Iran

Walaupun produksi VW Kodok sudah lama dihentikan, pencinta mobil ini masih ada di antara para penggemar mobil. Demikian halnya di Iran. Pencinta VW Kodok di Iran mendirikan klub VW pertama di kawasan Timur Tengah. Mereka bertemu secara teratur dan saling menukar pengalaman.


 
USA Deutschland Auto Detroit 2014 VW Beetle Dune  

VW Beetle Dune

VW Kodok jenis terbaru ini dipamerkan pertama kali awal 2014. Bulan Juli VW mengumumkan, Beetle Dune akan diproduksi dalam seri. 2016 produksi pertama akan dilemparkan ke pasaran. VW akan mengeluarkan model dengan atap transparan, dan model cabrio.




____________________

Sumber : http://www.dw.de/vw-kodok-bertahan-di-jalanan/g-17824174





60 Tahun Volkswagen di Brasil





Kilas balik kisah sukses perusahaan otomotif Volkswagen atau VW di Brasil dalam gambar.




Awalnya Kecil

Pada 23 Maret 1953, 12 pekerja memulai tugasnya di pabrik São Paulo. 1953 sampai 1957 mereka merakit VW Kodok dan VW Kombi dalam gudang kecil. Onderdilnya sebagian besar berasal dari Jerman. Itu bagian pertama dari 20 juta mobil, "Volkswagen do Brasil" yang berhasil diproduksi selama 60 tahun kemudian.


 
VW Bus von 1976 

Pabrik Perdana

Pertengahan 1950-an di Jerman terjadi booming ekonomi dan di Brasil industrialisasi. Tahun 1956 VW membangun pabrik mobil pertamanya di luar Jerman, yakni di Sao Paulo. Tahun-tahun selanjutnya "VW Kombi" pertama dilincurkan dari pabrik. Di Jerman dikenal VW bus ini dengan nama "Bulli." Separuh sukucadangnya dibuat di Brasil.


 
Zweites brasilianisches VW-Werk  

Tembus Satu Juta

1970 "VW do Brasil" mulai mengekspor ke negara Amerika Latin lainnya. Masih pada tahun yang sama, VW Brasil menembus rekor produksi keseluruhan 1 juta. Dua tahun kemudian dirayakan VW kodok ke 1 juta. Sudah matang waktunya untuk membangun pabrik kedua di Brasil, yang diresmikan tahun 1976 juga di kota São Paulo.


 
Der letzte in Brasilien hergestellt Käfer 

Pahlawan Nasional VW Kodok

Lebih dari tiga juta VW Kodok diproduksi di Brasil. Juga salah satu model VW paling sukses sepanjang masa. Model VW ini begitu digemari sehingga para pecintanya kemudian sampai menetapkan "hari raya" tidak resmi untuk itu. VW Kodok terakhir buatan pabrik Brasil dilansir 1986. Kini mobil itu berada di Museum Volkswagen di Wolfsburg.


 
Relaunch des Käfers im Jahr 1993 mit Präsident Itamar Franco 

Reinkarnasi untuk Waktu Singkat

1993 VW Kodok di Brasil mengalami kebangkitan singkat. Atas usulan Presiden Itamar Franco, pabrik VW di Brasil pada tahun 1993 sekali lagi memproduksinya. Tapi waktu sudah berubah. Tipe yang dijuluki "Porsche bulat" itu tidak mampu lagi bersaing dengan model-model baru. 1996 model itu benar-benar menghilang dari program.


 
Fliessband des VW-Busses in São Bernardo do Campo 

Bye, Bye VW Kombi

Nasib yang sama akhir 2013 juga mengancam VW Kombil. Tanpa sistem ABS dan Airbags model itu tidak lagi memenuhi tuntutan keamanan aktual. Tapi sampai ia menghilang dari jalanan di Brasil, masih akan butuh waktu beberapa tahun. Sampai 2011 di Brasil seluruhnya diproduksi 1,5 juta Bulli alias VW Kombi.


 
Klassische Modelle von VW do Brasil 

VW Model Klasik

Selama perjalanan sejarah perusahaan di Brasil, Volkswagen juga menciptakan berbagai jenis model yang hanya dijual di sana dan di Amerika Latin. Model VW pertama yang seluruhnya dirancang dan diproduksi di Brasil adalah "Brasilia" dan diluncurkan tahun 1973 (gambar depan kedua dari kiri).


 
Bildergalerie Autos der VW do Brasil 

Lahirnya Sebuah Bintang

Model mobil yang paling sukses diluncurkan oleh "Volkswagen do Brasil" adalah Gol yang dilansir tahun 1980. Sebuah mobil kecil yang khusus dikembangkan untuk Amerika Latin.


 
Bildergalerie Autos der VW do Brasil 

Nomor Satu Abadi

Sejak modernisasi pertama Gol sebenarnya mirip dengan VW Golf, tapi jauh lebih kecil. 1987 ia menempati ranking puncak penjualan mobil di Brasil, dan sampai kini tidak pernah tersaingi. 2012 jumlah produksinya menembus angka 7 juta.


 
Passat und Soldaten in Bagdad 

Kendaraan Gurun dari Brasil

Tidak hanya di Amerika Latin VW merayakan suksesnya. Sampai kini VW Passat buatan pabrik di Brasil masih tampak menyusuri jalan-jalan di Irak. Total 170 ribu model ini diekspor ke negara itu antara 1983-1988. Di Irak mobil itu disebut "Brazili" karena di kaca belakang ditempeli stiker "Made in Brazil".



 
Ein VW Santana von 1984 

Upaya Bersama Autolatina

Akhir 1980-an Brasil terpuruk dalam inflasi. Bisnis mobil macet. Dalam kondisi darurat VW dan Ford melakukan fusi menjadi "Autolatina". Hasilnya adalah Ford Versailles, yang merupakan varian lain dari VW Santana. Setelah kondisi pasar kembali tenang, kedua perusahaan itu berpisah kembali 1994.


 
VW-Motorenwerk  

Lebih Banyak Mesin

Pabrik VW ketiga dibuka 1996. Sebuah pabrik mesin. Tiga tahun kemudian diikuti pabrik berikutnya. Dengan jumlah total pekerja 24.000 dan lima pabrik, Volkswagen tidak hanya merk mobil paling terkenal di Brasil, tapi juga perusahaan otomotif dengan pekerja terbesar kedua di Brasil setelah General Motors.


 
Fahrzeug, das mit Alkohol und Benzin vollgetankt wird 

Pionir Teknik

"Volkswagen do Brasil" tidak hanya mengembangkan model sendiri, tapi juga pengembangan teknologi yang mendorong pasar di sana. 2003 pabrik cabang VW adalah perusahaan pertama yang memperkenalkan "Flex-Fuel-Modell". Sebuah mobil yang mesinnya digerakkan bahan bakar alkohol, bensin biasa atau campuran dari kedua bahan bakar itu.


 
Kleines Wasserkraftwerk von VW  

Unggul dengan Energi Air

Di tahun-tahun mendatang VW akan menaman investasi miliaran untuk produk-produk baru dan pabriknya di Brasil. Termasuk juga PLTA kecil kedua untuk memproduksi listrik. PLTA pertama dioperasikan tahun 2010. Bersama-sama kedua instalasi itu diharapkan menutup 40 persen kebutuhan energi "VW do Brasil".


 
Der Neue Beetle 

Model Abadi

Setelah Cina, Brasil adalah pasar terbesar bagi Volkswagen. Tahun 2012 saja "VW do Brasil" menjual 768.395 unit mobil dan memproduksi 852.086 unit. Dengan demikian VW adalah produsen dan eksportir otomotif terbesar negara itu. Tahun 2013 VW mulai dengan menampilkan cucu dari kenalan lama. Novo Fusca bukanlan VW Beetle baru melainkan VW Kodok baru.




____________________

Sumber : http://www.dw.de/60-tahun-volkswagen-di-brasil/g-16693400

Minggu, 24 Agustus 2014

(Puisi Tamu) - Nota Malam (Rah Jaffar/Penyair Malaysia)








MALAM INI...
seperti malam yang sudah.
Ketika hujan timpa atap rumah.
Tok ,, tok ,, tok...
Bunyi ketukan bertalu di pintu.
Aku ke jendela.. meninjau,,......
sunyi ....
Hanya titik hujan jatuh di rerumput laman.

Kasih, kaukah yang mengetuk pintu atau aku yang sering teringat kamu?





11:44pm@RJ
24/8/2014




___________________

Rah Jaffar, Penyair Malaysia, Tinggal di Kuala Lumpur




____________________

 

(Puisi) - Bunga Kumkuma









terik matahari membakar kulitku
di bawah kolong langit
akulah si hitam
lihat generasiku memenuhi bumi


dahulu generasiku melintas samudra
seperti sebuah hadiah
aku diberikan kepada raja-raja
menjadi pelayan para ratu

sering aku berada dalam kebun luas
ladang-ladang para tuan kaya
saudagar-saudagar kulit putih
menukar aku dengan mata uang

kakiku dirantai
tidur di ruang gelap dan pengab
lebih dari apapun
generasiku bertahan hingga kini

sebagian orang menyebutku si hitam
dengan sudut mata menolehku
dan mencibir: hi negro
aku diam seperti permata

bahkan seorang raja bijaksana mencintaiku
menemukan aku di tanah lapang
dan sering melihatku di kebun anggur
atau memetik gandum

aku sungguh hanya mencintai kekasihku
dia saja yang boleh menyentuhku
di hari petang aku menyulam
sebuah selendang untuk Majnun





___________________

Jaga Blengko, 24-8-14
Jack Phenomenon

(Puisi Tamu) - Tuliskan Aku Dalam Sajakmu (Penyair Leliana Lesmana)


Sumber Gambar : Album Leliana Lesmana (FB)





Tuliskan aku dalam sajakmu, jerit hujan
seperti daun gugur,  seperti kabut turun
dan bangku taman yang berkarat
sendiri mendekap sepi

Abadikan aku dalam kata, teriak senja
sebagaimana cinta yang patah, peri, kuburan
dan para peselingkuh mendekap lara

Kemiskinan tertuang di sajak sajak garang,
dibacakan pengganti keluh , ber api api
seperti tuhan, kebencian, dan pemerasan diteriakkan pecundang
setiap hari di layar televisiku
yang nyaris pecah karena tiap kali kepalan
melayang disertai seruan " keparat "

"Aku mungkin menulis hujan dan kabut,
menyelinapkan air mata di situ
setetes demi setetes" bisikku pada nasibku sendiri

Lalu siapa yang peduli dengan sajak ini?
apakah akan menjadi kenangan atau sejarah
yang diingat sambil lalu?

Langit sedikit jingga dan kelabu putih di malam
menjelang musim penghujan yang bersuara ini
dan bulan berkubang perih di lempengan kaca...tertawa
tak tahu kalau kita semua ternyata bisa menagis juga



solo, 151012




___________________

Sumber : Catatan Penyair Leliana Lesmana
Penyair tingal di kota Solo

Sabtu, 23 Agustus 2014

(Puisi Tamu) - Sendiri (Chandra Maulidina/Penyair Jakarta)






Sendiri ...

dahulu ... berapa tahun yang lalu,
kita pernah datang bersama,
di tempat ini,
di pantai ini ...

setelah berlalunya waktu ...
ternyata mampu mengubah semuanya,
kamu,
aku,
dan kita berdua ...

di tempat yang sama ...
di pantai yg sama,
aku datang kembali,
namun kini sendiri ...

di sini, di pantai ini ...
aku ingin melepaskan semua,
kecewa ku,
sedih ku,
semua itu kan ku ceritakan kepada laut,

duhai ombak di lautan,
temani aku saat ini,
isilah relung hatiku yg sepi,
dengan deru indah suara ombakmu,
sejuknya udaramu,
sehingga aku tak merasa sendiri,
dan sepi ....



(foto by Ella Yustanti)
cm, 21/8/2014




___________________

Penyair Chandra Maulidina/Penyair Jakarta

(Puisi Tamu) - Pengawasan (Bunga Pena Hbasrie Btmvarao/Penyair Pulau Batam)








ini pagi sibuk sekali
pengawas itu akan segera tiba

dari semalam
kaki dan tangan sibuk berkejaran
semua masih terasa kurang

pengawas itu akan segera tiba
dan semuanya harus terlihat sempurna

kotoran-kotoran itu harus segera dibungkus rapi
bangkai-bangkai itu pun harus dibedaki
disemprot parfum biar wangi

pengawasan kali ini
membuat ini pagi sibuk sekali




Batam, pagi ini, 21.08.2014




___________________

Bunga Pena Hbasrie Btmvarao/Penyair Pulau Batam

(Puisi Tamu) - Membutuhkannya (Saifun Arif Kojeh/Penyair Kalbar)







riak bergelombang di antara dua sungai itu
menghempas sampan besi hati kami
yang bergerak menembus rembulan

tirakat gelembung-gelembung kata syahdu terucap
dari bidadari-bidari kerudung ungu di ujung haluan
menyinggahkannya ke pendaratan yang erat
menyisakan jejaknya di udara yang sulit dihilangkan
endusan hidung kekaguman kami
selalu membutuhkannya setiap masa terlewatkan


Bumi Lelabi Putih, 21 Agustus 2014




___________________

Saifun Arief Kojeh (Penyair/Cerpenis/Novelis)
Tinggal di Bumi Lelabi Putih Kabupaten Pontianak, Kalimantan Barat

(Puisi Tamu) - Biar Katanya (Topan Kejora/Penyair Kota Singkawang)







Biar katanya,
aku menopang yang tiada.
Kuanggap dia tak pahami kita.

Biar katanya,
segala milikmu adalah sisa
tak peduli aku apa dan di mana
asal dikau menjadi lembut jiwa.

Biar katanya,
aku luput membaca tanda
sebab tak bisa bedakan warna.
Bagiku dikau huruf yang menyala.

Biar katanya,
aku memaknai rasa dengan cuma.
Namun hingga malam palingkan muka
dikaulah pikat penyandera mata.

Biar katanya,
bersamaku engkau tak bahagia.
Sementara telah kita rekat makna
mari kita satukan angan dan cita-cita.

Biar katanya,
sebab nyata dan demi masa
dikau sungguh mempesona.




------------------------------

TWA,
Kalimantan Barat,
Indonesia – 1435 H.




____________________

Topan Kejora (Penyair)
Tinggal di Singkawang KALBAR

Kamis, 21 Agustus 2014

(Kisah Perang) - Tomegoro Yoshizumi, Intel Negeri Sakura


Tomegoro Yoshizumi, Intel Negeri Sakura





HISTORIA.CO.ID - Jepang mengirim pasukannya ke Indonesia untuk mendudukinya. Tapi serdadu yang satu ini justru mempersembahkan hidupnya buat Indonesia.

SUKARNO menghormati dua tentara Jepang yang berjuang untuk Indonesia. Selain Ichiki Tatsuo (Baca: Ichiki Tatsuo Kekecewaan Seorang Jepang), seorang lainnya adalah Tomegoro Yoshizumi.

Yoshizumi lahir di Oizumi-Mura Nishitagawa pada 1911. Ketika berusia 21 tahun, dia menjadi satu dari sekian banyak spion militer Jepang yang dikirim ke Selatan (Hindia Belanda). Kala itu, Jepang mengirim banyak spionnya ke berbagai negeri untuk berbagai tujuan, yang tak melulu politik dan militer.

“Sejak membuka diri, Jepang memaksimalkan kerja-kerja spionase untuk memakmurkan bangsanya,” tulis Wenri Wanhar, wartawan Historia, dalam bukunya, Jejak Intel Jepang: Kisah Pembelotan Tomegoro Yoshizumi. Para spion Jepang itu menyamar dengan menjalankan beragam profesi, dari pengusaha warung kelontong hingga rumah bordil.

Yoshizumi menyamar sebagai pekerja di Toko San’yo, toko milik salah seorang familinya. Setelah itu, dia terjun berbisnis dan berhasil menjadi saudagar. Dia membangun relasi dengan banyak orang, baik di Jawa maupun luar Jawa seperti di Sulawesi.

Pada 1935, Yoshizumi melakoni peran sebagai wartawan di Nichiran Shogyo Shinbun. Selain memberitakan kemenangan Jepang atas Rusia pada 1905, koran ini gencar mengkampanyekan jargon “Asia untuk Asia” dan “Jepang saudara tua”, sehingga menuai respons keras dari pemerintah Hindia Belanda. Melalui tulisannya di Tohindo Nippo, koran hasil fusi Nichiran Shogyo Shinbun dan Jawa Nippo, Yoshizumi menggalang persatuan orang-orang Jepang di Hindia Belanda.

Awal 1941, Yoshizumi, redaktur Tohindo Nippo, dideportasi Pemerintah Hindia Belanda karena aktivitas jurnalismenya. Di Jepang, dia menjalin koordinasi dengan Kaigun atau Angkatan Laut Jepang. Dia lalu dipekerjakan untuk mengamati dan ikut operasi di Selatan, termasuk Indonesia.

Yoshizumi ditangkap pemerintah Hindia Belanda sehari setelah Jepang menyerbu Pearl Harbor di Hawaii, 8 Desember 1941. Dia menjalani penahanan yang berat di Australia. Namun, penahanan tersebut membuatnya berubah 180 derajat. Hal itu dikatakan sendiri oleh Nishijima, sahabat Yoshizumi. “Yoshizumi yang sebelumnya seorang sayap kanan nasionalis Jepang yang antikomunis menjadi seorang Marxis,” tulis Wenri.

Idealisme kiri itulah yang kemudian membuatnya bersimpati terhadap gerakan kemerdekaan Indonesia dan membawanya menjadi satu dari beberapa tokoh kunci Jepang yang membantu mewujudkan kemerdekaan Indonesia.

Yoshizumi, ketika mengepalai bagian intelijen Kaigun Bukanfu (kantor penghubung AL Jepang), aktif membangun jaringan dan merancang gerakan bawah tanah. Pertemuan Yoshizumi –dan Nishijima– dengan Tan Malaka di rumah Ahmad Subardjo tak lama setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus membuatnya melangkah lebih besar dalam berjuang.

“Pendek kisah, dua orang Jepang itu minta dibaiat menjadi Indonesia,” tulis Wenri. Tan Malaka memberi nama Indonesia “Hakim” untuk Nishijima dan “Arif” untuk Yoshizumi.

Yoshizumi melibatkan diri dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Mula-mula dia mencuri barang-barang di gudang Markas Besar Kaigun Bukanfu lalu menjualnya di pasar gelap. Uang hasil penjualan diberikan kepada Tan Malaka untuk dana perang gerilya. Yoshizumi juga menemani Tan Malaka ke Banten. Dari Banten, dia pergi ke Surabaya. Dia menjalin kontak dengan Affandi, pemimpin serikat buruh PAL, galangan kapal di daerah Ujung, Surabaya. Kepada Affandi, dia memberi masukan soal pendirian pabrik senjata di Mojopanggung, Blitar, dan Kediri.

Tomegoro Yoshizumi gugur pada 10 Agustus 1948 di Blitar, Jawa Timur ketika bergerilya mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Kini, makamnya bisa dijumpai di Taman Makam Pahlawan, Blitar, Jawa Timur.



(Historia - MF Mukthi)




____________________

Sumber : https://id.berita.yahoo.com/foto/tomegoro-yoshizumi-intel-negeri-sakura-photo-133927531.html

(Cerita Penjuru Dunia) - Inilah Asal Usul Kata Halo







Halo adalah salam atau ucapan dalam bahasa Inggris. Hal ini dibuktikan secara tertulis pada awal tahun 1830-an

Etimologi

Menurut Kamus Oxford Bahasa Inggris, halo merupakan perubahan dari hallo, sapaan, yang berasal dari Old German ""halâ, holâ, emphatic imperative of halôn, holôn untuk mengambil, khususnya dalam memanggil suatu tukang perahu ".Ini juga menghubungkan pengaruh bentuk halo sebelumnya, holla, yang berasal dari Perancis Hola (kira-kira, 'whoa there!', dari Perancis là 'there')).Seperti tadi hello, hallo and hollo, hullo dan (agak jarang) hillo juga ada sebagai varian atau sebagai kata-kata yang terkait, kata bisa dieja menggunakan salah satu dari kelima huruf hidup.

Penggunaan dalam Telepon

Penggunaan halo sebagai telepon ucapan telah dikreditkan ke Thomas Edison. menurut satu sumber, ia menyatakan terkejut dengan salah dengar Halo Alexander Graham Bell awalnya mengggunakan Ahoy (seperti yang digunakan pada kapal) sebagai salam pada telepon.Namun, pada tahun 1877, Edison menulis surat kepada TBA David, presiden Distrik Tengah dan Percetakan Telegraph Company of Pittsburgh

Teman David, saya tidak berpikir kita akan membutuhkan bel panggilan sebagai Hello! dapat didengar 10 sampai 20 meter jauhnya.







Kata Halo dalam Berbagai bahasa :


Afrikaans =>hallo
Albanian => alo
Arabic => آلو ālō
Bengali => হ্যালো hêlo
Bulgarian => ало (alo)
Catalan => hola!
Croatian => halo?
Danish => hallo!
Dutch => hallo!
Esperanto => ha lo?
Estonian => hallo; halloo
Finnish => haloo?
French => allô?
German => Hallo!
Gujarati => hello
Hungarian => helló!
Hebrew => הָלוֹ (hallo)
North Indians => Haanjee!
Icelandic => Halló
Irish => Heileo
Japanese => ハロー (harō)
Kannada => halloa
Lithuanian => alio?
Macedonian => ало (alo)
Marathi => hello
New Zealand => Kia ora
Norwegian => hallo!
Persian =>الو alo
Polish => halo
Portuguese => alô?
Romanian => alo
Russian => алло (allo), алё
Serbian => хало/halo
Spanish => ¡hola!
Swedish => hallå!
Tagalog => helo!
Turkish => alo!
Vietnamese => a lô!




____________________

Sumber : http://www.kaskus.co.id/thread/516b64955b2acfd746000004/inilah-asal-usul-kata-halo

(Puisi Tamu) - December Rain (Kameelia Kameel/Bintang Kartika)







seusai  hujan dedaun bergeming, jendela tak berkriuk, segalanya terlihat lebih bening, seperti saat kau tersenyum.  seperti melewati jalanan menuju rumah sambil menikmati aroma rumput segar; sehabis hujan membadai.

aduhai,  beginikah lerainya waktu? seperti deru kenderaan, dari kejauhan mengirim kepulangan lalu pergi lagi. saatnya nanti kau mendengar angin berbisik di lerai daunan basah, ingatlah kita pernah memiliki malam selembut suara hujan.

kau tahu bagaimana rasanya bahagia?
aku merasainya saat rindu dipelukan. tidak ada yang lebih hangat dari debar jantungku sendiri, ketika merasakan engkau ada di dalamnya.

kita pernah merasakan dingin kerikil menyentuh telapak kaki di laluan sewaktu melawati jalan kenangan sambil bergandengan. namun kenangan cumalah sebait senja di stesen tua.


Lia
December, 2013




____________________


Kameelia Kameel
Penyair wanita Malaysia

(Puisi) - Tukang Becak



Sumber Foto : Utin





roda tiga, aku dan Laila,
tukang becak



Jaga Blengko, 19/8/14
Sonny H. Sayangbati




_____________________




suatu sore di jalan mendaki
aku dan Laila pergi tamasya keliling kota
asyiknya duduk berdua
berbincang berhadapan muka dengan muka
melihat bola mata hitam nan indah
oh seperti lautan kata-kata
berdekap hangat
walau hari panas menyengat

tinggal abang becak mengayuh berpeluh
tak hirau mendengar bincang sepasang kekasih
teruslah kayuh abang becak
aku suka becakmu yang syahdu
itulah tempat di mana
aku dan Laila
dapat saling berdekatan tanpa jarak
saling rasa dan
saling cinta

aku tahu sulit bagi abang becak
di jalan yang mendaki
bagiku adalah kebahagiaan yang tak terkira 






Jaga Blengko, 19/8/14
Sonny H. Sayangbati



# Foto pribadi :
Utin Hilda Thawila

Selasa, 19 Agustus 2014

(Puisi) - Tema : CAHAYA - Puisi 2 Koma 7



Sumber Gambar : Rumi Quotes




1. Cahaya Timur



cahaya dari timur,
selalu melahirkan kebenaran, terang



2. Cahaya Kasih



engkau berkata-kata kudus,
belajarlah dari air terjun!



3. Cahaya Keadilan



pisau yang kucabut,
senantiasa mengkilat, matamu silau



4. Cahaya Menenangkan Jiwa



tolong bacakan aku gurindam,
biarkan aku tertidur



5. Cahaya Menghanyutkan



Laila menari-nari berputar-putar,
terseret arus berpendar, ekstasi



6. Cahaya Dari Langit



kuda putih sembrani turun dari langit,
Mikail!



7. Cahaya ABADI



Rambut Putih Emas,
duduk di Tahta Kudus



8. Cahaya Suram



raja kedelapan si bengis,
melacurkan diri, mengais-ngais



9. Cahaya Menembus Pintu Hati



lihat sebuah pintu,
kelihatan dekat tapi jauh



10. CAHAYA Hangat dan Lembut



mendekatkanlah ke sini,
sungguh aku lemah lembut





_____________________ 


Jaga Blengko, 19 Agustus 2014
© Sonny H. Sayangbati

Senin, 18 Agustus 2014

(Serba-Serbi) - Cerita di Balik Foto Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang Terkenal Ini



 
- Foto karya Frans Mendur yang mengabadikan Presiden Soekarno membacakan naskah proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur, Nomor 56, Cikini, Jakarta.




Siapa yang tidak kenal dengan foto proklamasi kemerdekaan Indonesia ini? Presiden Soekarno membacakan naskah proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur. Wakil Presiden Mohammad Hatta berdiri di sisi kiri. Banyak yang kenal foto ini, tapi barangkali tak banyak yang tahu kisahnya. Tahukah Anda kisah heroik di balik foto ini? Pendiri fotografer.net, Kristupa Saragih, pernah mengabadikan kisah dua fotografer di balik foto ini dan dimuat di Kompas.com. Berikut kisahnya.
________________________________________________

Suatu pagi di bulan puasa, 17 Agustus 1945. Frans Sumarto Mendur mendengar kabar dari sumber di harian Asia Raya bahwa ada peristiwa penting di kediaman Soekarno. Alexius Impurung Mendur, abangnya yang menjabat kepala bagian fotografi kantor berita Jepang Domei, mendengar kabar serupa. Kedua Mendur bersaudara ini lantas membawa kamera mereka dan mengambil rute terpisah menuju kediaman Soekarno.

Kendati Jepang telah mengaku kalah pada sekutu beberapa hari sebelumnya, kabar tersebut belum diketahui luas di Indonesia. Radio masih disegel Jepang dan bendera Hinomaru masih berkibar di mana-mana. Patroli tentara Jepang masih berkeliaran dan bersenjata lengkap.

Dengan mengendap-endap, Mendur bersaudara berhasil merapat ke rumah di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Cikini, Jakarta, tatkala jam masih menunjukkan pukul 05.00 pagi.

Pukul 08.00, Soekarno masih tidur di kediamannya lantaran gejala malaria. Soekarno juga masih lelah sepulang begadang merumuskan naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda, Jalan Imam Bonjol Nomor 1. Dibangunkan dokternya untuk minum obat, Soekarno lantas tidur lagi dan bangun pukul 09.00.

Di Jakarta, pukul 10.00 pada hari Jumat pagi itu Soekarno dan Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Upacara proklamasi kemerdekaan berlangsung sederhana, tanpa protokol. Hanya Mendur bersaudara yang hadir sebagai fotografer pengabadi peristiwa bersejarah Indonesia.

Frans berhasil mengabadikan tiga foto, dari tiga frame film yang tersisa. Foto pertama, Soekarno membaca teks proklamasi. Foto kedua, pengibaran bendera Merah Putih oleh Latief Hendraningrat, anggota PETA (Pembela Tanah Air). Foto ketiga, suasana upacara dan para pemuda yang menyaksikan pengibaran bendera.


 
- Foto karya Frans Mendur yang mengabadikan detik-detik proklamasi Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Cikini, Jakarta, 17 Agustus 1945. Kiri, pengibaran bendera Merah Putih oleh Latief Hendraningrat, anggota PETA (Pembela Tanah Air). Kanan, suasana upacara dan para pemuda yang menyaksikan pengibaran bendera.
Diburu tentara Jepang

Usai upacara, Mendur bersaudara bergegas meninggalkan kediaman Soekarno. Tentara Jepang memburu mereka. Alex Mendur tertangkap, tentara Jepang menyita foto-foto yang baru saja dibuat dan memusnahkannya.

Adiknya, Frans Mendur, berhasil meloloskan diri. Negatif foto dikubur di tanah dekat sebuah pohon di halaman belakang kantor harian Asia Raya. Tentara Jepang mendatanginya, tapi Frans mengaku negatif foto sudah diambil Barisan Pelopor.

Meski negatif foto selamat, perjuangan mencuci dan mencetak foto itu pun tak mudah. Mendur bersaudara harus diam-diam menyelinap di malam hari, memanjat pohon dan melompati pagar di samping kantor Domei, yang sekarang kantor Antara.

Negatif foto lolos dan dicetak di sebuah lab foto. Risiko bagi Mendur bersaudara jika tertangkap tentara Jepang adalah penjara, bahkan hukuman mati. Tanpa foto karya Frans Mendur, maka proklamasi Indonesia tak akan terdokumentasikan dalam bentuk foto.

Proklamasi kemerdekaan Indonesia hanya diberitakan singkat di harian Asia Raya, 18 Agustus 1945. Tanpa foto karena telah disensor Jepang.

Setelah proklamasi kemerdekaan, pada bulan September 1945, fotografer-fotografer muda Indonesia bekas fotografer Domei di Jakarta dan Surabaya mendirikan biro foto di kantor berita Antara.

Tanggal 1 Oktober 1945, BM Diah dan wartawan-wartawan eks harian Asia Raya merebut percetakan De Unie dan mendirikan Harian Merdeka. Alex Mendur pun pindah ke Harian Merdeka. Foto bersejarah proklamasi kemerdekaan Indonesia karya Frans Mendur tersebut baru bisa dipublikasikan pertama kali pada 20 Februari 1946 di halaman muka Harian Merdeka.

Setahun setelah kepindahan ke Harian Merdeka, kakak-beradik Frans dan Alex Mendur menggagas pendirian Indonesia Press Photo Service, disingkat IPPHOS. Turut mendirikan biro foto pertama Indonesia tersebut, kakak-beradik Justus dan Frank “Nyong” Umbas, Alex Mamusung, dan Oscar Ganda. IPPHOS berkantor di Jalan Hayam Wuruk Nomor 30, Jakarta, sejak berdiri 2 Oktober 1946 hingga 30 tahun kemudian.
 

IPHHOS

Koleksi foto IPPHOS pada kurun waktu 1945-1949 konon berjumlah 22.700 bingkai foto. Namun, hanya 1 persen yang terpublikasikan. Foto-foto IPPHOS tak hanya dokumentasi pejabat-pejabat negara, tetapi juga rekaman otentik kehidupan masyarakat pada masa itu.

Keluarga Mendur adalah putra daerah Kawangkoan, Minahasa, Sulawesi Utara. Alex Mendur lahir pada 1907, sementara adiknya Frans Mendur lahir tahun 1913. Frans belajar fotografi kepada Alex yang sudah lebih dahulu menjadi wartawan Java Bode, koran berbahasa Belanda di Jakarta. Frans lantas mengikuti jejak abangnya menjadi wartawan pada tahun 1935.

Foto monumental lain karya Alex Mendur adalah foto pidato Bung Tomo yang berapi-api di Mojokerto tahun 1945, tetapi sering dianggap terjadi di hotel Oranje, Surabaya. Foto monumental lain karya Frans Mendur adalah foto Soeharto yang menjemput Panglima Besar Jendral Soedirman pulang dari perang gerilya di Jogja, 10 Juli 1949.

Kala itu nama Mendur bersaudara sudah terkenal di mana-mana. Keberadaan mereka diperhitungkan media-media asing. Namun, Mendur bersaudara dan IPPHOS tetap idealis untuk loyal kepada Indonesia. Padahal, secara etnis Minahasa, sebenarnya Mendur bersaudara bisa saja dengan mudah merapat ke Belanda. IPPHOS tetap independen, di kala kesempatan bagi Mendur bersaudara terbuka luas untuk meraup lebih banyak uang dengan bekerja untuk media asing.

Meninggal dalam sepi

Semasa hidupnya, Frans Mendur pernah menjadi penjual rokok di Surabaya. Di RS Sumber Waras Jakarta pada tanggal 24 April 1971, fotografer pengabadi proklamasi kemerdekaan RI ini meninggal dalam sepi.

Alex Mendur tutup usia pada tahun 1984 juga dalam keadaan serupa. Hingga tutup usia, kakak-beradik Frans dan Alex Mendur tercatat belum pernah menerima penghargaan atas sumbangsih mereka pada negara ini. Konon, mereka berdua pun ditolak untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Baru pada 9 November 2009 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganugerahi kedua fotografer bersejarah Indonesia ini, Alexius Impurung Mendur dan Frans Soemarto Mendur, penghargaan Bintang Jasa Utama.




 
KOMPAS/ARIS PRASETYO Jolly Rompas, pengelola Tugu Pers Mendur, berdiri di depan patung Alex Impurung Mendur (kiri) dan Frans Soemarto Mendur di Kelurahan Talikuran, Kecamatan Kawangkoan, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, Rabu (22/1/2014). Tugu Pers Mendur didirikan untuk mengenang jasa kakak beradik tersebut yang mengabadikan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia lewat kamera mereka. Keduanya adalah putra asli Minahasa.


Tugu Pers Mendur

Untuk mengenang aksi heroik Mendur bersaudara, keluarga besar Mendur mendirikan sebuah monumen yang disebut "Tugu Pers Mendur". Tugu ini berupa patung Alex dan Frans serta bangunan rumah adat Minahasa berbentuk panggung berbahan kayu.

Tugu Pers Mendur didirikan di Kelurahan Talikuran, Kecamatan Kawangkoan Utara, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, di tanah kelahiran mereka. Di dalam rumah itu terdapat 113 foto karya Mendur bersaudara.




____________________

Sumber : http://nasional.kompas.com/read/2014/08/17/13302561/Cerita.di.Balik.Foto.Proklamasi.Kemerdekaan.Indonesia.yang.Terkenal.Ini?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kpopwp






Sabtu, 16 Agustus 2014

(Serba-Serbi) - Galileo Galilei: Mengguncang Pandangan Dunia



Manusia tidak berada di pusat alam semesta. Ia hanya tinggal di sebuah planet, yang mengitari matahari. Dengan tesis ini Galilei guncang gereja Katolik dan kuasanya. Hingga sekarang penelitiannya masih berdampak luas. 


 
Galileo Galilei


Di antara pohon-pohon zaitun dan tumbuhan lain, dengan anggur yang lezat. Ilmuwan Italia yang lain daripada yang lain itu bisa saja hidup enak di Toskana. Tetapi Galileo Galilei bukan tipe orang yang menikmati hidup.

Galilei berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya musisi dan senang matematika. Kesenangannya itu ditularkannya kepada anaknya. Ketika Galileo Galilei meninggal dalam usia 78 tahun, ia sudah jadi pakar astronomi, matematika, fisika dan filsafat terkenal. 15 Februari 2014 adalah ulang tahunnya yang ke-450.

Anak Masa Pencerahan

Sejak kecil Galilei sudah sadar status keluarganya yang rendah. Tetapi ia merasa dirinya jenius di bidang matematika, walaupun ia tidak menyelesaikan studinya di bidang itu.

Galilei adalah anak masa Renaissance atau pencerahan. Ketika itu Eropa sedang melepaskan diri dari berbagai pandangan yang berlaku di masa abad pertengahan, serta menjadikan prestasi dan tradisi Yunani dan Romawi dari masa sebelum Masehi sebagai panutannya. Pakar humanisme menempatkan manusia, dan bukan Tuhan, jadi pusat perhatian. Mereka tidak berspekulasi lagi tentang sesuatu yang ada di luar daya tangkap manusia, melainkan mengamati alam. Banyak pengukuran dilakukan, juga penghitungan dan percobaan. Galilei juga ikut tertarik pada ilmu alam dan memberikan sumbangan besar.



Galilei di depan pengadilan inkuisisi gereja Katolik



Ia membagi ilmu di universitas Pisa dan Padua dan di beberapa keluarga. Sebagai pakar matematika ia mengajar di rumah keluarga tenar dan kaya dari Firenze, keluarga Medici. Itu mendorong karirnya, karena Medici adalah dinasti dengan pengaruh luas. Lagipula Firenze berkembang jadi pusat pandangan hidup baru.

Aristoteles Sudah Lewat Masanya

Galilei terkenal sulit dan ingin menang sendiri. Ia jarang menghindari pertikaian, senang memuji diri sendiri. Begitu dikatakan Wilhelm Schmidt-Biggemann, profesor di bidang sejarah filsafat di Berlin. Selain itu Galilei punya rencana besar. Ia ingin menghapus filsafat Aristoteles yang berlaku ketika itu, dan mengembangkan filsafat alam yang mekanis.

Itu dikatakan Schmidt-Biggemann dalam wawancara dengan DW. Menurut Aristoteles, gerakan adalah sesuatu yang organis dan tubuh berdasarkan kekuatan dalam diri sendiri. Sementara menurut Galilei, gerakan adalah fenomena mekanis. Oleh sebab itu, gerakan bumi dan benda langit juga berfungsi dengan prinsip itu dan dapat diperhitungkan.

Ketika ia berhasil mengembangkan teropong yang ditemukan di Belanda, ia melakukan pengamatan yang hasilnya mengherankan. Bulan permukaannya tidak rata. Matahari memiliki banyak bercak dan Saturnus bentuknya tidak teratur. Sedangkan Yupiter punya empat bulan, dan Bima Sakti bukanlah kabut, melainkan kumpulan milyaran bintang. Akhirnya ia melihat, bahwa Venus menunjukkan fase-fase tertentu, kadang berbentuk sabit, kadang bundar. Ia berpendapat, dengan itu ia bisa membuktikan, bahwa Venus mengelilingi matahari, bukan Bumi.





Galileo Galilei: Mengguncang Pandangan Dunia


Penghinaan terhadap Manusia dan Vatikan


Galilei bersikeras, pandangan yang heliosentris adalah yang benar, di mana matahari menjadi pusat alam semesta, dan bumi hanya sebuah planet dari banyak lainnya, yang mengitari matahari. Ide itu tidak baru lagi. Galilei mengkaitkan pendapatnya dengan pandangan yang sudah ada dari masa sebelum Masehi, yang terutama dibela pendukung Pitagoras. Awal abad ke-16 Nikolaus Kopernikus mengambangkan lagi pandangan Galileo Galilei.



Pandangan heliosentris yang diajukan Galileo Galilei



Di jaman Galilei sendiri, teorinya itu belum bisa dibuktikan secara empiris. Waktunya belum tepat untuk pengetahuan baru, yang menyingkap bahwa manusia dan mumi bukanlah yang terpenting di alam semesta. Pertentangan antara ide itu dan pandangan sesuai ajaran gereja masih terlalu besar. Pakar psikologi Sigmund Freud yang hidup di abad ke-19/20 menyebut penemuan seperti ini, yang memutar balik sepenuhnya pandangan manusia atas dirinya sendiri, sebagai "penghinaan terhadap manusia".

Terutama gereja Katolik sama sekali tidak merasa senang dengan pandangan Galilei. Dua kali Galileo Galilei harus menghadapi pengadilan inkuisisi, yaitu pengadilan gereja Katolik yang bertugas memeriksa orang yang dianggap menganut dan menyebarkan ajaran sesat, yang tidak jarang memakai penyiksaan sebagai metode pemeriksaan. Akibat ancaman siksaan berat, Galilei menarik kembali tesisnya. Akhirnya ia hanya dijatuhi hukuman tahanan rumah.

Ketika itu, hubungan eratnya dengan keluarga Medici sangat membantu. Karena dengan demikian ia bukan sekedar orang biasa. Ia menjalani hukuman rumah di sebuah vila cantik di dekat Firenze. Di sana ia meninggal tanggal 8 Januari 1642. Baru di tahun 1992, gereja Katolik memberikan pengampunan dan menerima kembali Galilei menjadi anggota gereja.




Bulan-bulan milik Yupiter




Sekarangpun Aktual

Apa yang masih tersisa sekarang dari penemuan Galileo Galilei? Tidak bisa diragukan, banyak penemuannya sekarang terbukti benar. "Yang paling penting adalah penerapan metode matematika atas semua gerakan, yang dikaitkan dengan pengawasan, misalnya dengan memakai teleskop.

Itu berhubungan erat dengan ilmu astronomi yang dipakai sekarang," demikian dikatakan Schmidt-Biggemann, profesor di bidang sejarah filsafat di Berlin. Karena jasanya, alam semesta sekarang menjadi salah satu bidang ilmu pengetahuan. Tetapi apakah lewat perhitungan dan teknik orang bisa menguasai segalanya? Ide-ide Galilei masih banyak yang kontroversial di masa modern ini.




____________________

Sumber : http://www.dw.de/galileo-galilei-mengguncang-pandangan-dunia/a-17431294

: http://www.dw.de/galileo-galilei-mengguncang-pandangan-dunia/a-17431294-2




(Cerita Penjuru Dunia) - Mengenal Sejarah Sambal Di Indonesia



Kebanyakan lidah orang Indonesia menganggap makan tanpa sambal terasa belum lengkap. Hampir semua masakan Nusantara selalu diiringi dengan sambal. Bahkan di Menado, pisang goreng pun dimakan dengan sambal. Kalau pun sambal tak tersedia di meja, beberapa potong gerusan cabai merah atau beberapa potong cabai rawit dicepluskan ke mulut sebagai teman makan.


Perkara kebiasaan makan sambal ini terbawa sampai di luar negeri. Alasannya, masakan yang disantap terasa hambar, belum pedas. Apalagi bila ada sambal yang tersedia pun tidak sepedas sambal dari tanah air. Maklum saja lidah dan perut orang asing berbeda dengan kita. Oleh karena itu sambal botolan menjadi pilihan untuk dibawa. Untungnya ada sambal botolan. Coba bila harus mengulek sendiri dengan membawa serta cobek batunya. Bayangkan berapa berat bagasi yang harus dibawa.

Mengapa sambal begitu populer di Nusantara dan nyaris menjadi makanan utama, bukan sekedar pelengkap? Hal ini dikarenakan seni kuliner Nusantara bersifat hidangan dingin. Sehingga cabai menjadi hal penting dalam setiap masakan. Rasa pedas cabe tidak hanya memberikan rasa yang menggugah selera tetapi juga memiliki fungsi sebagai pengganti temperatur panas.

Jacob de Bondt alias Bontius, dokter VOC yang juga dokter pribadi Jan Pieterszoon Coen pernah menyebut adanya Ricino Brasiliensi atau lada Chili vocato. Menurutnya ini adalah lombok, cabai merah atau yang dikenal sebagai cabai Brazil. Orang Brazil sendiri menyebutnya Chili lada. Sementara itu ada yang berpendapat bahwa asal kata nama ricino dari recche atau reche berasal dari bahasa Portugis. Kata ini mengingatkan kita pada kata rica yang juga mengacu pada cabai atau lombok. Tentu kita ingat ‘rica-rica’, masakan khas Menado. Namun, kata reche menurut pendeta P.J Veth tidak ditemui dalam kamus Portugis. Veth berpendapat bahwa yang disebut Spaanse peper, cabai Spanyol adalah Capsicum alias cabai Brazil. Pendapatnya ini juga menolak anggapan bila cabai dibawa oleh orang Portugis dari West Indien/Hindia Barat (Amerika Tengah dan Selatan) ke Hindia Timur pada penghujung abad ke-16.

Pendapat Veth beralasan bahwa cabai pun telah ada sebelumnya. Seperti yang diungkapkan oleh arkeolog Titi Surti Nastiti bahwa cabai pada masa Jawa Kuno telah menjadi komoditas perdagangan yang langsung dijual. Bahkan menurut Nastiti dalam teks Ramayana dari abad ke-10, cabai juga sudah disebut sebagai salah satu contoh jenis makanan pangan.

Namun, setidaknya kata reche atau ritsjes pernah populer pada 1669 yang dapat diketahui dari syair Van Overbeeke di Batavia:
“Soya, Gengber, Loock en Ritsjes
Maeckt de maegh wel scharp en spitsjes”.
(Kedelai, jahe, bawang putih dan cabai
Membuat perut melilit karena pedas dan diaduk-aduk)

Pendeta Valentijn pun menyebutkan ada tiga jenis cabai merah. Yaitu cabai merah besar, cabai merah kecil dan cabai kecil yang berwarna kekuningan.

Para budak pada masa VOC yang mahir membuat sambal mendapatkan tempat ‘khusus’ karena disenangi para majikannya. Bisa jadi ‘harga pasaran’ mereka menjadi cukup tinggi.

Sementara itu dalam turisme, sambal pun mendapat catatan tersendiri. Dalam beberapa buku panduan turisme dituliskan peringatan kepada para calon turis untuk “berhati-hati” dalam mengkonsumsi sambal yang pedas karena ini berurusan dengan kesehatan perut. Tentu tidak akan mengesankan bila liburan terganggu karena masuk rumah sakit gara-gara menikmati sesendok sambal.

Namun, tetap saja ada juga turis yang tetap nekat ingin mencicipi. Seperti pengalaman dari Justus van Maurik, pengusaha cerutu asal Amsterdam yang mengunjungi Batavia akhir abad ke-19. Ia menuturkan: “ Salah satu dari hidangan dalam rijsttafel yang menarik perhatian saya adalah Spaanse peper (lada Spanyol/cabai rawit). Suatu kali saya pernah melihat seorang nona muda dengan pipinya yang kemerahan menikmati lada spanyol seperti menikmati permen bon-bon. Matanya tidak berair. Rasanya, saya tak akan bisa menikmati hidangan itu seperti dirinya karena saya pernah merasakan pedasnya Lombok setan itu. Mulut saya terbuka dan mata sepertinya mau keluar karena rasa panas dan pedas. Rasanya mau meledak. Ini semua gara-gara rasa penasaran dan bisikan pelayan yang menawari saya sambil berbisik: Sambal, toewan?”

Demikian pula pengalaman jurnalis perempuan yang juga seorang guru, Augusta de Wit yang juga mengunjungi Batavia. Pengalamannya yang tak akan terlupakan adalah ketika ia untuk pertama kali mencicipi sambal. Bibirnya langsung gemetar kepedasan. Leher terasa panas seperti terbakar sehingga harus diguyur air. Sementara itu air mata bercucuran. Untunglah ada seorang pengunjung yang kasihan dan menyarankan agar ia menaruh sedikit garam di lidah. Ia pun menuruti nasihat itu dan tak lama kemudian siksaan itu berakhir. Sambil terengah-engah, ia bersyukur ia masih hidup. Ia pun bersumpah tidak mau mencoba rijsttafel lagi. Namun, ternyata ia melanggar sumpahnya tersebut. Ia malah suka dan terbiasa dengan hidangan pedas itu.

Louis Couperus dalam Oostwaarts (1992, 1924) mengingatkan para turis yang belum pernah mencicipi dasyhatnya sambal oelek untuk berhati-hati. “Sebaiknya,” tulis Couperus, “…sambal itu jangan dicampur di nasi, tetapi letakkan di pinggir piring.” Lalu “Setiap suap nasi yang diiringi daging ayam, sapi atau ikan dicocolkan sedikit sambal.”

Memang selain garam, sebagai cara menghilangkan rasa pedas membakar di mulut, dianjurkan meneguk susu, yoghurt. Jangan minum air apalagi air es. Bergelas-gelas air tak akan mampu memadamkan panasnya cabai. Selain susu, bisa juga dengan mengunyah roti, kerupuk, nasi tapi tentunya jangan dicocolkan ke sambal lagi.

Dalam buku resep lama, Groot Nieuw Volledig Oost-Indisch Kookboek karya J.M.J Catenius van der Meijden (1903) yang juga buku pegangan wajib para perempuan Belanda sebelum datang ke Hindia, tercantum resep “Sambal Bajak”. Sambal ini berpenampilan kasar, persis sawah yang baru dibajak. Atau “Sambal Serdadu”, sambal terasi yang khusus disiapkan untuk bekal para serdadu pada saat ekspedisi atau bertempur. Bahkan pada masa itu, para keluarga Indo ada yang gemar mengoleskan sambal sebagai beleg (isi roti) di atas rotinya.

Berikut ini gan kita intip sambal di beberapa daerah di Indonesia: 

Sambal Embe (Bali)




Sambal Kenari (Maluku)


Sambal Parado (Nusa Tenggara Barat)


Sambal Bajak (Banten)


Sambal Dabu Dabu Lilang (Manado)


Sambal Rica (Manado)


Sambal Kemiri ( Jawa Tengah )


Sambal Lado Mudo ( Sumatera Barat )




Sambal Pencit ( Jawa Tengah )


Sambal Matah (Bali)


Sambal Pecel ( Jawa Tengah )


Sambel Kecap Petis ( Jawa Timur )


Sambel Lingkung ( Palembang )


Sambal Seruit ( Sumatera Selatan )


Sambal Kaluku ( Ujung Pandang )


Read more: http://www.ngakakbeloger.com/2013/04/yuk-mengenal-sejarah-sambal-di-indonesia.html#ixzz3AXIVvnor




____________________

Sumber : http://www.lintas.me/go/ngakak-beloger.blogspot.com/yuk-mengenal-sejarah-sambal-di-indonesia