Kamis, 17 Oktober 2013

(Puisi Menarik) Puisi-Puisi Wiji Thukul

(Puisi Menarik)









Puisi Sikap
 
maunya mulutmu bicara terus
tapi telingamu tak mau mendengar
maumu aku ini jadi pendengar terus
 
kamu memang punya tank
tapi salah besar kamu
kalau karena itu
aku lantas manut
 
andai benar
ada kehidupan lagi nanti
setelah kehidupan ini
maka akan kuceritakan kepada semua makhluk
bahwa sepanjang umurku dulu
telah kuletakkan rasa takut itu di tumitku
dan kuhabiskan hidupku
untung menentangmu
hei penguasa zalim
 
24 Januari 1997
 
 
 
 
 
Nonton Harga
 
ayo keluar keliling kota
tak perlu ongkos tak perlu biaya
masuk toko perbelanjaan tingkat lima
tak beli tak apa
lihat-lihat saja
 
kalau pingin durian
apel-pisang-rambutan-anggur
 
ayo…
kita bisa mencium baunya
mengumbar hidung cuma-cuma
tak perlu ongkos tak perlu biaya
di kota kita
buah macam apa
asal mana saja
ada
 
kalau pingin lihat orang cantik
di kota kita banyak gedung bioskop
kita bisa nonton posternya
atau ke diskotik
di depan pintu
kau boleh mengumbar telinga cuma-cuma
mendengarkan detak musik
denting botol
lengking dan tawa
bisa juga kau nikmati
aroma minyak wangi luar negeri
cuma-cuma
aromanya saja
 
ayo…
kita keliling kota
hari ini ada peresmian hotel baru
berbintang lima
dibuka pejabat tinggi
dihadiri artis-artis ternama ibukota
lihat
mobil para tamu berderet-deret
satu kilometer panjangnya
 
kota kita memang makin megah dan kaya
 
tapi hari sudah malam
ayo kita pulang
 ke rumah kontrakan
sebelum kehabisan kendaraan
 
ayo kita pulang
ke rumah kontrakan
tidur berderet-deret
seperti ikan tangkapan
siap dijual di pelelangan
 
besok pagi
kita ke pabrik
kembali bekerja
sarapan nasi bungkus
ngutang
seperti biasa
 
18 November 1996
 
 
 
 
kucing, ikan asin dan aku
 
seekor kucing kurus
menggondol ikan asin
laukku untuk siang ini
 
aku meloncat
kuraih pisau
biar kubacok dia
biar mampus!
 
ia tak lari
tapi mendongak
menatapku
tajam
 
mendadak
lunglai tanganku
aku melihat diriku sendiri
 
lalu kami berbagi
kuberi ia kepalanya
(batal nyawa melayang)
aku hidup
ia hidup
kami sama-sama makan
 
14 Oktober 1996
 
 
 
 
 
 
 ________________
 
 
Tiga puisi di atas dilansir dari buku kumpulan puisi “Aku Ingin Jadi Peluru” karya Wiji Thukul yang diterbitkan pertamakali pada Juni 2000.
 
Sumber :  http://www.sorotnews.com/berita/view/puisi-puisi-wiji-thukul.370.html#.Ul9xwRCZnIW

Tidak ada komentar:

Posting Komentar