semisal
malam, akulah kabut. berkumpul di bawah cahaya lampu sebuah jalan depan
rumahmu. menunggu fajar tiba lalu berpindah di kaca jendela, menempel
di daun- daun. embun yang setia mengingatkanmu bahwa dingin itu seperti
kesepian abadi, melingkari mataku yang tak hendak lepas menatapmu
semisal kata, akulah abjad. menghimpun diri bak puisi, lahir dari
kenangan, hari sepi, cangkir kopi, matahari atau bahkan apa saja. maka
temani penciptaanku sebab engkaulah segala tuju itu
Mei 2014
Dinda Astrid
______________________
(Nukilan puisi Dinda Astrid di Facebook)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar