Selasa, 02 Juni 2015

(Puisi Tamu) - MULANYA ADALAH LANGIT ASTA TINGGI (Karya : Yuli Nugrahani)







Sumber Foto : Koleksi Foto Yuli Nugrahani di Facebook









Asta Tinggi diratapi candra
menusuk daun-daun aren mendesakkan ingatan
pada teras perjumpaan
pada saat tubuhmu tubuhku lekat.
Walau raut hilang dalam malam
namun suara melantunkan irama berpagar tanya.

"Pasirkah hati Pancali, atau batu?"
Tanganku atau tanganmu menadah
kata tergelincir seperti hujan
seperti ujung-ujung awan
dan kita berdua terguncang-guncang
oleh perbedaan.

"Yudistirakah suami Pancali, atau Pandawa?"
Bibirku meregangkan cengkerama
bibirmu menangkapnya sepenuh daya.
Menyudahi perdebatan di pangkal cemara
melumuri prasasti-prasasti dengan kata.
Pasir adalah batu, batu adalah pasir.
Yudistira adalah Pandawa, Pandawa adalah Yudistira.

"Pancali pongah di gelung rambut Krishna."
Itu adalah haknya, katamu.
Kami saling memandang,
kembali pada langit Asta Tinggi, tanpa penilaian
diam dilipat senyuman.


Mei 2015




_____________________

Yuli Nugrahani (Cerpenis dan Penyair Lampung)

Lahir di Kediri 9 Juli 1974. Pernah menjadi wartawan Harian Malang Post dan Pemimpin Redaksi Majalah Nuntius, kini tinggal di Hajimena, Natar, Lampung Selatan. Tulisannya pernah beredar di berbagai buletin, majalah, koran dan jurnal seperti Panyebar Semangat, Terlibat, Lembur, Nuntius, Hidup, Ucanews, Femina, Malang Post, Lampung Post, Suara Karya, Sinar Harapan, Jurnal Perburuhan, Swara Gender, Buletin Insan, Konfrontasi, Teras Lampung, dan sebagainya. Menjadi editor dan penyusun buku untuk Eritis Mihi Testes (2002), Suster-suster Klaris Kapusines Sekincau (2003), Samudera Peziarahan (2010) dan Goro-goro, Kucing Gering Bagong Leong (2013) dan Antologi Puisi Hujan Kampoeng Jerami (2014). Cerpen-cerpennya masuk dalam Antologi Cerpen Kawin Massal (Dewan Kesenian Lampung, 2011) dan Antologi Sastrawan Lampung Hilang Silsilah (Dewan Kesenian Lampung, 2013). Buku cerpennya yang sudah diterbitkan adalah Daun-daun Hitam (Indepth Publishing, 2014, bersanding dengan sketsa-sketsa Dana E. Rachmat). Sedang puisi-puisinya masuk dalam buku : Turonggo Yakso, Memperjuangkan sebuah Eksistensi (2014), Gemuruh Ingatan, 8 Tahun Lumpur Lapindo (2014), dan Hujan Kampoeng Jerami (2014). Buku puisinya adalah Pembatas Buku (Indepth Publishing, 2014). Terakhir menjadi penulis dan editor dalam antologi puisi Titik Temu, yang diterbitkan Komunitas Kampoeng Jerami 2014, berisi puisi-puisi bertema HAM. Selain sebagai ibu rumah tangga dengan dua anak, sehari-hari bekerja untuk Bagian Justice and Peace Keuskupan Tanjungkarang, memberikan pelatihan penulisan di berbagai tempat di Indonesia, mengisi berbagai acara sastra dan kegiatan sosial, dan aktif mengembangkan Gerakan Aktif Tanpa Kekerasan (GATK).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar