Minggu, 29 September 2013

(Puisi) - B i b i r

Puisi






Bibir engkau manis bagai madu
sentuhanmu lembut
engkau membangkitkan yang mati menjadi hidup kembali
segala rasa ada padamu
sebuah cium membalut luka di hati
engkau sangat perkasa
melebihi sepuluh banteng perkasa
dari engkau lahir sebuah kebijaksanaan
bahkan engkau mewarisi sebuah kehidupan abadi
engkau yang pertama berkata
mudah memahamimu
yang bodoh engkau ajar pintar
darimu lahir orang para cendikiawan
darimu ada keselamatan
dunia dibuat semarak karenamu
indahnya warna-warni karena ucapanmu
sebuah kecup penyair menghias puisimu
salammu membuat tenang jiwa-jiwa rapuh
bibir sebelah atas
bibir sebelah bawah
bila terkatup rapat
maka engkau akan disebut
diam

Sebaliknya bisa engkau lakukan
menjadi yang paling laknat dan khianat
sekali ucap bumi bergoyang
musnah tanpa kehidupan

Bibir engkaulah sebuah kehidupan dan kematian






Jakarta, 29 September 2013
Sonny H. Sayangbati






_______________

Karena merupakan bagian mulut dan sangat berperan dalam pembentukan kata-kata, ”bibir”, digunakan secara kiasan untuk tutur kata atau bahasa dan kadang-kadang digunakan dalam paralelisme dengan ”lidah” dan dengan ”mulut”. Sebelum dikacaukannya bahasa di Babel, ”seluruh bumi satu bahasanya [harfiah, ”bibir”] dan satu perbendaharaan katanya”.

Bibir bukan tolok ukur yang andal mengenai isi hati karena bibir dapat digunakan untuk mengucapkan kata-kata yang munafik. Akan tetapi, bibir tidak dapat menyembunyikan kondisi hati yang sebenarnya di hadapan Allah, dan pada akhirnya bibir akan menyingkapkan isi hati.

Secara kiasan, ”bibir yang licin” memaksudkan tutur kata yang menyesatkan. Bibir semacam itu, demikian pula bibir yang kasar dan penuh dusta, dapat merugikan—membuat luka yang sangat dalam bagaikan sebilah pedang atau meracuni seperti seekor ular berbisa. Seseorang yang ”membuka lebar bibirnya” adalah orang yang berbicara tanpa dipikir terlebih dahulu atau secara tidak bijaksana. Hal itu dapat mendatangkan kebinasaan atas dirinya sebab Allah menuntut pertanggungjawaban setiap orang atas tutur katanya.




— Sumber : Insight On The Scripture, Jilid 1 (Edisi Bahasa Indonesia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar