Kamis, 31 Oktober 2013

(Prosa) - T e b u s a n

Prosa









T e b u s a n




Nilai sebuah tebusan yang dibayarkan hendaknya setara, sesuai dengan harga yang dibayarkan, sehingga memiliki nilai keadilan, seringkali nilai sebuah tebusan yang dibayar memiliki nilai lebih dari yang dibayarkan, ini lebih baik.

Para filsuf sekarang sering berkata tentang dosa, dan mereka mengambil istilah ini dari para pendahulu mereka yang berpikir dan terilham. Suatu kaum memiliki dosa, suatu negara memiliki dosa, suatu rezim berkuasa mewarisi dosa, suatu kelompok pernah berbuat dosa.

Dosa telah menyebar ke mana-mana melalui satu orang dosa diwariskan, sebuah gagasan yang tadinya ditentang sekarang ini diolah kembali oleh ahli pikir filsafat, dosa itu nyata bukan saja mewakili perorangan tapi ia pun mewakili berbagai macam kebudayaan.

Kebudayaan mengayau kepala orang, kebudayaan memakai sepatu sempit untuk wanita, kebudayaan memakai kalung dileher seorang wanita, kebudayaan mistis, kebudayaan bertelanjang badan tanpa sehelai kain, kebudyaan memenggal kepala kerbau dan menanam di bangunan, menjadi adat istiadat turun temurun dan lain sebagainya.

Awalnya kebudayaan memiliki kisah, suatu pola pikir nenek moyang sebagai sesuatu yang wajib dipelihara dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Berbagai cara manusia dalam mencapai ketenangan batin dan pencarian seumur hidup akan kedamaian seringkali bersunggingan dengan sebuah kata 'dosa', tanpa disadari, seolah-olah ada suatu pemaksaan, suatu roh yang berkuasa dan mengendalikan kegelapan menjadi terang.

Jika kita menyadari, bahwa kita manusia biasa memerlukan sebuah tebusan dari apa yang kita tidak ketahui yang melahirkan dosa, tebusan itu penting, karena ia menutup dosa dengan sempurna, sehingga kita sebagai manusia layak untuk hidup baru, tidak lagi di bawah bayang-bayang kekelaman atau kegelapan yang membelenggu diri kita.



31 Oktober 2013

1 komentar:

  1. rosenakal.blogspot.com/2013/10/harga-sebuah-kebebasan.html

    Salam #mawarnakal :D

    BalasHapus