Rabu, 12 Maret 2014

(Artikel Sastra) - Proses Kreatif Tulisan Di Dinding



Sumber Gambar : Facebook




"Siapa pun bisa menulis puisi, menjadi penyair. Mudah syaratnya, tulislah suara jiwa dengan kata sederhana, termurni, suara nurani dihiasi keindahan alam dan isinya ditampilkan secara metaforis. Itu berkahNya. Sebaliknya, menulis dengan kerendahan hati yang dibuat-buat  adalah kepalsuan. Maka saya tahu burung yang di dalam sangkar pun menyanyi."



Antologi Puisi Jadilah Terang, Kata Pengantar Naning Pranoto (Wawancara dengan Oprah Winfrey di Majalah Oprah, edisi Oktober 2011, Maya Angelou), h. iv (1).


Kelihatannya memang mudah sekali menuliskan puisi itu, namun menulis puisi tidak benar-benar mudah seperti yang Anda bayangkan, karena menulis puisi melibatkan perasaan jiwa yang paling dalam, kesopanan, dan sebuah nilai yang terkandung dalam gagasan puisi tersebut. Menulis puisi juga melibatkan Anda membaca puisi itu berulang-ulang dengan nada, irama yang sesuai dengan apa yang ditulis. Ini semua melibatkan emosi psikologis Anda sendiri.

Sebenarnya jika Anda ingin menulis puisi dengan segala pernak-pernik dan pesonanya, hanya satu jalan menujunya ke sana, yaitu Anda harus total mencintainya setulus hati, itulah jalan kekasih puisi. Jika Anda memperlakukan puisi hanya sekedar mengisi waktu kosong, atau menghibur diri Anda yang kesepian saja, maka Anda akan terjerumus ke lembah kekelaman.

Apa pun yang Anda lakukan terbih dahulu memiliki dasar yang kuat dan kokoh, hanya cinta saja yang bisa dan memperkokoh dan meluruskan jalan puisi yang Anda akan tekuni nantinya. Sebab jalan puisi penuh liku-liku dan belantara kata, kalimat yang seringkali Anda pun menghadapi jiwa di dalam diri Anda dan pun melawan jiwa dari luar Anda.


Sumber Gambar : Google Images


Kata 'tabah' adalah yang paling perlu Anda miliki, sebab Anda akan menghadapinya kesulitan ini setiap harinya. Ketabahan membuat Anda mengerti dan bijaksana dan membuat mata Anda bersinar dan dapat melihat apa yang tak terlihat mata.

Setelah Anda jatuh cinta pada pandangan pertama dengan puisi, proses selanjutnya adalah mengaguminya dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Mungkin Anda melihat puisi itu ada banyak kekurangannya, di saat yang sama Anda pun melihat kelebihannya, itu semua membuat Anda mengerti dan jatuh cinta untuk kedua kalinya.

Sebenarnya kekurangan puisi adalah banyak hal ingin disampaikan oleh jiwa, namun bahasa simbol puisi tak memadai membuatnya agar semua orang faham dengan apa yang Anda pikirkan, hal ini tidaklah asing, karena Anda barulah memasuki halaman luarnya saja, belum memasuki hati sebelah dalamnya, yang memilki biliki-bilik yang seperti labirin atau rumah semut itu.


“Bergegaslah. Sapulah kamar di hatimu. Persiapkan untuk rumah Sang Kekasih. Saat kau keluar, Ia akan masuk. Di dalam dirimu, saat kau terbebas dari dirimu, Ia akan memperlihatkan keindahanNya”


-Sheikh Shabistari (2)



Sumber Gambar : Google Images



Tinggal dan menetap di rumah puisi Anda akan terkejut sekaligus menakjubkan, ada banyak hal yang tidak Anda ketahui sebelumnya menjadi sedikit tahu saja, itu sebabnya Anda dilarang keras untuk menyombongkan diri Anda setelah masuk dalam bilik kamarnya, dan jangan sekali-kali Anda tertidur dan terlena dalam kasur yang empuk itu, sebab keadaan tidur terlelap membuat Anda bermimpi menjadi raja.

Tidak seorang pun menjadi raja penyair atau presiden penyair, jika pun ada, ia hanya mimpi sejenak dari lamun tidurnya, raja penyair itu terbungkus dalam larva yang tidak akan berubah menjadi kupu-kupu, Anda hanya bisa memegang lendirnya yang lengket dan tak bisa dicuci oleh air, ia hanya bisa hangus oleh api.

Jika engkau mendengar di sana ada raja penyair, syairnya menyelamatkan dunia, atau di situ ada sang pujangga sufi syairnya membelah jiwa, jangan percaya itu, hanyalah pepesan kosong saja. Karena setiap orang yang adalah penyair dan menulis syairnya adalah sesungguh-sungguhnya dialah raja puisi, presiden penyair.

Aku tak pernah percaya omong kosong penyair, aku lebih percaya syairku sendiri, biarlah syairmu milikimu, syairku milikku, jika engkau senang syairku anggaplah itu bonus buatmu, jika engkau tak menyukai syairku anggaplah itu malapetaka untukmu dan keluargamu, aku tidak menyuruhmu untuk membaca, apalagi engkau tarik-tarik ke hatimu, aku tak mau, camkan itu !



“Wahai teman! tidak ada yang menghijabmu, selain dirimu. Di jalanmu tidak ada duri ataupun penghalang, selain dirimu. Kau berkata: haruskan aku mencapai Sang Kekasih atau tidak? antara dirimu dan Sang Kekasih tidak ada siapapun, kecuali dirimu”


- Sheikh Awhad al-Din Kirmani




Jika engkau memilih jalan puisi dalam hidupmu, kosongkon dahulu keinginan dan hasrat menggebu-gebumu itu dalam hatimu, dan hendaknya engkau merendahkan dirimu dan koyakkan busana mewahmu dan tundukkan kepalamu ke tanah, serta balurlah tubuhmu dalam abu.

Berbicanglah dengan dinding kamar kosongmu, bercakaplah dengannya senantiasa, karena ia sesuangguhnya inspirasimu dan cumbui ia seperti engkau mencumbui kekasihmu, tiada yang istimewa dari jalan puisi, jika engkau penuh cinta.







Jaga Blengko, 12-3-14
Jack Phenomenon






_____________________


Sumber :

http://surrender2god.wordpress.com/quotes-from-the-master/ 
Antologi Puisi Jadilah TerangSumber Gambar Google Images

Tidak ada komentar:

Posting Komentar