Ide menurut KBBI adalah: rancangan yg tersusun di dl pikiran;
gagasan; cita-cita. Ide menurut si Kumis a.k.a AK Basuki (cerpenis
Kompas sekaligus mentor saya) adalah bagaimana menuliskan cerita mulai
dari pembuka sampai akhir. Ide menurut saya adalah percikan api pertama
yang kemudian menjadi bara.
Dari hasil obrolan warung kopi,
setiap penulis sepertinya selalu memiliki masalah dalam pencarian ide.
Padahal ide selalu berkeliaran di sekitar kita ibarat partikel udara.
Tugas penulis hanyalah menangkapnya.
Karena dunia penulisan
bukan matematika atau ilmu eksak, tentu tidak ada yang benar dan yang
salah. Setiap penulis bisa mencari ide dengan cara apa saja. Tapi karena
pertanyaan mengenai ide ini terus-menerus diajukan, maka saya akan
berbagi mengenai pencarian ide.
IDE CERITA YANG BAGUS
Beberapa hal di bawah ini bisa menjadi pertimbangan ketika Anda sedang mencari ide:
1. Orisinal
Memang,
setiap tema yang ada di dunia sudah pernah dituangkan dalam bentuk
cerita. Yang membedakan orisinal atau tidak adalah bagaimana cara Anda
meramunya. Katakanlah ide itu sebagai ayam. Dari sepotong daging ayam,
maka dapat dihasilkan berbagai macam masakan: ayam rica-rica, ayam
bakar, ayam goreng tepung, ayam kluyuk, dan lain sebagainya. Tugas Anda
sebagai sebagai koki cerpen adalah menghidangkan sebuah cerita dengan
cita rasa Anda.
Bagaimana cara mengetahui apakah ide yang
Anda miliki itu orisinal atau tidak? Bandingkan dengan cerita lain
dengan tema sejenis.
2. Unik
Ini berkenaan dengan sudut pandang. Biasakanlah berpikir lateral.
3. Kasual
Sederhana dan everlasting.
Menuliskan cerpen dengan tema-tema faktual memang kedengarannya
menarik, tapi cerpen Anda hanya akan bertahan satu minggu, paling lama
dua atau tiga bulan setelah itu dilupakan. Misalnya, Anda menulis
tentang korupsi pengadaan daging sapi yang dilakukan PKS. Ini memang isu
seksi, tapi sampai kapan akan bertahan? Yang harus Anda ambil adalah
esensinya; korupsi, bukan pengadaan daging sapinya atau PKS-nya.
Anda tahu mengapa cerpen "Robohnya Surau Kami"
karya A.A. Navis terus dibaca sampai sekarang? Karena ide di dalamnya
selalu relevan dari zaman ke zaman. Jadi biarkan isu-isu faktual menjadi
pekerjaan wartawan dan hard news-nya, tak usahlah terlalu sering dibawa-bawa ke dalam cerpen.
4. Berkonflik
Pembaca
menginginkan masalah. Maka sodorkanlah masalah. Menuliskan sebuah
pernikahan bahagia, sakinah, mawaddah, warohmah, mungkin menyenangkan
dan memberikan motivasi. Lalu apa? Apa masalah di dalamnya? Tidak ada?
Yang akan terjadi adalah: satu, pembaca mati bosan. Dua, cerpen Anda
akan ditinggalkan.
Ini cerpen, Saudara-Saudara! Bukan cerita motivasi atau nonfiksi inspirasi.
5. Kontemplatif
Penulis
pemula biasanya tergoda untuk menjadi juru dakwah atau tukang ceramah
dengan tujuan agar cerpennya memiliki AMANAH. Dengan tujuan "mulia"nya
itu, dibuatlah cerpen berisi doktrin-doktrin, dogma-dogma, dan omong
kosong lainnya. Sayangnya, tidak ada satupun pembaca yang ingin digurui,
apalagi oleh Anda, pengarang yang tidak memiliki hubungan struktural
apa-apa dengan mereka.
Cerpen yang baik adalah yang menggiring
pembacanya ke dalam perenungan, bukan yang begitu saja melemparkan
hikmah atau amanah. Lalu bagaimana memberikan efek kontemplatif tanpa
menggurui? Membaca cerpen lain dan berlatih. As simple as it.
Sekali lagi, ingatlah bahwa Anda sedang menulis cerita, bukan sedang berdiri di atas mimbar untuk menyampaikan khutbah.
6. Fokus
Dengan
keterbatasan jumlah halaman, seorang penulis tidak akan memiliki ruang
yang cukup untuk menyampaikan seluruh gagasan yang ia miliki. Di sinilah
kepiawaian seorang penulis diuji. Tetapkan skala prioritas, fokuslah
terhadap satu buah spot dan ramu dengan baik. Sebuah cerpen yang detail
akan lebih berharga daripada cerpen dengan gagasan panjang kali lebar
sama dengan luas tapi tidak tuntas.
---
MENJARING IDE
Setiap
penulis tentu memiliki proses kreatif sendiri-sendiri. Kuncinya adalah
kepekaan sehingga bisa menangkap stimulan demi stimulan. Ide ada di
mana-mana dan bisa berasal dari mana saja:
1. Buku/surat kabar/bacaan lain
Jangan
pernah bermimpi menjadi penulis kalau Anda tidak pernah membaca. Di
mata seorang penulis, bahkan plang jalan atau sebuah spanduk bisa
menjadi ide untuk tulisan.
2. Media audio visual
Televisi, bioskop, VCD, dan media audio visual lainnya adalah idea box. Ada film, iklan, sinetron, berita, kurang apa lagi?
3. Nada & aroma
Musik
dan aroma adalah kunci ingatan paling baik. Ada kenangan yang tak akan
sanggup disimpan seluruhnya oleh otak. Maka sebagian ingatan akan
dibuang ke dalam trash bin. Di sinilah fungsi aroma dan musik; sebagai
alat untuk me-restore ingatan.
4. Obrolan
Setiap
orang memiliki kisah yang berbeda. Mengalami berbagai peristiwa yang
tak pernah nyaris sama. Manusia adalah sumber ide yang tak penah habis.
Banyak berbincang dengan orang lain akan memperkaya khazanah Anda.
Belajarlah peka, belajarlah untuk memaknai setiap peristiwa.
5. Tempat umum
Ada
beberapa tempat yang saya sarankan untuk Anda kunjungi; rumah sakit,
pemakaman, terminal, bandara, stasiun, pasar, taman. Anda tinggal
datang, duduk diam, dengarkan semua suara, amati orang-orang dan suasana
di sekeliling Anda. Ada berbagai macam orang, berbagai macam peristiwa.
Gudang ide cerita.
6. Transportasi publik
Saya
paling senang naik kereta api dan bus antar kota. Di sana saya bisa
bertemu dengan banyak orang yang tidak saya kenal kemudian mulai
bertanya-tanya, siapa nama mereka, bagaimana jalan hidupnya, apakah
mereka bahagia atau tidak. Setiap perjalanan tidak pernah sama, ada saja
yang bisa saya ambil sebagai ide cerita.
---
Semoga bermanfaat.
Salam,
____________________
Sumber : Langit Amaravati's Page (Penulis/Cerpenis)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar