Minggu, 24 Agustus 2014

(Puisi) - Bunga Kumkuma









terik matahari membakar kulitku
di bawah kolong langit
akulah si hitam
lihat generasiku memenuhi bumi


dahulu generasiku melintas samudra
seperti sebuah hadiah
aku diberikan kepada raja-raja
menjadi pelayan para ratu

sering aku berada dalam kebun luas
ladang-ladang para tuan kaya
saudagar-saudagar kulit putih
menukar aku dengan mata uang

kakiku dirantai
tidur di ruang gelap dan pengab
lebih dari apapun
generasiku bertahan hingga kini

sebagian orang menyebutku si hitam
dengan sudut mata menolehku
dan mencibir: hi negro
aku diam seperti permata

bahkan seorang raja bijaksana mencintaiku
menemukan aku di tanah lapang
dan sering melihatku di kebun anggur
atau memetik gandum

aku sungguh hanya mencintai kekasihku
dia saja yang boleh menyentuhku
di hari petang aku menyulam
sebuah selendang untuk Majnun





___________________

Jaga Blengko, 24-8-14
Jack Phenomenon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar