Sabtu, 27 September 2014

(Artikel Ringan) - Panduan bagi Redaktur









LPDS, 2 Mar 2009. T.D. Asmadi, pengajar di Lembaga Pers Dr. Soetomo.



Redaktur – bahasa Belanda/Prancis – redacteur: Orang yang menangani bidang redaksi (KBBI). Editor – bahasa Latin edere (e = keluar + dare = memberi). Edere berarti menjulang, menyembul, memberitahukan, atau menerbitkan. Penyunting – ‘sunting’ = hiasan rambut, seperti bunga, kembang goyang (bunga tiruan, umumnya dari logam, yang bergoyang-goyang), tusuk konde, dan lain-lain. Suntingan membuat rambut menjadi mahkota bagi wanita. Penyunting bertugas memperindah naskah.

Bedakan dengan istilah editor pada bahasa Inggris. Media Barat memiliki copy-editor, selain editor/redaktur. Di Inggris/AS yang menjadi editor biasanya tidak memeriksa dan menurunkan naskah. Yang melakukan tugas pemeriksaan/ penurunan adalah copy editor. Jabatan copy editor ini merupakan jenjang tersendiri dan paling mempunyai peluang untuk menduduki posisi tertinggi di struktur organisasi rekdaksi.

Floyd K. Baskette mengibaratkan redaktur sebagai pengasah intan yang menghaluskan, menggosok, menghilangkan cacat, dan membentuk batu menjadi permata. Warren K. Agee, penulis buku dan profesor bidang jurnalisme, lebih tinggi lagi menilainya. Redaktur itu hati nurani surat kabar, katanya. (KBBI: hati nurani adalah hati yang telah mendapat cahaya Tuhan atau perasaan hati yang murni dan yang sedalam-dalamnya). Marjorie Paxson, seorang penerbit di Amerika Serikat, menggambarkan redaktur sebagai orang yang tahu tata bahasa, ejaan, punya perhatian kepada hal yang detail, dan perfeksionis. Seorang yang dapat mengerjakan tugas rutin tanpa bosan, yang menggunakan kreativitas dan imajinasinya untuk mengimbangi kerutinan. Orang yang berpengetahuan luas dan berpikir cepat. Dia juga kaya inisiatif, hati-hati, cerdas, dan memahami tugasnya.

Redaktur itu memang jantung yang menentukan hidup dan mati media massa. Jantung pada manusia letaknya tersembunyi dan besarnya hanya sekepal. Memompa darah 70–80 kali setiap menit. Mengubah darah kotor menjadi darah bersih. Menyalurkan makanan, oksigen, dan zat lainnya bagi miliaran sel yang tersebar di seluruh tubuh.

Nama seorang redaktur tidak pernah muncul dalam sebuah tulisan seorang wartawan. Betapapun banyaknya perbaikan dan penambahan yang dilakukan seorang redaktur, tetap nama orang lain yang muncul. Seorang redaktur, perlu memiliki keterampilan teknis dan kecendekiawanan. Seorang redaktur harus menjadi spesialis dalam bidang yang ditanganinya. Seorang redaktur juga harus menjadi manajer. Seorang redkatur juga harus menjadi guru/pendidik.

Tiga bidang tugas redaktur:
  1. Manajemen, meliputi:
    • keuangan
    • kekompakan tim
    • penilaian/rekomendasi kerja reporter
    • promosi
    • penempatan/mutasi
  2. Pendidikan, meliputi:
    • pelaksanaan etika profesi
    • manajemen organisasi
    • keterampilan jurnalistik, riset,
    • dengan memberi contoh yang baik
  3. Editorial, meliputi a.l.:
    • perencanaan isi
    • pembagian tugas
    • penetapan tugas lapangan
    • penetapan tugas riset
    • pembuatan tulisan
    • editing
Yang tak tidak kalah penting: bersinergi dengan bidang lain (iklan, promosi, sirkulasi/distribusi). Semuanya untuk kemajuan media agar diperoleh keuangan yang mandiri.

Redaktur sebagai pendidik:
  • Membimbing saat mencari bahan
  • Membimbing saat menulis berita
  • Mengembangkan kepercayaan diri reporter
  • Mengembangkan kekuatan dan menghilangkan kekurangan reporter
  • Membimbing agar reporter independen
  • Membimbing agar berani mengambil risiko
Pembimbingan dilakukan dengan tanya jawab dan dengan lebih banyak mendengar
Berbagai pertanyaan yang perlu diajukan kepada reporter:
  • Apa sih yang ingin diketahui pembaca?
  • Bagaimana sih caranya agar pembaca jelas?
  • Tulisan Anda ini tentang apa sih?
  • Sudahkan menemukan fokus tulisan?
  • Kutipan langsung mana yang paling bagus?
  • Siapa tokoh yang paling menarik dalam tulisan Anda?
  • Sudah memikirkan bagaimana akhir tulisan?
  • Bagaimana sih Anda mengetahui hal itu?
  • Seperti apa sih kisahnya?
  • Apa yang terjadi?
Seorang redaktur perlu memahami:
  • Perilaku pembaca/audiens
    • hubungan dengan berita televisi
    • soal kebiasaan pembaca yang selalu berubah
    • yang mereka inginkan dari media kita
    • dll
  • Konsep tentang berita:
    • jika semua media elektronik sudah memberitakan, apa yang akan kita sampaikan kepada pembaca esok harinya?
    • bagaimana menyusun berita?
      • piramida terbalik tunggal sudah tidak memadai lagi, karena sudah “dimakan” media elektronik.
      • kini: sebuah tulisan terdiri dari banyak piramida terbalik yang saling mengait.
Masalah yang paling penting bagi seorang redaktur adalah bukan kapan dia harus mengubah sebuah tulisan, tetapi mengapa dia harus melakukan itu.

Pekerjaan seorang redaktur separuh bersifat keilmuan, setengahnya lagi bersifat seni.

Akurasi dan beberapa bagian bahasa merupakan ilmu, karena ada ukuran benar atau salahnya.

Tetapi pilihan kata untuk sebuah pernyataan, atau peristiwa serta kapan untuk membuang atau menambah sebuah tulisan adalah sebuah pekerjaan seni.

Dalam tugas keredaksian, posisi seorang redaktur ada di tengah pintu. Di dalam ada segerombolan reporter yang menjadi tanggung jawabnya dan di luar ada beribu-ribu pembaca. Semuanya ingin dipuaskan oleh kerja redaktur.

Redaktur bukan hanya mengerjakan tugas keredaksian, tetapi juga manajeman: membagi reporter ke mana bertugas, kapan memuji dan kapan menghardik, mengamati rajin-tidaknya anak buah, mengusulkan kenaikan gaji dll.

Redaktur juga seorang teman bagi reporter. Dia tahu setiap saat kondisi reporter. Dia paham keluarganya dan gaya hidupnya. Dia perlu memahami kelakuan reporter.

Redaktur juga seorang guru. Dia membimbing reporter agar mencari fakta lebih banyak, mencari narasumber yang tepat, membuka literatur yang sepadan. Dia juga memberi saran dan pedoman bagaimana menulis lebih baik.

Dalam menyunting sebuah tulisan, dia melakukannya dengan membaca sedikitnya tiga kali:
  1. Membaca keseluruhan sebagai seorang pembaca biasa.
  2. Membaca sambil memperbaiki semua kekurangan, sebagai seorang redaktur.
  3. Membaca lagi untuk mengetahui bagaimana tanggapan diri sendiri tentang tulisan yang baru saja perbaiki.
Penyuntingan
  1. Membaca tulisan untuk klarifikasi bahasa dan makna tulisan sekaligus menulis kembali jika diperlukan
  2. Memperpendek tulisan dengan tetap menjaga agar esensi dan kepaduannya
  3. Memadukan satu tulisan dengan lainnya atau dengan tulisan yang sedang masuk dari kantor berita, koresponden, dan wartawan untuk menghasilkan satu tulisan yang padu dari berbagai sumber yang kadang bertentangan.
  4. Menjaga agar tulisan tetap ‘masuk’ dalam ruangan yang tersedia.
  5. Mengecek bahasa dan gaya media yang ditanganinya
  6. Mengecek soal-soal fakta: adakah yang keliru.
  7. Mengecek adakah kesalahan legal
  8. Mengecek ‘rasa’ seluruh tulisan.
  9. Menambah fakta penting dan menghindarkan adanya pertanyaan yang tak terjawab
  10. 1Membuat judul sehingga menarik pembaca sekaligus juga membuat subjudul jika diperlukan
Nilai dari seorang redaktur (Paula Ellis dari The State di Columbia, AS)
  • Memandang ke depan sebuah tulisan: apa pengaruhnya bagi masyarakat atau orang per orang.
  • Bentuk tulisan terbaik: bercerita
  • Tidak terpaku pada satu bentuk tulisan, termasuk yang dinilai baku pada media itu.
  • Berbagi peran dalam mengembangkan tulisan
  • Memahami reporter
  • Sifat kritis yang tidak sembarangan
  • Tanamkan nilai-nilai yang Anda kehendaki pada reporter.
  • Evaluasi pada kinerja reporter.
  • Membangun kepercayaan diri reporteer.
  • Membangun kebersamaan.
  • Menempuh risiko
  • Jaga diri sendiri juga
Redaktur memahami benar visi dan misi serta kemudian karakter medianya. Dia harus selalu berpedoman pada hal itu dalam tugas sehari-harinya.

Oleh karena itu juga, seorang redaktur kini harus bersinergi dengan bagian lain, misalnya promosi, iklan, dan bisanis pada umumnya. Karya yang keluar dari sebuah perusahaan media adalah hasil kerja sama semua bidang.

10 Sifat yang Perlu Dimiliki Redaktur (Anne Glover, St. Petersburg Times)
  1. Semangat bekerja (Passion for the work)
  2. Memiliki pengetahuan dasar yang memadai (A solid education in the basics)
  3. Pengalaman (Experience)
  4. Kreativitas (Creativity)
  5. Pengetahuan umum yang luas (Knowledge of the Times)
  6. Memiliki keyakinan (Convictions)
  7. Sikap luwes dan menyadari kenyataan (Flexibility and a sense of reality)
  8. Perhatian kepada detail (Attention to detail)
  9. Rasa ingin tahu yang besar (Curiosity)
  10. Akal sehat (Common sense)
Konsekuensi Tugas Redaktur
  1. Tenang, meski tegang. Redaktur bekerja dalam suasana tegang dan tergesa-gesa. Namun, dalam keadaan demikian dia dituntut untuk sanggup tetap tenang.
  2. Sabar dan bugar. Pekerjaan mengedit itu membosankan. Duduk berjam-jam di ruang tertutup. Mata terus-menerus menatap monitor. Ini mengundang banyak penyakit (mata, pencernaan, stres, dll.). Acap kali juga gemas karena yang ditulis oleh wartawan jauh dari harapannya. Redaktur dituntut untuk sabar dan tetap bugar.
  3. Kerja sama. Penerbitan pers adalah produk kerja sama. Oleh sebab itu, redaktur harus pandai-pandai menjalin kerja sama bukan hanya di selingkup redaksi, melainkan juga dengan bagian iklan, pemasaran, promosi, dan lain-lain.
  4. Berilmu dan berpengalaman. Seseorang diangkat sebagai redaktur karena luas wawasan, dalam pengetahuan, dan banyak pengalamannya.
  5. Berjiwa pendidik. Redaktur berkewajiban membimbing wartawan. Oleh karena itu, ia harus berjiwa pendidik. Mendidik adalah mentransfer ilmu dan mengubah perilaku, kebiasaan, dan kepribadian. Misalnya, mengubah kebiasaan wartawan yang umumnya bekerja tanpa perencanaan, baik dalam mencari bahan tulisan maupun ketika membuat tulisan.
  6. Mencintai bahasa. Sebagian besar pekerjaan mengedit itu memperbaiki bahasa. Konsekuensinya redaktur harus mencintai bahasa dan mahir berbahasa.
  7. Kreatif dan kaya inisiatif. Bisnis media adalah jasa melayani masyarakat. Masyarakat itu dinamis. Redaktur harus selalu memantau masalah yang sedang berkembang, yang sedang digemari, dan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Untuk itu diperlukan redaktur yang kaya inisiatif dan kreatif.
Perlengkapan Redaktur
  1. Agenda
  2. Daftar alamat, termasuk e-mail
  3. Telepon seluler
  4. Kamus Inggris–Indonesia
  5. Kamus Indonesia–Indonesia
  6. Kamus sinonim
  7. Kamus bahasa daerah
  8. Buku Pengindonesiaan Istilah Asing
  9. Buku panduan (style book)
  10. Buku pintar
  11. Ensiklopedi
  12. Buku tata bahasa
  13. Buku ejaan
  14. Peta, termasuk peta kota
  15. Kata-kata mutiara
  16. Data base
  17. Kliping surat kabar, tabloid, majalah
  18. Dan lain-lain.
Bahan-bahan:
  1. Coaching Writers, Editors and Reporters Working Together (Roy Peter Clark dan Don Fry)
  2. The Art of Editing (Floyd K. Baskette, Jack Z. Sissors, Brian S. Brooks)
  3. The Copy Editing and Headline Handbook (Barbara G. Ellis Ph.D)
  4. Redaktur itu Jantung Surat Kabar (Makalah Maskun Iskandar)



____________________

Sumber :  http://rubrikbahasa.wordpress.com/2009/03/02/panduan-bagi-redaktur/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar