Rabu, 14 Januari 2015

(Puisi) - Pertemuan Tembikar dan Surat Dalam Botol


Sumber : Google Images





Sesaat sebelum semua menjadi tembikar
pikaranku kacau balau, tanah lempang yang kuaduk dan injak-injak
menjerit keras kepadaku

'jangan kau sayat diriku lagi, biarkan aku kembali menjadi tanah di bumi,
biarkan aku selalu di bawahmu,
biarkan terika matahari membakar merah tanahku
biarkan aku kembali tak berharga

setelah itu tanah kembali diam
tergeletak pasrah dalam kolam baskom giling
kubiarkan dia seperti itu
selanjutnya dia mengeras kembali tak beraturan bentuknya

sejenak aku mencari udara segar
dan keluar huma mencari angin laut yang meniup ke darat sepoi-sepoi
kunikmati suara gelombang yang datang bergemuruh
menerjang pantai dan pecah terbuyar di kaki telanjangku

kubiarkan gelombang dan ombak datang bergulung menimpa tubuhku
kubiarkan kekuatan alam membentuk aku menjadi tembikar
seperti tanganku yang meliuk-liuk menekan tanah lempang liat itu








Tubuhku basah kuyup oleh hantaman gelombang
dan seperti ceper tubuhku, aku ingat bentuk sebuah gelas yang kosong
ya aku kembali ingat sesuatu benda menyerupai gelas kosong

Dan aku terkejut bukan gelas yang kosong,
tapi sebuah botol panjang berbentuk silender
dengan katup kayu menjadi penyumbatnya
aku ambil botol itu, dan kuamati ada sebuh gulungan kertas di dalamnya

aku pun kembali berlari pulang
ingin segera membukanya di dalam rumah
ada apa dengan semua ini
secara tak terduga menimpaku
dengan kejadian-kejadian yang unik
mulai dengan tanah yang tiba-tiba menjerit dan berbicara padaku
sampai penemuan botol isi sebuah kertas

aku kembali ke dalam humaku
kembali menjadi seorang pembuat tembikar.










Jaga Blengko, 14-1-15
Jack Phenomenon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar