Rabu, 14 Januari 2015

(Puisi) - Senandung Tukang Tembikar dan Penyair






Sumber : Sottosopra 69






perih tubuhmu ingin kutanam dalam genggam tanganku
seperti aku mengulung-gulung tanah liat yang becek
dan membentuknya menjadi bejana

kutumpuk-tumpuk kumpulan tanah liat yang berbentuk bola
kuletakkan dalam peralatan tukang periuk
sampai kumpulan tanah bundar itu cukup

aku bayangkan dirimu
di tempatmu biasa duduk
di sebuah meja yang menghadapap jendela kaca
yang terlihat adalah punggungmu
dan kepalamu yang tertunduk
dalam kertas kosong dan sebuah pena

kita tiada beda aku tukang tembikar dan kamu
tukang menulis syair

dalam membuat periuk bejana seringkali aku lelah
dengan tenaga dan pikiran yang berkecamuk dalam
kehendak dan keinginan, dan keringat dan air mata
turut serta jatuh dalam adonan loyang periuk itu

kadang tanah liat yang kubentuk menjadi keras kembali
keringat dan air mata membantuku membuat tanah keras
kembali menjadi liat dan mudah kukendalikan dan kubentuk

sekarang aku ingat wajah sahabatku nun di sana
berjuta-juta batu jauhnya sedang tertunduk dan masih
menatap kertas kosong tak ada isi satu hurufpun

demikian pun aku tanah yang kubentuk kembali hancur
tak menentu melihat kertas kosong itu masih belum terisi penuh

aku menunggu dengan sabar sampai ada titisan sedikit saja,
maka tangan ini akan bergerak membentuk bejana




[Seri 1 - bersambung] 








Jaga Blengko, 14-1-2015
Jack Phenomenon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar