Sabtu, 24 Januari 2015

(Sudut Pandang/Referensi) - Penderitaan


Seorang pria sedang duduk di reruntuhan sambil menatap foto dengan sedih




PANDANGAN ALKITAB



Penderitaan

Ada yang berpikir bahwa Allah yang membuat manusia menderita atau paling tidak, Ia tak peduli. Tapi, apakah itu yang Alkitab ajarkan? Anda mungkin terkejut dengan jawabannya.

Apakah Allah yang membuat kita menderita?
”Allah Yang Mahakuasa tidak melakukan kejahatan.”Ayub 34:12, Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK).

APA KATA ORANG Ada yang berkata bahwa semua yang terjadi adalah kehendak Allah. Jadi, mereka percaya bahwa Allah yang membuat kita menderita. Misalnya, mereka berpikir bahwa bencana alam adalah hukuman Allah untuk orang-orang berdosa.

APA KATA ALKITAB Allah tidak membuat kita menderita. Alkitab berkata bahwa sewaktu kita menghadapi cobaan, sungguh salah jika kita berkata, ”Aku sedang dicobai Allah.” Mengapa salah? ”Karena sehubungan dengan hal-hal yang jahat Allah tidak dapat dicobai dan dia juga tidak mencobai siapa pun.” (Yakobus 1:13) Jadi, Allah tidak pernah memberi kita cobaan, ataupun penderitaan akibat cobaan itu. Perbuatan seperti itu jahat, sedangkan ”Allah Yang Mahakuasa tidak melakukan kejahatan”.—Ayub 34:12, BIMK.

Jika bukan Allah, lalu siapa atau apa yang menyebabkan kita menderita? Manusia sering ditindas oleh manusia tak sempurna lainnya. (Pengkhotbah 8:9) Ditambah lagi, kita bisa mengalami malapetaka karena ”kejadian yang tidak terduga”, yaitu karena berada pada tempat dan waktu yang salah. (Pengkhotbah 9:11) Alkitab mengajarkan bahwa yang paling bertanggung jawab atas penderitaan manusia adalah ”penguasa dunia ini”, Setan Si Iblis, karena ”seluruh dunia berada dalam kuasa si fasik” itu. (Yohanes 12:31; 1 Yohanes 5:19) Setan—bukan Allah—yang membuat orang-orang menderita.

Apakah Allah peduli dengan penderitaan kita?
”Selama kesesakan mereka, hal itu menyesakkan baginya.”Yesaya 63:9.

APA KATA ORANG Ada yang berpikir bahwa Allah tidak peduli dengan cobaan yang kita hadapi. Misalnya, seorang penulis mengutip apa yang ia sebut sebagai sikap Allah yang ”jelas-jelas tidak kasihan melihat penderitaan kita”. Penulis ini menegaskan bahwa kalaupun Allah memang ada, Ia pasti sudah ”mati rasa” terhadap manusia.

APA KATA ALKITAB Alkitab tidak menggambarkan Allah sebagai pribadi yang tak berbelaskasihan. Sebaliknya, Alkitab mengajarkan bahwa Allah sangat sedih melihat penderitaan kita dan akan segera mengakhirinya. Perhatikan tiga kebenaran yang menghibur dari Alkitab.

Allah tahu penderitaan kita. Sejak manusia pertama kali menderita, tak ada setetes air mata pun yang luput dari perhatian Yehuwa,* yang ”matanya sendiri memperhatikan” segala sesuatu. (Mazmur 11:4; 56:8) Dahulu, sewaktu para penyembah-Nya ditindas, Allah berkata, ”Aku telah melihat penderitaan umatku.” Tapi, apakah Ia hanya sekadar melihat kepedihan mereka? Tidak, karena Ia menambahkan, ”Aku tahu benar kepedihan yang mereka derita.” (Keluaran 3:7) Banyak orang sudah merasa terhibur dengan mengetahui kebenaran itu saja, yaitu bahwa Allah tahu segala penderitaan kita, termasuk yang orang lain mungkin tidak ketahui atau mengerti.—Mazmur 31:7; Amsal 14:10.

Allah sedih melihat kita menderita. Allah Yehuwa tidak hanya tahu tentang penderitaan manusia, tapi juga sedih melihatnya. Misalnya, Allah benar-benar resah sewaktu para penyembah-Nya di zaman dulu menghadapi cobaan. Alkitab berkata, ”Selama kesesakan mereka, hal itu menyesakkan baginya.” (Yesaya 63:9) Meski jauh lebih berkuasa daripada manusia, Allah berempati terhadap orang-orang yang menderita, seolah-olah kepedihan mereka ada dalam hati-Nya! Ya, ”Yehuwa sangat lembut dalam kasih sayang dan ia berbelaskasihan”. (Yakobus 5:11) Selain itu, Yehuwa membuat kita mampu menanggung penderitaan kita.—Filipi 4:12, 13.

Allah akan mengakhiri semua penderitaan manusia. Menurut Alkitab, Allah akan mengakhiri penderitaan semua manusia di planet ini. Melalui Kerajaan surgawi-Nya, Yehuwa akan membuat keadaan manusia berubah total, menjadi lebih baik. Mengenai masa itu, Alkitab berjanji bahwa Allah ”akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan kematian tidak akan ada lagi, juga tidak akan ada lagi perkabungan atau jeritan atau rasa sakit. Perkara-perkara yang terdahulu telah berlalu”. (Penyingkapan [Wahyu] 21:4) Bagaimana dengan orang-orang yang telah meninggal? Allah akan menghidupkan mereka kembali di bumi ini agar mereka juga bisa menikmati kehidupan yang bebas penderitaan. (Yohanes 5:28, 29) Akankah ada yang dibayang-bayangi ingatan menyedihkan tentang penderitaan di masa lalu? Tidak, karena Yehuwa berjanji, ”Hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, ataupun timbul lagi di dalam hati.”—Yesaya 65:17.*

[Catatan Kaki]

Yehuwa adalah nama Allah yang disebutkan dalam Alkitab.

Mengenai alasan Allah mengizinkan penderitaan untuk sementara dan bagaimana Ia akan mengakhirinya, lihat pasal 8 dan pasal 11 buku Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan? yang diterbitkan Saksi-Saksi Yehuwa. Juga tersedia di www.jw.org/id.




_____________________


Sumber : Majalah Sedarlah! Januari 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar